Loading

Ndalem Pujowinatan Di Jalan Pujowinatan PA 1/717

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Dalem Pujowinatan adalah salah satu rumah tradisional Jawa di kawasan Pakualaman yang tergolong dalam dalem pangeranan. Dalem Pujowinatan berada dalam kondisi cukup baik. Pada awalnya bangunan ini adalah rumah tinggal dari RM Riya Pujawinata. Pujowinata adalah putra dari RM Notodiningrat, yang merupakan putra keempat dari Paku Alam IV. Paku Alam IV meninggal ketika putra mahkota masih berusia sangat muda, sehingga adik dari Paku Alam IV yang naik tahta dan menjadi Paku Alam V. Sebagaimana pada umumnya rumah pangeran, Dalem Pujowinatan memiliki bangunan induk yang besar di area tanah yang luas. Tanah di sekeliling bangunan induk sejak dulu telah dijadikan tempat tinggal pada abdi dalem. Tempat tinggal abdi dalem berupa rumah-rumah kecil yang sifatnya tidak permanen. Fenomena ini lazim terjadi di semua dalem keluarga bangsawan kraton Mataram Islam baik Kasultanan maupun Pakualaman.

Bangunan ini  memiliki Gaya Arsitektural Jawa-Eropa (Indis) dengan unsur jawa yang cukup dominan. Ciri khas unsur rumah joglo dapat ditemui dibangunan ini dengan adanya pendopo, pringgitan serta gandok. Unsur eropa terletak pada bagian kolom beton persegi dengan aksen cekungan garis vertikal berjejer yang menerupai dengan bentuk kolom doric (doria) yang biasa dijumpai pada bangunan bercorak eropa. Bentukan atap menggunakan jenis limasan trapesium dengan elevasi kemiringan yang cukup tinggi. Pada bagian depan terdapat halaman yang cukup luas yang dimanfaatkan sebagai lahan parkir mobil oleh tetangga sekitar. Kondisi bangunan cukup terawar dengan adanya beberapa pembaruan di bagian elemen seperti tiang depan, plafon dan cat.  

Dalem Pujowinatan adalah salah satu rumah tradisional Jawa di kawasan Pakualaman yang tergolong dalam dalem pangeranan. Dalem Pujowinatan berada dalam kondisi cukup baik. Pada awalnya bangunan ini adalah rumah tinggal dari RM Riya Pujawinata. Pujowinata adalah putra dari RM Notodiningrat, yang merupakan putra keempat dari Paku Alam IV. Paku Alam IV meninggal ketika putra mahkota masih berusia sangat muda, sehingga adik dari Paku Alam IV yang naik tahta dan menjadi Paku Alam V. Sebagaimana pada umumnya rumah pangeran, Dalem Pujowinatan memiliki bangunan induk yang besar di area tanah yang luas. Tanah di sekeliling bangunan induk sejak dulu telah dijadikan tempat tinggal pada abdi dalem. Tempat tinggal abdi dalem berupa rumah-rumah kecil yang sifatnya tidak permanen. Fenomena ini lazim terjadi di semua dalem keluarga bangsawan kraton Mataram Islam baik Kasultanan maupun Pakualaman.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Tahun : 1943
Nama Lainnya : Dalem Pujowinatan
Kawasan : Kawasan Cagar Budaya Pakualaman
Alamat : Jalan Pujowinatan PA I/717 RT 43 RW 09, Purwokinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.798983° S, 110.42953° E

SK Walikota/Bupati : Kepwal Nomor 204 tahun 2019


Lokasi Ndalem Pujowinatan Di Jalan Pujowinatan PA 1/717 di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Deskripsi Fasad : Fasad bangunan menghadap ke utara dan masih mempertahankan ke aslian. Pada bagian depan fasad utama tadinya terdapat semacam teras tambahan dengan atap terpisah namun sudah dihilangkan. Dinding fasad berwarna putih. Tampak atap fasad menggunakan bentukan atap limasan (perisai) berbahan genting tanah liat, atap ini sekaligus sebagai penutup bagian pendopo. Tepat di tengah fasad terdapat pintu vercat hijau dan list berwarna krem. Terdapat 8 tiang berbahan kayu jati dengan rincian enam (6) tiang penyangga pendopo dan 2 (dua) tiang penyangga atap sambungan antar pendopo dan bangunan utama.Di tepian pendopo juga terdapat pagar dengan motif tombak menyilang dengan cat warna hijau. Pada tepian atap terdapat oranmen dari kayu bergelombang dengan cat warna hijau.  Pada bagian kanan dan kiri fasad terdapat jendela lapis ganda dengan bahan kayu dan kaca bercat hijau dan list krem. Terdapat kolom beton dengan ornamen susunan garis vertikal yang membatasi bagian tengah dan kanan-kiri fasad. (foto 1)
