Loading

Deskripsi Singkat

Bangunan Gedung Seminari Tinggi berada di Jl. Ahmad Jazuli No. 2 Kelurahan Kotabaru. Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Warisan budaya ini terletak di sebelah selatan Gereja Santo Antonius. Orientasi bangunan ini mulanya menghadap ke arah selatan, namun sejak tahun 1988 bangunan ini menghadap ke arah timur. Bangunan ini didirikan sebagai salah satu komponen pelengkap sarana yang ada pada saat pembangunan Kawasan Kotabaru.
Berdiri sejak 1927, awalnya Gedung Seminari difungsikan sebagai tempat pendidikan bagi sarana belajar bagi umat Katholik yang ingin mendalami ajaran-ajaran Kristus. Sebagai sebuah sarana belajar, bangunan ini juga dilengkapi dengan ruang aula, ruang kelas dan ruang auditorium. Bangunan ini pernah direbut oleh tentara Jepang dari Belanda pada masa pendudukan Jepang. Pada saat masa pendudukan tersebut bangunan ini difungsikan sebagai Kantor Koochi (Kantor Tentara Jepang/kamp konsentrasi). Kemudian pada masa kemerdekaan bangunan ini difungsikan sebagai Kantor Kementrian Pertahanan. Semenjak tahun 1968 bangunan ini dikelola oleh Yayasan Pusat Kateketik/PUSKAT (Pradnyawidya) dan berfungsi sebagai tempat calon Petrus Keuskupan Semarang hingga sekarang ini.
Bangunan ini memiliki langgam Indis dengan bentuk jendela louvered dan tegel kunci berwarna abu-abu yang menjadi ciri khas bangunan Indis. Bangunan ini masih menunjukkan tapak keasliannya.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Tahun : 1927
Nama Lainnya : Kampus V Sanata Darma
Kawasan : Kawasan Kotabaru
Alamat : Jl. Ahmad Jazuli No. 02 Belum Ada, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.7888610414506° S, 110.36991925089° E

No. Registrasi Nasional RNCB.20111017.02.000223
SK Gubernur : Nomor 237 Penetapan 12 Banguna
SK Walikota/Bupati : SK Gub. No 210/KEP/2010


