Loading

Rumah Tradisional Milik Sri Hartinah

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Berdasarkan denah, rumah milik Sri Hartinah, terdiri atas enam bangunan. Dua joglo di bagian depan berfungsi sebagai pendapa dan dalem. Satu bangunan limasan di sisi timur berfungsi sebagai gandhok tengen. Dua bangunan kampung di sisi barat berfungsi sebagai gandhok kiwa dan satu bangunan kampung di sebelah selatan sebagai pawon. Rumah Joglo milik Sri Hartinah menghadap ke utara, memiliki halaman di sebelah utara dan dibatasi jalan kampung.

1) Pendapa

Bangunan pendapa menggunakan model joglo lawakan. Konstruksi atap brunjung. Pendapa memiliki emper dibagian utara dengan empat saka kayu yang terdapat ukiran dan di bagian barat memiliki lima saka kayu tanpa ukiran.Lantai pendapa berupa plesteran semen. Pendapa ini memiliki tujuh pintu dan dua jendela; tiga pintu di sisi utara, tiga pintu di sisi barat, dan satu pintu serta dua jendela di sisi timur. Pendapa ini memiliki empat sakaguru terbuat dari kayu berdiri di atas umpak kayu bermotif hias. Dua batang kili (kayu panjang di bawah pangeret atau pamidhangan, menancap miring pada saka dengan purusnya) dan dua batang sunduk (kayu yang berada di bawah blandar atau pamidhangan, berkedudukan miring serta masuk ke dalam saka) menghubungkan sakaguru menggunakan teknik sambung purus. Blandar pamidhangan terdiri atas dua batang blandar pamidhangan panyelak, dan dua batang blandar pamidhangan pamanjang. Santen (komponen kayu yang merangkai sunduk dan blandar pamidhangan) bermotif hias ukiran dan disungging, berada di antara sunduk dan blandar pamidhangan. Blandar lar-laran di bagian pamanjang dan panyelak masing-masing terdiri dari tiga batang bersusun tumpangsari membentuk piramida terbalik. Pengunci dengan bentuk nanasan berada di keempat sudut blandar lar-laran, digunakan untuk mengunci dua blandar lar-laran paling atas dengan dudur brunjung. Di bagian tengah pamidhangan terdapat dhadha paesi berhias ukiran dan disungging. Blandar singup di tengah uleng tersusun dari lima batang balok. Langit-langit pamidhangan ditutup dengan papan kayu berhias ukiran. Usuk dipasang model ri gereh. Atap joglo ditutup dengangenteng dan bubungan vlaam

2) .Dalem

Bangunan dalem menggunakan model joglo lambang teplok. Konstruksi di bagian sakaguru, hampir sama dengan bagian pendapa. Dua batang kili dan dua batang sunduk menghubungkan sakaguru menggunakan teknik sambung purus. Blandar pamidhangan terdiri atas dua batang blandar pamidhangan panyelak, dan dua batang blandar pamidhangan pamanjang. Blandar lar-laran bagian pamanjang dan panyelak masing-masing terdiri dari empat batang bersusun tumpangsari. Dua santen, bermotif hias ukiran di antara blandar pamajang. Dhadha paesi di dalemini juga berhiaskan ukiran dengan tidak disungging. Langit-langit pamidhangan ditutup dengan kepang bambu. Dalem memiliki emper tengen yang saat ini digunakan sebagai tempat makan. Lantai pada bagian dalem berupa plesteran semendengan peninggian 20 cm. Dalem memiliki lima pintu yang bergaya seblak kupu. Di sisi utara terdapat tiga pintu dengan kaca di setiap daun pintunya sedangkan di sisi timur dan barat daun pintu sepenuhnya terbuat dari kayu. Di dinding sisi timur dan barat terdapat jendela yang masing masing memiliki tiga buah daun jendela Sakaguru terbuat dari kayu berdiri di atas umpak batu putih berlapis kayu bermotif hias. Dua batang kili dan dua batang sunduk menghubungkan sakaguru menggunakan teknik sambung purus. Blandar pamidhangan terdiri atas dua batang blandar pamidhangan panyelak, dan dua batang blandar pamidhangan pamanjang. Santen, bermotif hias ukiran, berada di antara sunduk dan blandar pamidhangan pamanjang. Blandar lar-laran di bagian pamanjang dan panyelak masing-masing terdiri dari tiga batang bersusun tumpangsari membentuk piramida terbalik. Pengunci berbentuk buah keben berada di keempat sudut blandar lar-laran, digunakan untuk mengunci dua blandar lar-laran paling atas dengan dudur brunjung. Di bagian tengah pamidhangan terdapat dhadha paesi berhias ukiran. Langit-langit pamidhangan ditutup dengan anyaman bambu. Usuk dipasang model ri gereh. Atap jogloditutup dengan genteng dan bubungan vlaam.