Deskripsi Konsol : Tidak ditemukan konsol asli pada bangunan melainkan terdapat konsol tambahan yang terbuat dari kayu bercat coklat di bagian pintu samping bangunan yang menyangga atap teritisan. (foto 2) 
Deskripsi Jendela : Terdapat beberapa jenis jendela pada bangunan yaitu :  Jendela bagian fasad berbentuk bentuk persegi dengan cat berwarna hijau dan pada bagian list tengahnya berwarna krem. Jendela berdaun ganda dan memiliki dua lapis, sisi luar berbahan kayu dan sisi dalam berbahan kaca berframe kayu. (foto 3)Jendela bagian dalam berbentuk persegi dengan cat berwarna hijau dan pada bagian list tengahnya berwarna krem. Jendela memiliki daun ganda. (foto 3)Jendela tambahan pada rumah bagian belakang bangunan, terdiri atas 3 daun jendela, berbahan kaca bening dan kaca patri. (lihat foto 3)
Deskripsi Pintu : Pintu masih asli berbahan kayu jati dengan cat berwarna hijau dan krem pada list bagian tengah. Menggunakan model pintu ayun (kupu tarung) dengan daun ganda. Terdapat total 15 pintu dengan beberapa variasi yaitu: Pintu jenis satu memiliki ukuran yang lebih besar baik dari lebar dan tinggi dari pintu lain. Pintu jenis ini merupaka pintu akses masuk utama bangunan. Memiliki bouven diatasnya dengan ornamen bunga padma. (foto 4) Pintu jenis dua memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan pintu jenis satu. Pintu ini digunakan sebagai akses pintu kamar dan beberapa ruang didalam bangunan. Memiliki beberapa variasi bentuk ornamen pada bouven yaitu bentuk bunga, garis menyilang dan tombak. (foto 5)Pintu jenis tiga berbahan kaca dan frame kayu. Pintu ini terletak sebagai penghubung antara ruang tengah dan gandok. (foto 6) 
Deskripsi Atap : Atap terbuat dari bahan genting tanah liat dengan bentukan atap limasan (atap perisai). Bentukan struktur atap masih asli namun genting pada atap sudah diganti. (foto 7) 
Deskripsi Lantai : Lantai sudah diganti. Awalnya lantai terbuat dari semen dengan warna abu-abu gelap mengkilap. Lantai yang sekarang menggunakan lantai ubin tegel berwarna abu abu dengan ukuran 20x20cm pada bagian pendopo, ruang tamu dan ruang tengah serta lantai keramik putih polos pada bagian kamar. (foto 8)  
Deskripsi Kolom/Tiang : Kolom pada bangunan terbuat dari bahan beton dengan bentuk persegi dan terdapat ornamen garis vertikal di permukaannya. Sedangkan tiang pada bangunan berahan kayu dengan bentuk membundar bearcat hijau. Pada bagian tengah dan bawah tiang terdapat ornamentasi berupa. (foto 9)
Deskripsi Ventilasi : Ventilasi masih asli dengan bahan kayu dan bercat hijau. Kebanyakan ventilasi (bouven) terletak tepat diatas pintu (menyatu dengan kusen pintu) terdapat beberapa bentuk ornamentasi yaitu bentuk padma, bunga berkelopak delapan, garis menyilang serta tombak. (foto 11) 
Deskripsi Plafon : Plafon pada bangunan hampir keseluruhan sudah diganti dengan plafon triplek dengan cat putih (foto). Plafon asli yang terbuat dari kayu terletak di antara area pendopo dan ruang tamu. (foto 12) 
Jenis Ragam Hias : Ragam hias pada bangunan berada di bagian bouven (ventilasi), serta pada bagian tiang. terdapat beberapa jenis ragam hias yaitu: Ornamen bouven berbentuk garis(tombak) yang menyilangOrnamen bouven berbentuk bunga padma, dengan suluran dan dedaunan. Terletak pada pintu depan (utama) bangunan. Ornamen bouven berbentuk bunga padma, dengan suluran dan dedaunan. Terletak pada pintu depan (utama) bangunan. (Foto 13)
Arsitek : Berdasarkan penuturan pengelola, bangunan ini didirikan oleh seorang arsitek yang dimakamkan di dekat lokasi bangunan. Kompleks makam tersebut terdiri
Desain : Arsitektur tradisional Jawa berupa rumah Joglo bangsawan.
