Loading

Deskripsi Singkat

Belum Ada

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Nama Lainnya : Belum Ada
Kawasan : Kawasan Cagar Budaya Kraton
Alamat : Jalan Ngasem 38 Belum Ada, Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.8088707582471° S, 110.36516396021° E

No. Registrasi Nasional RNCB.20111017.02.000261
SK Menteri : SK Menteri NoPM.89/PM.007/MKP/
SK Walikota/Bupati : SK Walikota No. 798/KEP/2009


Lokasi Ndalem Suryoputran di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Tradisional
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Tradisional
Fungsi Bangunan : Perkantoran
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Asli
  2. Ventilasi,Asli
  3. Jendela,Asli
  4. Kolom/Tiang,Asli
  5. Lantai,Asli
  6. Plafon,Asli
  7. Atap,Asli
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Deskripsi Fasad : Fasad bangunan ini menghadap selatan dengan pendopo joglo dibagian depan. Kondisi pendopo masih bagus dan terawat namun sudah mengalami perubaha dari aslinya.
Deskripsi Jendela : Jendela yang masih asli berjenis double kupu tarung, pada bagian luar berbahan kayu sedangkan bagian dalam berbahan kaca dan kayu. Kondisi jendela masih bagus dan terawat.
Deskripsi Pintu : Terdapat 2 jenis pintu asli bangunan yaitu pintu kupu tarung berdaun pintu 2 dan pintu berdaun pintu 1. Pintu – pintu tersebut berbahan jenis kayu yang dicat berwarna hijau. Kondisi pintu – pintu masih bagus dan terawat. Ada beberapa pintu yang sudah berubah untuk memenuhi fungsi bangunan sebagai kantor polisi seperti ruang tahanan yang sudah diganti dengan teralis besi serta pentupan pintu keluar sisi selatan ruang tahanan yang disemen. Selain itu juga terdapat pintu baru berwarna coklat di bagian ruang utama yang sekarang diberi sekat untuk memisahkan antar ruangan.
Deskripsi Atap : Bangunan ini memiliki 3 jenis atap yaitu atap pendopo yang berbentuk joglo, atap ndalem yang berbentuk limasan serta bagian gadri yang berbentuk kampung.
Deskripsi Lantai : Terdapat 2 jenis lantai yang ada di bangunan Ndalem Suryoputran yaitu lantai tegel (asli) dan lantai keramik putih (baru). Lantai asli berada di bagian belakang (ruang yang dulunya gadri), sedangkan pada pendopo, pringgitan dan ruang utama sudah menggunakan keramik putih baru. Kondisi lantai lama masih bagus.
Deskripsi Kolom/Tiang : Tiang yang asli berupa tiang kayu yang berada di ruang utama dan di pringgitan, sedangkan tiang yang baru yaitu tiang untuk menopang tritisan berbahan besi, dan tiang saka di pendopo berbahan semen yang dilapisi kayu pada sisi luarnya. Kondisi tiang asli masih bagus dan terawat.
Deskripsi Ventilasi : Ventilasi yang ada di bangunan ini terbuat dari bahan kayu, beton dan besi. Kondisi semua ventilasi masih terawat dan baik.
Deskripsi Plafon : Plafon pada bagian pringgitan berupa plafon kayu, sedangkan pada bagian ndalem berupa plafon triplek. Kondisi plafon masih bagus dan terawat.
Jenis Ragam Hias : Ragam hias yang masih nampak pada bangunan ini berupa dhadha peksi di tengah pamidhangan berhias ukiran dan sunggingan. Umpak dengan motif suluran. Kondisi masih bagus.
Desain : Tradisional Jawa
Interior : Interior sudah mengalami banyak perubahan seperti penambahan sekat untuk pembagian ruang kerja serta perubahan salah satu ruangan di gadri untuk dijad
Fungsi Situs : Perkantoran
Fungsi : Perkantoran
Tokoh : Sultan Hamengku Buwana VI Pangeran Suryoputra
Peristiwa Sejarah : Pada awalnya sebagai bangunan sekolah kolonial belanda yaitu mulo.Selanjutnya sebagai Markas Polisi Hindia Belanda (ivg).Pada masa revolusi pernah digunakan sebagai Markas Polisi Istimewa Yogyakarta.Saat ibu kota R.I di Yogyakarta digunakan sebagai Markas Jawatan Kepolisian Negara.Pada masa itu beberapa ruangan bangunan induk bagian depan digunakan tempat untuk mengatur strategi pada setiap Operasi Militer (war room).Pada masa setelah kemerdekan sebagai Markas Polisi Resort Kota Yogyakarta sampai sekarang, masyarakat Yogyakarta sering menyebut Kantor Polisi ”Ngupasan” yang berasal dari kata ”Upas” artinya pribumi yang menjadi polisi/tenaga keamanan jaman BelandaPada masa Hamengku Buwana VI. Dalem ini merupakan tempat tinggaI GPH Suryoputra, putra Sultan Hamengku Suwono VI. Dalem ini sering digunakan sebagai tempat latihan kesenian Jawa. Setelah GPH Suryoputra wafat, Dalem ini dikembalikan kepada Sultan, yang selanjutnya diberikan kepada putranya yaitu GPH Hadikusuma sehingga Dalem tersebut terkenal dengan nama Dalem Ngadikusuman. Pada zaman pendudukan Jepang, Dalem ini sering digunakan sebagai tempat berbagai macam kegiatan pemuda, seperti olah raga dan kesenian. Pada tanggal 28 Juli 1952. Dalem ini dibeli oleh Dinas pengawas Keselamatan Negara, yang selanjutnya digunakan sebagai asrama polisi sampai sekarang.
Konteks : Bangunan menggambarkan tata ruang kraton Kesultanan Yogyakarta pada masa itu.
Riwayat Rehabilitasi : Setiap tahunnya selalu dicat dan genteng-genteng yang bocor diperbaiki secara swadaya
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Polsek Kraton
Alamat Pemilik : Jl. Suryoputran no 13, Panembahan, Kraton, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Polsek Kraton
Alamat Pengelola : Jl. Suryoputran no 13, Panembahan, Kraton, Daerah Istimewa Yogyakarta
Persepsi Masyarakat : Masayarakat sekitar menilai bangunan tersebut sebagai warisan budaya dan pendopo biasanya digunakan sebagai sholat teraweh anak-anak kampung sekitar.
Catatan Khusus : Masa Hamengku Buwana VI. Dalem ini merupakan tempat tinggaI GPH Suryoputra, putra Sultan Hamengku Suwono VI. Dalem ini sering digunakan sebagai tempat latihan kesenian Jawa. Setelah GPH Suryoputra wafat, Dalem ini dikembalikan kepada Sultan, yang selanjutnya diberikan kepada putranya yaitu GPH Hadikusuma sehingga Dalem tersebut terkenal dengan nama Dalem Ngadikusuman. Pada zaman pendudukan Jepang, Dalem ini sering digunakan sebagai tempat berbagai macam kegiatan pemuda, seperti olah raga dan kesenian. Pada tanggal 28 Juli 1952. Dalem ini dibeli oleh Dinas pengawas Keselamatan Negara, yang selanjutnya digunakan sebagai asrama polisi sampai sekarang.