3) Gandhok Tengen dan Gandhok Kiwa

Gandhok tengen dan gandhok kiwa roboh karena gempa bumi tahun 2006. Kedua bangunan gandhok sudah dibangun kembali, namun tidak memperhatikan prinsip-prinsip pemugaran dalam arkeologi. Bangunan sudah berubah bentuk, tidak ada pembagian ruang seperti semula.Saat ini gandhok tengen dimanfaatkan untuk gudang,sedangkan gandhok kiwa digunakan untuk garasi.

4) Pawon

Pawon atau dapur berada di bagian belakang bangunan dalem. Bangunan ini termasuk bangunan baru.

 

 

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Tradisional Jawa
Tahun : 1826
Nama Lainnya : Joglo R. Hardjosoedarmo
Alamat : Dusun Payaman Utara RT 10 RW 18, Girirejo, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.92907972° S, 110.389602° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati No. 416 Th 2017


Lokasi Rumah Tradisional Milik Sri Hartinah di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tata Letak Dalam Ruang Kawasan : Bangunan ini bergaya arsitektur vernacular jawa. Bangunan dengan bentuk atap joglo yang difungsikan sebagai ruang tamu ini, terlihat tidak banyak mengalami penambahan dan perubahan. Dengan bahan material kayu dari tembok hingga umpak. Bangunan dengan sebutan joglo kembar ini memiliki joglo depan dengan sebutan omah lanang dan joglo bagian belakang dengan sebutan joglo wedok dengan pringgitan sebagai pemisah diantaranya.
Deskripsi Fasad : Bangunan dengan atap joglo yang menjulang tinggi ini sangat kental akan arsitektur vernacular jawa. Dengan tembok yang masih berbahan panil massif kayu serta terdapat beberapa ukiran pada kolom atau soko bangunan serta lantai yang masih berupa rabat beton.
Deskripsi Konsol : Sama halnya konsol-konsol lainnya yang terdapat di jawa atau wilayah mataram, kayu memanjang pada sumbu x dan y yang di sokong oleh kayu miring membentuk sudut miring pada sisi bawahnya.
Deskripsi Jendela : Pada bangunan ini hanya ditemukan satu jenis jendela, yaitu jendela dengan dua daun jendela dan pada sisi luarnya terdapat kisi-kisi yang terbuat dari kayu. Jendela jenis ini banyak di jumpai pada bangunan-bangunan vernacular jawa atau pada bangunan Kerajaan Mataram.
Deskripsi Pintu : a. Pintu yang terdapat pada joglo depan ini merupakan pintu dengan gabungan dari beberapa panil kayu yang disusun membentuk dua daun pintu.b. Pintu ini terletak pada pringgitan yaitu ruang yang menghubungkan antara joglo depan dan belakang. Pintu yang sudah berusia ratusan tahun ini keropos dibagian bawah daun pintu.c. Pintu yang terdapat pada bangunan tambahan yang difungsikan untuk ruang penyimpanan barang ini masih asli meskipun bangunan nya adalah bangunan baru.
Deskripsi Atap :  Bangunan memiliki dua jenis atap, yaitu joglo dan atap kampong. Untuk atap joglo terdapat pada ruang tamu dan ruang Dalem atau ruang keluarga. Sedangkan untuk pringgitan dan gudang menggunakan atap kampong
Deskripsi Lantai :  Lantai yang ada pada rumah berupa rabat beton.
Deskripsi Kolom/Tiang : (a) Soko guru yang terdapat pada bangunan ini masih asli tanpa ada penambahan maupun penggantiaan bagian-bagian tertentu. Umpak masih terbuat dari kayu dengan tumpangsari yang berada di atasnya yang juga masih asli. Kondisi yang baik akan tetapi kurang terawat. Soko dengan material kayu jati ini sudah sangat jarang ditemui karena umpak yang terdapat pada rumah ini masih menggunakan kayu.(b)  Soko pengeret atau soko disekeliling soko guru ini juga sama dengan soko guru. Umpak yang masih terbuat dari kayu dengan kondisi baik akan tetapi kurang terawat. Terdapat ukiran disetiap kolom. Kayu yang berbahan jati ini masih dapat dijumpai dengan baik disetiap sudut rumah.