Interior : Susunan tapak terdiri atas pendopo, pringgitan, griya ageng, senthong (tengen, kiwa, tengah, dan gandhok).
Tokoh : RM Rio Pujowinoto 
Peristiwa Sejarah : Dimanfaatkan sebagai residensi Paku Alam IV selama Pura Paku Alam dalam renovasi. Ndalem ini dijadikan rumah tinggal cucu dari Paku Alam IV, RM Rio Soemarman Poedjowinatan.Dalem Pujowinatan awalnya adalah rumah tinggal dari RM Riya Pujawinata. Pujowinata berprofesi sebagai abdi dalem di Puro Pakualaman. Beliau mendapatkan gaji dari Puro Paku Alam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pujowinata adalah anak dari Notodiningrat, yang merupakan anak keempat dari Paku Alam IV. Paku Alam IV meninggal ketika putra mahkota masih berusia sangat muda, sehingga adik dari Paku Alam IV yang naik tahta dan menjadi Paku Alam V. Berdasarkan cerita dari Ibu Tutik, Dalem Pujowinatan tersebut awalnya menjadi tempat tinggal keluarga bangswan pada masa Paku Alam I sampai IV. Tempat tinggal tersebut sekaligus menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam wilayah Kadipaten Paku Alam. Kemudian setelah Paku Alam V naik tahta, tempat tinggal sekaligus pusat pemerintahan pindah ke bangunan Puro Paku Alam sampai saat ini.Bangunan induk Dalem Pujowinatan kemungkinan dibangun sekitar tahun 1800-an. Ketika proses renovasi dilakukan oleh Ibu Tutik pada tahun 2004 diketahui bahwa bangunan induk terbuat dari bata merah dan pasir tanpa menggunakan semen sebagai spesi. Selain itu bangunan induk memiliki arah hadap ke utara. Hal ini menjadi menarik karena pada masa lampau, adalah tidak lazim apabila sebuah dalem pangeranan menghadap ke utara. Pada umumnya dalem pangeranan mengahap ke arah selatan, karena disanalah letak Kraton Kasultanan Yogyakarta berada.Dalem Pujowinatan dalam dinamikanya sempat mengalami alih fungsi. Dalem Pujowinatan pernah berfungsi sebagai ruang kelas untuk TK, SD, SMP pada tahun 1950-an. Bangunan ini pernah pula menjadi asrama KPPM (Kementrian Pengabdian Pada Masyarakat) dan menjadi salah satu lokasi perkuliahan Universitas Proklamasi (UNPROKLA).
Riwayat Pemugaran : Pada tahun 2004 dilakukan renovasi yang dilakukan pribadi oleh pemilik berupa perbaikan atap, plafon dan penambahan kamar di bagian belakang. 
