Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Jenis Struktur | : | Tradisional |
Jenis Bangunan | : | Tradisional |
Fungsi Bangunan | : | Gedung Serbaguna,Restoran |
Komponen Pelengkap | : |
|
Deskripsi Fasad | : | Fasad bangunan ini merupakan pendopo joglo yang sekarang ditutupi dengan gebyok, arah hadap fasad bagian depan menghadap ke selatan. |
Deskripsi Konsol | : | Konsol berbahan besi berbentuk segitiga dengan motif sulur yang dicat berwarna hijau. |
Deskripsi Pintu | : | Terdapat 3 jenis pintu di bangunan Ndalem Pujokusuman. Jenis pertama yatu pintu masuk utama ke ndalem yaitu pintu besar yang tidak berengsel dan bisa dibongkar pasang di bagian tengah, jenis kedua yaitu pintu biasa bedaun 1 yang terdapat di kanan kiri pintu utama. Jenis ketiga yaitu pintu berjenis kupu tarung yang berada digunakan disemua bangunan selain pintu utama. Semua pintu berbahan kayu, terdapat hiasan di bagian tengah dengan warna kuning gradasi putih. |
Deskripsi Atap | : | Bagian pendopo dan dalem ageng beratap joglo, bagian pringgitan, gandhok dan gadri beratap limasan. Genteng pada atap masih menggunakan genteng kripik namun beberapa bagian sudah diganti karena rusak dan bocor. |
Deskripsi Lantai | : | Lantai terdiri atas dua jenis, tegel polos berwarna kuning ukuran 20 cm x 20 cm, serta tegel dengan hiasan geometris berwarna kuning-biru ukuran 20 cm x 20 cm. Kondisi lantai kusam. |
Deskripsi Kolom/Tiang | : | Saka guru, saka penanggap, dan saka emper pada pendopo berbahan kayu dengan warna krem yang senada dengan warna langit-langit pendopo. Dasar tiang berupa umpak batu andesit bermotif stiliran dengan warna hitam. |
Deskripsi Plafon | : | Pada bagian pringgitan, plafon menggunakan kayu yang berada diatas usuk (usuk eskpos). Pada bagian ndalem tidak terdapat plafon. Kondisiplafon bagus dan terawat. |
Jenis Ragam Hias | : | Pada bagian pamidhangan pendopo terdapat dhadha peksi dengan hiasan ukiran dan sunggingan, serta pada bagian plafond terdapat hiasan mahkota serta inkripsi angka 1900 dan aksara jawa. |
Desain | : | Hal yang menonjolkan bangunan tradisional jawa ini adalah dari pola pembagian ruang antara ruang profan dan sakral serta bentuk bangunan yaitu pendopo |
Interior | : | Interior bagian pringgitan ditata untuk tempat duduk café, sedangkan bagian ndalem ageng lebih menunjukkan ciri tradisional dan gaya Indische, ditunj |
Fungsi Situs | : | Gedung Serbaguna,Restoran |
Fungsi | : | Gedung Serbaguna,Restoran |
Tokoh | : | Pangeran Pujokusumo, putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII |
Peristiwa Sejarah | : | Ndalem ini dibangun pada masa HB II oleh abdi dalem yang kaya raya, kemudian pada masa perjuangan ndalem ini sebagai markas pejuang yang disebut Laskar Hantu Maut, penyimpanan senjata dan pusat komando perjuangan rakyat sekitar pada masa penjajahan Belanda. |
Konteks | : | Bangunan Ndalem Pujokusuman menjadi salah satu bukti arsitektur Tradisional Jawa yang masih terawat dengan baik hingga kini dan memiliki korelasi dengan kebudayaan Jawa di Yogyakarta.Pada halaman sekitar Ndalem (di dalam pagar) digunakan untuk rumah-rumah penduduk yang ngindung (magersari). Di bagian depan sebelah barat terdapat rumah abdi dalem yang sekarang juga sudah digunakan untuk rumah penduduk. Ndalem ini menjadi cikal bakal munculnya Kampung Pujokusuman seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di sekitar Ndalem Pujokusuman. |
Nama Pemilik Terakhir | : | KRT Jati Hadiningrat (Ibnu Titi Nurhadi) |
Alamat Pemilik | : | l. Brigjen Katamso / MG. I 355, RT.08/RW.04, Keparakan, Mergangsan, Yo |
Nama Pengelola | : | KRT Jati Hadiningrat (Ibnu Titi Nurhadi) |
Alamat Pengelola | : | Jl. Brigjen Katamso / MG. I 355, RT.08/RW.04, Keparakan, Mergangsan, Y |
Persepsi Masyarakat | : | Masyarakat sekitar mengetahui ndalem ini merupakan bangunan milik keturunan HB VIII dan juga bekas bangunan pejuang melawan Belanda. |
Catatan Khusus | : | Bangunan ini awalnya bernama Ndalem Danu Diningrat milik seorang abdi dalem masa HB II yang kaya raya bernama Danu Diningrat. Kemudian bangunan ini dibeli oleh HB VIII, setelah Pangeran Pujokusumo menikah, bangunan ndalem ini diberikan untuk Pangeran Pujokusuman dan nama ndalem berubah menjadi Ndalem Pujokusuman dan ditempati sekitar tahun 1942. Hingga akhirnya bangunan ini diberikan kepada ahli waris Pujokusumo yaitu KRT Jati Hadiningrat dan kakaknya. Tiap tanggal 17 agustus Romo Titi (KRT Jati Hadiningrat) mengajak warga sekitar untuk berziarah ke makam Pangeran Pujokusumo dan menceritakan sejarah beliau ketika menjadi pemimpin pasukan perang melawan Belanda yang dikenal dengan pasukan hantu maut.Menerima Penghargaan Pelestari Cagar Bdaya Tahun 2011 |