Deskripsi Ventilasi : Ventilasi yang tedapat pada rumah hanya celah yang terdapat diantara blandar dengan tembok.
Deskripsi Plafon : tidak terdapat plafon
Jenis Ragam Hias : (a) Saton dengan motif lung-lungan pada kolom. Pada kolom luar terdapat ragam hias dengan bentuk saton yang dilengkapi dengan motif sulur-sulur tanaman daun yang biasa disebut dengan lung-lungan.(b) Padma pada umpak. Padma pada umpak kayu ini masih terlihat jelas gura dan liyuk-liyuknya. Meskipun umpak sudah sedikit tertimbun rabat beton karena pembangunan rabat beton dilakukan belakangan.(c) Probo, Lung-lungan dan tlacapan pada dadapeksi. Lunglungan berupa sulur-sulur daun yang memanjang. Probo pada tengah dadpeksi.(d) Padma pada pamidhangan
Desain : Bangunan dengan sebutan joglo kembar ini struktur ruang yang ada sama dengan bangunan Dalem Surakarta. Dengan pendopo yang bersambung dengan pringgita
Interior : Rumah ini dipenuhi dengan ukir-ukiran dan ragam hias yang masih asli. Berbahan kayu dan diukir dengan sangat baik. Beberapa sudut bangunan sudah menja
Tokoh : Pemilik bernama R. Hardjosoedarmo, merupakan kakak dari lurah pertama di Imogiri, yakni pemilik rumah Joglo Lurah Dongkol.
Peristiwa Sejarah : Menurut narasumber, bangunan ini didirikan sejak tahun 1862, angka tahun tersebut terlihat pada salah satu Geganja yang disimpan oleh pemilik bangunan. Rumah ini juga dipakai untuk tempat koperasi Batik Karangtunggal yang terdapat di Imogiri mirip dengan Joglo Lurah Dongkol yang juga dipakai sebagai tempat sentra pembuatan batik. Benda-benda peninggalan pembuatan batik masih tersimpan di halaman belakang rumah. Benda pusaka berupa keris dan dua buah tombak juga masih disimpan pemilik.Rumah tradisional milik Ibu Sri Hartinah dibangun pada bulan November pada tahun 1920an. Rumah ini merupakan rumah tinggal Bapak Harjo Sudarmo. Pada tahun 1982- 1995, joglo dimanfaatkan sebagai tempat usaha batik tulis. Gempa Jogja pada tahun 2006 tidak menimbulkan kerusakan yang parah pada konstruksi joglo. Bentuk joglo masih asli dari awal pembangunannya. Pada tahun 2016 dan 2017, pernah dimanfaatkan sebagai tempat pengambilan gambar untuk film dan dokumenter. Pemanfaatan joglo pada saat ini ialah sebagai rumah tinggal, tempat pengajian rutin, tempat pertemuan warga, dan kegiatan posyandu anak. 
Konteks : Bangunan ini memiliki arsitektural jawa, pada tiang kayu pendopo terdapat ukiran hiasan. Sejauh penelusuran tim inventarisasi hanya rumah ini satu satunya rumah yang memiliki tiang dengan ukiran tersebut. Hal menarik lainnya adalah pada umpak yang berbahan kayu, yang hanya terdapat di bangunan Joglo ini. Sedangkan pada rumah-rumah lain di Imogiri tidak terdapat umpak dengan berbahan kayu, semuanya berbahan batu.Arstiektural joglo yang memiliki bahan hampir semuanya kayu dari umpak hingga tembok yang berbahan kayu hanya terdapat pada bangunan ini.
Nilai Sejarah : Salah satu bukti tempat perkembangan batik tulis
Nilai Ilmu Pengetahuan : 1) Menggunakan model arsitektur tradisional Jawa yang tampak dari tipe bangunan joglo, limasan, dan kampung. Masing-masing tipe memiliki teknologi khusus dalam proses pembangunannya.2) Kayu jati digunakan sebagai bahan utama baiksebagai komponen struktur bangunan maupun elemen arsitektural. Konstruksi menggunakan teknik bongkar pasang (knock-down) dengan teknik sambungan purus dan pasak tanpa paku