Riwayat Pemanfaatan : Bangunan pernah digunakan sebagai asrama mahasiswa sementara pada tahun 1960an dan pernah digunakan sebagai bangunan Taman Kanak-kanak (TK) pada tahun 1960an. Hingga saat ini bangunan juga beberapa kali dimanfaatkan sebagai tempat posyandu
Riwayat Rehabilitasi : Pada tahun 2004 dilakukan renovasi yang dilakukan pribadi oleh pemilik berupa perbaikan atap, plafon dan penambahan kamar di bagian belakang. 
Nilai Sejarah : Dalem Pujowinatan sangat erat kaitannya dengan sejarah Mataram Islam ketika pemerintahannya terbagi menjadi dua yakni Kesultanan dan Pakualaman. Dalem Pujowinatan sempat menjadi tempat tinggal keluarga bangsawan pada masa Paku Alam I sampai IV. Tempat tinggal tersebut sekaligus menjadi pusat pemerintahan Kadipaten Paku Alam. Terbentuknya Kadipaten Paku Alam adalah hasil dari upaya Raffles memecah belah kesetiaan kraton Mataram Islam yang pada masa itu dimpimpin oleh Sultan Hamengkubuwono II. Kadipaten Paku Alam dipimpin oleh Pangeran Notokusumo yang dinobatkan sebagai Gusti Pangeran Adipati Paku Alam I berdasarkan Political Contract 17 Maret 1813 antara Residen Inggris John Crawford dan Pangeran Natakusumo. Adipati Paku Alam pada masa itu hanya berkewajiban memberikan pertanggungjawabannya langsung kepada pemerintahan orang Eropa saja (Carey, 2004)  
Nilai Ilmu Pengetahuan : Arsitektur Dalem Pujowinatan yang mewakili gaya rumah tradisional Jawa dari golongan bangsawan sangat penting dipertahankan. Bangunan Dalem Pujowinatan dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan tentang arsitektur rumah tradisional Jawa. Keberadaan dalem-dalem kepangeranan khususnya di Kota Yogyakarta dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan di bidang arsitektur, arkeologi, sejarah, antropologi, dan kajian budaya. 
Nilai Agama : Dalem Pujowinatan secara langsung merupakan wujud dari keberadaan pemerintahan Kadipaten Pakualaman sebagai salah satu kerajaan di Jawa yang bercorak agama Islam. Komponen arsitektur dan sejarah bangunan merupakan wujud dari dinamika kebudayaan Jawa.   
Nilai Pendidikan : Arsitektur Dalem Pujowinatan yang mewakili gaya rumah tradisional Jawa dari golongan bangsawan sangat penting dipertahankan. Bangunan Dalem Pujowinatan dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan tentang arsitektur rumah tradisional Jawa. Keberadaan dalem-dalem kepangeranan khususnya di Kota Yogyakarta dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan di bidang arsitektur, arkeologi, sejarah, antropologi, dan kajian budaya. 
Nilai Budaya : Keberadaan Dalem Pujowinatan sebagai tempat tinggal maupun tempat pemerintahan bangsawan berperan dalam sejarah kerajaan Mataram Islam dalam wilayah Kadipaten Paku Alam I-IV. Baik Kadipaten Pakualaman maupun Kesultanan Yogyakarta secara politik dan budaya bisa bertahan hingga saat ini melewati perjalanan dan perjuangan panjang pembentukan bangsa Indonesia.  
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : H. Endang Widyastuti Hardoyo
Alamat Pemilik : Jalan Pujowinatan PA I/717 RT 43 RW 09 Kel. Purwokinanti Kec. Pakual
Riwayat Kepemilikan :
Nomer Kontak : 085800490131
Pengelolaan
Nama Pengelola : H. Endang Widyastuti Hardoyo
Alamat Pengelola : Jalan Pujowinatan PA I/717 RT 43 RW 09 Kel. Purwokinanti Kec. Pakual
Nomer Kontak : 085800490131
Persepsi Masyarakat : Masyarakat menyebut bangunan ini sebagai Dalem Pujowinatan dan mengetahui bahwa bangunan ini memiliki hubungan dengan Kraton Pakulaman.  
Catatan Khusus : Koordinat SK : 7o 47’ 56” LS, 110o 22’ 26.5” BT