Rumah Tradisional Purwanto di Tambakrejo, Semanu, Semanu terletak di tepi barat Jalan raya Semanu-Candirejo. Rumah ini berdiri di atas urugan tanah yang cukup dalam, karena kontur permukaan tanah yang menurun dari timur ke arah barat. Pada sisi barat bangunan rumah terdapat talud dengan ketinggian 180cm.
Rumah Joglo Purwanto memiliki arah hadap ke selatan. Denah rumah tersebut dapat di gambarkan secara berurutan dari utara ke selatan terdiri atas Lintring, Joglo, pringgitan, dan omah bunder atau Omah Mburi. Di sebelah timur Joglo dan Omah Mburi terdapat bangunan yang digunakan sebagai dapur dan toko. Menurut Ibu Sumiyati, Rumah tradisional Purwanto sudah mengalami banyak perbaikan dan perubahan bentuk. Perbaikan paling banyak terdapat pada bangunan sisi timur.
Bangunan ini merupakan rumah Tradisional Jawa, saat ini digunakan sebagai tempat tinggal. Fasad bangunan kini berupa teras rumah, terdapat gebyok kayu dengan 3 buah pintu bergaya kuputarung dan 2 buah jendela jeruji disamping pintu. pernah dilakukan renovasi pada atapnya memiliki 5 buah jendela dan 8 buah pintu. Sudah pernah dilakukan renovasi pada atap rumah, kondisi lantai rumah masih asli, rumah tidak memiliki plafon, terdapat ragam hias pada atap ndalem rumah, bahan utama dari bangunan rumah adalah kayu.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Jenis Struktur | : | Tradisional |
Jenis Bangunan | : | Tradisional |
Fungsi Bangunan | : | Rumah/Permukiman |
Komponen Pelengkap | : |
|
Deskripsi Fasad | : | Fasad bangunan berupa teras (pendapa) dengan jenis atap limasan. terdapat gebyok kayu dengan 3 buah pintu dengan jenis kuputarung dan 2 buah jendela jeruji di samping kanan kiri pintu. pernah dilakukan renovasi pada atapnya. |
Deskripsi Konsol | : | Konsol berupa kayu sederhana, dengan jumlah 8 buah terletak pada bagian depan |
Deskripsi Jendela | : | Terdapat 5 buah Jendela berjeruji kayu dengan ukuran lebar 60cm dan tinggi 87cm |
Deskripsi Atap | : | Struktur atap Jolgo merupakan struktur penyangga atap berbentuk brunjung. Struktur tersebut terdiri dari Sunduk, sunduk kili, Blandar, dhadha peksi, Tumpangsari, Uleng, jurai dan nok atau molo. Sebagai pengikat dan pengaku keempat soko guru tersebut yaitu sunduk dan sunduk kili. Tumpangsari memiliki jumlah 3 sementara uleng 5. Pada bagian ujung balok tumpang sari paling atas terdapat 4 pola hias buah keben atau kebenan yang berfungsi sebagai pengunci. Pada bagian uleng, midhangan dan dhadha peksi diberi cat dengan warna dasar putih krem. Midhangan ditutup oleh kayu dengan pola floral. Pada balok dhadha peksi terdapat ukiran berpola hias daun atau patra, bunga, dan lung lungan atau tumbuhan menjalar. Usuk Joglo berbentuk rigereh. Atap penutup Joglo menggunakan genteng keripik. Bubungan genteng pada bagian dudur dan molo ditutup dengan wuwung seng berpola bongkak pada ujung ujungnya. Wuwung paling atas yang menutup molo, di beri hiasan Gunungan wayangAtap masih terawat dan sudah pernah dilakukan renovasi |
Deskripsi Lantai | : | Lantai menggunakan floor yang di aci dengan motif tegel berbentuk belah ketupat dengan ukuran 20 x 20 cm. |
