Loading

Deskripsi Singkat

 

Struktur komponen dari Regol Sri Manganti I dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu atap, badan, kaki, dan pintu. · 

  1. Bagian atap dari struktur Regol Sri Manganti 1 memiliki desain layaknya atap tajug dengan tiga tingkatan. Masing – masing tiangkatan memiliki ukuran yang berbeda. Tingkat paling bawah memiliki ukuran terbesar, diatasnya merupakan tingkatan dengan ukuran atap sedang, dan pada puncaknya merupakan struktur atap dengan ukuran terkecil. Pada bagian ini terdapat ornament berupa antefik polos pada tiap sudut tingkatan. Di bagian pipi masing – masing tingkatan juga terdapat tambahan ornament berupa tumpal dan lingkaran yang dipasang melingkar secara bersealng - seling. Atap regol Sri Manganti 1 tidak tampak memiliki ornament pahatan. 
  2. Struktur badan regol Sri Manganti 1 merupakan struktur vertikal layaknya kolom pada bangunan yang digunakan untuk menopang struktur atap di atasnya. Bagian permukaan dari struktur badan ini tidak terdapat hiasan atau ornamen apapun. Hiasan justru terdapat pada bagian panil batu putih yang dibentuk layaknya sayap di sisi kiri dan kanan badan gapura. Kedua sayap tersebut dipasang menempel pada permukaan gapura sisi timur dan barat dengan ketingggian sejajar tembok keliling di sampingnya. 
  3. Kaki merupakan struktur paling bawah dari Gapura Sri Manganti I. Pada bagian ini terdapat berbagai ragam hias yang berupa antefik dan ukiran – ukira ragam geometris.
  4. Pintu pada bagian ini dibuat dengan bahan kayu dan model kupu tarung. Pada bagian permukaannya terdapat hiasan berupa ukiran – ukiran yang bermotif geometris dan tumbuh – tumbuhan. Di bagian atas pintu terdapat konstruksi balok – balok kayu sehingga membentuk lima tingkatan. Pada masing – masing balok kayu kemudian diberikan hiasan berupa ukiran ragam geometris.



Status : Struktur Cagar Budaya
Periodesasi : Tradisional Jawa
Tahun : 1632
Nama Lainnya : Gapura Sri Menganti I
Bagian dari : Makam Raja di Imogiri
Kawasan : Kawasan Cagar Budaya Imogiri
Alamat : Jln. Makam Raja-Raja Dsn. Pajimatan, Girirejo, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.92030194° S, 110.3958325° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Bantul No. 458 Tahun 2016