Nilai Pendidikan : Sebagai pembelajaran masyarakat umum dan peserta didik tentang teknologi pembangunan rumah tradisional Jawa. Pada akhirnya hal itu dapat memberikan inspirasi bagi pendidikan karakter bangsa
Nilai Budaya : Rumah tradisional milik Ibu Sri Hartinah menunjukkan bahwa leluhur kita telah memilikikemampuan tinggi untuk membangun rumah tradisional yang khas. Rumah merupakan suatu susunan yang terdiri atas beberapa bangunan dan halaman (ruang terbuka). Selain memperhatikan fungsinya, rumah tradisional Jawa juga memperhatikan hubungannya dengan alam, seperti matahari, arah angin, hujan, aliran air di bawah tanah,dan kondisi tanah. Rumah tradisional Jawa memiliki komposisi dan proporsi yang khas menunjukkan karakteristik arsitektur Jawa, yang tercermin pada pembagian area publik dan pribadi, penyusunan pola tata letak bangunan secara simetris sesuai sumbu utara selatan untuk menunjukkan tingkat kesakralan, pembagian elemen bangunan sebagai manifestasi gambaran manusia (bangunan terdiri dari bagian kaki, badan,dan kepala), penggunaan kayu jati yang merupakan kayu terbaik sebagai material konstruksi maupun non konstruksi, mengenal ragam hias yang kaya simbol,serta berbagai ritual yang berhubungan dengan pendirian rumah.
Nilai Ekonomi : Pada tahun 2016 dan 2017, pernah dimanfaatkan sebagai tempat pengambilan gambar untuk film dan dokumenter. Pemanfaatan joglo pada saat ini ialah sebagai rumah tinggal, tempat pengajian rutin, tempat pertemuan warga, dan kegiatan posyandu anak.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Ibu Sri Hartinah (anak dari R. Hardjosoedarmo pemilik joglo)
Alamat Pemilik : Dsn. Payaman, Kel. Girirejo, Kec. Imogiri, Bantul.
Riwayat Kepemilikan : 08122956156 (Ibu Retno)
Pengelolaan
Nama Pengelola : Ibu Retno (anak dari Ibu Sri Hartinah)
Alamat Pengelola : Dsn. Payaman, Kel. Girirejo, Kec. Imogiri, Kabupaten Bantul.
Nomer Kontak : 08122956156 (Ibu Ret
Persepsi Masyarakat : Bangunan ini dikenal masyarakat sebagai bangunan joglo tertua dikawasan Imogiri. Pemilik merupakan kakak dari Lurah pertama di Imogiri yakni pemilik Joglo Lurah Dongkol.
Catatan Khusus : Bangunan Ini tercatat sebagai warisan budaya di Dinas Kebudayaan DIY dengan nama Joglo Sri Hartinah. Setelah tim melakukan surve pada bangunan tersebut dan mewawancara dari ahli waris bangunan ini, pemilik rumah tidak mengetahui bahwa bangunan rumah tersebut merupakan Cagar Budaya sedangkan data list cagar budaya yang terdapat pada Dinas Kebudayaan Provinsi menyebutkan bahwa terdapat tiga SK cagar budaya pada bangunan joglo ini. Yakni: SK Bupati No. 416 Th 2017; SK Gub DIY No. 210/KEP/2010; dan SK Menteri No PM.89/PW.007/MKP/2011. Pemilik sekaligus narasumber menyebutkan bahwa bangunan ini belum pernah mendapat penghargaan atau sertifikat mengenai pemberian status Bangunan Cagar Budaya. Menurut kami kemungkinan terdapat kesalahan dalam memasukkan data SK pada bangunan tersebut. Pemiliki sekaligus narasumber (ahli waris) mengusulkan apabila bangunan rumahnya dijadikan bangunan cagar budaya agar nama Joglo Sri hartinah diganti menjadi Joglo R. Hardjosoedarmo.Menerima Penghargaan Penghargaan Pelestari Cagar Budaya Tahun 2018Koordinat UTM SK : X : 433540 Y: 9123674