Deskripsi Kolom/Tiang | : | Seluruh tiang Saka Guru berdiri di atas umpak berbentuk kerucut terpancung dengan ketinggian 28 cm. Umpak terbuat dari batu kapur putih tanpa motif tapi sudah di beri warna cat hitam. Keempat Saka Guru tersebut menopang struktur atap Joglo. |
Deskripsi Ventilasi | : | Rata rata ukuran ventilasi memiliki lebar 43cm dan tinggi 18cm |
Deskripsi Plafon | : | Tidak memiliki plafon |
Jenis Ragam Hias | : | Terdapat ragam hias pada atap bagian ndalem rumah. Pada bagian dalam terdapat rete-rete kayu berwarna biru. Pada bagian lubang ventilasi juga terdapat ragam hias berupa 3 buah lubang Panjang dengan kedua ujung berbentuk wajik. Pada atap juga terdapat mahkuta berbentuk tanduk |
Desain | : | Bangunan tradisional Jawa memiliki desain arsitektur vernacular, yaitu sebuah gaya atau desain arsitektur yang disesuaikan dengan kondisi setempat bai |
Fungsi Situs | : | Rumah/Permukiman |
Fungsi | : | Rumah/Permukiman |
Peristiwa Sejarah | : | Pada masa sekitar tahun 1960an, rumah ini sempat digunakan sebagai tempat singgah pasukan TNI disaat melakukan pembersihan anggota PKI. |
Nilai Sejarah | : | Bangunan rumah ini sempat digunakan sebagai tempat menjamu para tentara Indonesia disaat melawan pemberontakan di era setelah kemerdekaan,Gaya bangunan rumah ini mempresentasikan kesejarahan gaya bangunan rumah tinggal pada masa itu. |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Arsitektur dan Arkeologi : bangunan ini mempunyai bentuk yang khas sebagai bangunan dengan ciri arsitektur tradisional Jawa bergaya Mataram Islam Kerakyatan.Sosial : menjadi bahan edukasi dan informasi tentang gaya arsitektur rumah tinggal, materi bangunan, filosofi bangunan dan ruang, peruntukan dan pembagian masing-masing ruang, adaptasi dengan iklim, serta fungsinya di dalam interaksi sosial budaya masyarakat pada masa itu. |
Nilai Pendidikan | : | Bangunan rumah ini sebagai objek pembelajaran pendidikan dan kebudayaan yang berkembang pada masa abad awal 20 |
Nilai Budaya | : | keluarga dan sosial masyarakat, maupun memperlihatkan pengetahuan pemilik akan materi bangunan serta filosofinya |
Nama Pemilik Terakhir | : | Sumiyati Purwanto |
Alamat Pemilik | : | Tambakrejo, RT 06 RW 45 |
Riwayat Kepemilikan | : | Menurut penjelasan Ibu Sumiyati – Istri dari almarhum Purwanto , rumah Joglo ini semula di miliki oleh So Sentono yang diwariskan kepada anaknya yang bernama Harjosuwito. Harjosuwito kemudian mewariskan lagi kepada Sumiyati. Harjosuwito semula tinggal di rumah yang terletak di sebelah barat dari Joglo ini. Pada tahun 1959 Joglo berdiri dan dihuni oleh keluarga Harjosuwito, dan dilanjutkan lagi oleh warisnya yaitu keluarga Sumiyati Purwanto singga sekarang. |
Nama Pengelola | : | Sumiyati Purwanto |
Alamat Pengelola | : | Tambakrejo, RT 06 RW 45 |
Persepsi Masyarakat | : | Rumah Joglo |
Catatan Khusus | : | Terawat dan digunakan sebagai rumah tinggal.Pada tahun 2016/2017 Rumah Joglo Sumiyati Purwanto mendapatkan penghargaan dan dana bantuan dari BPWBCB DIY. Dana yang diberikan kemudian dipergunakan untuk memperbaiki :1. Wuwung pada bagian lintring dan Joglo2. Reng dan usuk bangunan lintring3. Permukaan lintring ditutup dengan batu putih4. Lantai ruang mushola pringgitan diganti keramik5. Perbaikan uleng berupa penutupan dengan papan kayu dan penambahan cat. |