Lokasi Regol Sri Menganti I di Peta

Bahan Pendamping : Kayu
Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ragam Hias : Hiasan pada regol Sri Menganti I berupa panil batu putih yang dibentuk layaknya sayap di sisi kiri dan kanan badan gapura. Kedua sayap tersebut dipasang menempel pada permukaan gapura sisi timur dan barat dengan ketingggian sejajar tembok keliling di sampingnya. Kemudian, terdapat juga antefik dan ukiran – ukira ragam geometris di bagian kaki atau bawah regol. Pintu yangterdapat di regol ini pada bagian permukaannya terdapat hiasan berupa ukiran – ukiran yang bermotif geometris dan tumbuh – tumbuhan. Di bagian atas pintu terdapat konstruksi balok – balok kayu sehingga membentuk lima tingkatan. Pada masing – masing balok kayu kemudian diberikan hiasan berupa ukiran ragam geometris.
Ciri Fisik Benda
Ragam Hias : Hiasan pada regol Sri Menganti I berupa panil batu putih yang dibentuk layaknya sayap di sisi kiri dan kanan badan gapura. Kedua sayap tersebut dipasang menempel pada permukaan gapura sisi timur dan barat dengan ketingggian sejajar tembok keliling di sampingnya. Kemudian, terdapat juga antefik dan ukiran – ukira ragam geometris di bagian kaki atau bawah regol. Pintu yangterdapat di regol ini pada bagian permukaannya terdapat hiasan berupa ukiran – ukiran yang bermotif geometris dan tumbuh – tumbuhan. Di bagian atas pintu terdapat konstruksi balok – balok kayu sehingga membentuk lima tingkatan. Pada masing – masing balok kayu kemudian diberikan hiasan berupa ukiran ragam geometris.
Fungsi Benda
Bahan Utama : Karst
Bahan Pendamping : Kayu
Jenis Struktur : Pagar
Materi Spesifik (Bahan presentase terbesar) : Batu putih
Bentuk : Memusat
Pola : Vertikal
Orientasi : Kardinal
Ragam Hias : Hiasan pada regol Sri Menganti I berupa panil batu putih yang dibentuk layaknya sayap di sisi kiri dan kanan badan gapura. Kedua sayap tersebut dipasang menempel pada permukaan gapura sisi timur dan barat dengan ketingggian sejajar tembok keliling di sampingnya. Kemudian, terdapat juga antefik dan ukiran – ukira ragam geometris di bagian kaki atau bawah regol. Pintu yangterdapat di regol ini pada bagian permukaannya terdapat hiasan berupa ukiran – ukiran yang bermotif geometris dan tumbuh – tumbuhan. Di bagian atas pintu terdapat konstruksi balok – balok kayu sehingga membentuk lima tingkatan. Pada masing – masing balok kayu kemudian diberikan hiasan berupa ukiran ragam geometris.
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Pagar
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Berasosiasi dengan Kompleks Makam Sultan Agung
Peristiwa Sejarah : Lokasi Makam Raja di Imogiri merupakan daerah perbukitan yang dipilih Sultan Agung (masa pemerintahan 1613-1646 M) sebagai makam keluarga. Berdasarkan Babading Sangkala dan Babad Momana, pembangunan kompleks makam diawali pada tahun 1552 Caka (1629 M) di Bukit Giriloyo yang dipimpin oleh Pangeran/ Panembahan Juminah salah seorang paman Sultan Agung. Setelah pembangunan lokasi makam telah selesai, Pangeran Juminah wafat mendahului Sultan Agung dan dimakamkan di lokasi tersebut. Karena kompleks makam telah digunakan serta pertimbangan luas lahan yang sempit, maka dilakukan pembangunan kompleks makam yang baru. Pembangunan makam ini berlokasi di Bukit Merak yang terletak di sebelah barat daya Bukit Giriloyo. Pembangunan dimulai pada tahun 1554 Caka (1632 M) oleh Sultan Agung yang diperuntukkan sebagai makam raja – raja Mataram berserta keturunannya. Kompleks makam yang baru dibangun ini selesai pada tahun 1567 Jawa (1645 M). Tidak sampai setahun kemmudian, Sultan Agung wafat pada tahun 1646 M dimakamkan pada posisi paling tinggi di kompleks pemakaman tersebut. Disebutkan dalam Babad Momana bahwa pada tahun 1639 Jawa (1715 M) Susuhunan Pakubuwana I memperluas makam kerajaan di Pajimatan. Kemudian pada tahun 1643 Jawa (1719 M) Sunan Prabu Mangkurat membangun makam baru di Imogiri bagi Susuhunan Pakubuwana I yang wafat pada tahun 1642 Jawa (1718 M). Dengan adanya Perjanjian Giyanti tahun 1755 wilayah Mataram Islam yang berupa daerah kekuasaan Kasunanan Surakarta dikurangi separuh wilayahnya untk menjadi wilayah Kasultanan Yogyakarta. Namun demikian, kompleks permakaman Pajimatan Imogiri tetap menjadi tempat sakral bagi kedua kerajaan tersebut. Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan pemeliharaan dan pelestarian makam serta pemanfaatan tempat tersebut. Pada tanggal 27 Mei 2006 kompleks ini mengalami kerusakan akibat peristiwa gempa bumi. Selanjutnya dilakukan pemugaran oleh Dinas Kebudayaan DIY pada tahun 2006 – 2008. Makam Raja di Imogiri dimiliki oleh Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta serta dikelola dan dirawat oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X), Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, dan Dinas Kebudayaan DIY.(Sumber: Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 316/KEP/2020 tentang Penetapan Lokasi Makam Raja di Imogiri Sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Provinsi.)
Konteks : Gapura paduraksa sebagai gerbang di lingkungan dalam untuk membatasi zona madya mandala (tengah) dengan utama mandala (dalam) sebagai kawasan tersuci. Konsep tersebut merupakan kelanjutan dari konsep Hindhu yang membagi tingkat kesakralan tempat ibadah menjadi beberapa bagian.
Riwayat Pengelolaan : Dikelola secara kolaboratif antara:Keraton Kasultanan Ngayogyakarta HadiningratKeraton Kasunanan Surakarta HadiningratBalai Pelestarian Cagar Budaya DIY (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X)Dinas Kebudayaan Kabupaten BantulDinas Kebudayaan DIY
Riwayat Pemugaran : Pada tahun 2008 Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan pemugaran terhadap struktur gapura yang rusak karena gempa. Sumber.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta
Alamat Pemilik : Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Abdi Dalem Yogyakarta dan Abdi Dalem Surakarta
Alamat Pengelola : Dsn. Pijamatan
Persepsi Masyarakat : Menurut Bapak W. Rekso Sastromisani masyarakat yang datang ke Makam Pajimatan Imogiri untuk berziarah sangat menghormati dan menganggap sakral seluruh komponen makam baik itu yang berupa struktur makam, bangunan, kolam, padasan, regol, kelir, dan gapuranya.
Catatan Khusus : Jika dilihat dari SK penetapan Cagar Budaya-nya, Regol ini tergolong dalam SK bangunan. Padahal sejatinya regol merupakan salah satu Struktur Cagar Budaya yang terdapat pada Kawasan Cagar Budaya Imogiri.