Lokasi Seminari di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Kolonial
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Kolonial
Fungsi Bangunan : Rumah/Permukiman
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Asli
  2. Ventilasi,Asli
  3. Jendela,Asli
  4. Kolom/Tiang,Asli
  5. Lantai,Ditambahkan
  6. Plafon,Asli
  7. Atap,Asli
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Deskripsi Fasad : Sejatinya bangunan ini dari fasadnya akan terlihat arsitektur Indischenya. Namun karena ada perenovasian pada 1980-an maka fasad bangunan telah berubah, dengan adanya penambahan pada bangunan di bagian fasad bangunan.
Deskripsi Konsol : Konsol bangunan hampir semuanya terbuat dari beton. Yang kemungkinan masih asli ialah konsol talang pada bagian timur bangunan.
Deskripsi Jendela : Jendela pada bangunan ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu jendela krepyak yang kemungkinan merupakan jendela asli bangunan dan letaknya terdapat di lantai 2, kemudian jendela dengan frame kayu dan kaca berpanil, terakhir jendela frame kayu dengan kaca tanpa panil.
Deskripsi Pintu : Untuk pintu, bangunan ini memiliki beragam jenis pintu dan hampir semuanya merupakan pintu dari kayu yang terdapat kaca tanpa panil di tengahnya, hanya ukuran dan penempatan kaca saja yang berbeda. Namun ada yang berbeda dengan pintu lainnya yang terdapat di bagian belakang/timur bangunan yaitu terbuat dari baja dan besi. Dahulu ruangan tersebut digunakan sebagai ruang penyiaran (Radio) pada masa-masa kemerdekaan.
Deskripsi Atap : Atap bangunan (asli) di bagian belakang fasad menggunakan bentuk atap limasan. Sedangkan untuk bagian fasad menggunakan bentuk atap modern.
Deskripsi Lantai : Lantai bangunan menggunakan lantai keramik dan tegel.
Deskripsi Kolom/Tiang : Tiang bangunan hampir semuanya menggunakan tiang dari beton. Hanya tiang pada bagian selasar bangunan saja yang menggunakan bahan dari kayu.
Deskripsi Ventilasi : Untuk ventilasi terdapat 2 jenis yaitu boven dan roster. Untuk roster berbentuk balok yang vertical, kemudian boven memiliki beberapa jenis bentuk, tetapi semua bahan utama dari boven ialah frame kayu dan panil kaca di tengahnya.
Deskripsi Plafon : Plafon dari bangunan ini menggunakan gypsum sebagai bahannya. Hanya ruangan di lantai 2, tepatnya di ruang untuk menginap tamu yang terbuat dari jerami (asli)
Jenis Ragam Hias : Ragam hias pada bangunan ini ialah kaca patri yang memiliki beberapa jenis gambar di dalamnya.
Arsitek : ARCH.EN.INGRS.BUR.FERMONT-CUYPERS' Biro Arsitektur dari Belanda
Desain : Desain bangunan ini hampir sama dengan sekolah pada umumnya, yaitu memiliki ruang terbuka untuk aktifitas murid, kemudian terdapat selasar/lorong panj
Interior : Interior bangunan ini memiliki perbedaan pada fasad bangunan. Fasad bangunan yang merupakan penambahan baru difungsikan sebagai lobby dan ruang public
Fungsi Situs : Rumah/Permukiman
Fungsi : Rumah/Permukiman
Peristiwa Sejarah : Gedung Seminari yang kini  menjadi  bagian  dari kompleks Kolese Santo Ignatius merupakan  satu dari dua bangunan di Kota Baru yang  diketahui arsiteknya.    Bangunan    yang  pada    awalnya bemama  Hoog  Seminarie  (Seminari  Tinggi)  ini, pada  bagian  kaki  bangunan  sebelah  selatan terdapat    plakat prasasti yang tertulis "ARCH.EN.INGRS.BUR.FERMONT-CUYPERS' yang  merupakan  biro arsitek  dan  pembangun gedung-gedung di Hindia Belanda yaitu  N. V. Architecten-Ingenieursbureau Fermoni te Weltevreden en Ed. Cuypers  te  Amsterdam. Pembangunan gedung mi dilakukan pada periode  waktu kemudian karena   pada  peta kawasan  kota  Yogyakarta  tahun  1925  belum tampak. Bangunan ini baru ada pada 1927 dan dikhususkan sebagai sekolah bagi para calon pastor. Namun pada masa era kemerdekaan bangunan ini pernah menjadi penyiaran radio Indonesia.
Konteks : Sekolah pastoral bagi agama katolik dan sebagai bangunan yang pernah difungsikan sebagai radio republik Indonesia.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : -
Pengelolaan
Nama Pengelola : Yayasan Seminari, Yayasan Sekolah Tinggi Kataketik (Pradnyawidya) dan
Alamat Pengelola : Jl. Ahmad Jazuli No.2, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah
Nomer Kontak : (0274) 589035
Persepsi Masyarakat : Masyarakat awalnya tidak mengetahui soal bangunan ini merupkan bangunan Kolonial. Namun mereka tahu bahwa bangunan ini telah berdiri sejak lama.
Catatan Khusus : Bahan utama penyusun bangunan: Bata penyusun dinding, kayu sebagai kerangka atap dan kusen pintu dan jendela, genteng sebagai penutup atap dan lantai menggunakan tegel abu-abu dan merah. Bahan pelengkap: Besi sebagai kisi-kisi jendela dan pintu.Rehabilitasi bangunan terakhir dilakukan pada 1983 (wawancara dengan Romo Herman).Rekomendasi: Bangunan ini memang masih dalam tingkat keterawatan yang baik, namun bangunan ini membutuhkan renovasi pada bagian belakang bangunan.