Loading

SMA Negeri 6 Yogyakarta

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

SMA Negeri 6 Yogyakarta ini terletak di Jl. C. Simanjutak no.2, dusun Terban, kelurahan Terban, kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta dengan koordinat geografis X -7.78151 dan Y 110.37298. Sekolah ini berada di Kawasan Terban, di sebelah utara Kotabaru yang merupakan pemukiman orang-orang Belanda pada masa kolonial dan dulu sekolah ini dikenal sebagai Europeesche Lagere School (ELS).
Bangunan sekolah ini diperkirakan berdiri sekitar tahun 1920 seiring dengan pembangunan ELS-ELS lainnya seperti ELS yang sekarang bernama SD Ungaran 1. Dulunya, SMA 6 Yogyakarta merupakan Europeesche Lagere School (ELS) Neutralle, sebuah institusi pendidikan dasar tidak hanya bagi warga Belanda di Hindia-Belanda namun juga bagi orang-orang pribumi, orang-orang Tionghoa, Tidore, Ternate, dan masih banyak lagi lainnya. ELS di Terban ini merupakan salah satu dari beberapa ELS yang didirikan di Yogyakarta. Setelah kemerdekaan, bangunan ini diambil alih oleh Pemerintah Republik dan pada tahun 1950, sekolah ini dibuka untuk memenuhi tenaga kerja yang berpengetahuan mengenai bidang ekonomi dan diberi nama SMA Yuridis Ekonomi. SMA Yuridis Ekonomi ini siswa-siswanya terdiri dari ex pegawai-pegawai yang berijazah SMP dan bekas Tentara Pelajar (TP). Tak berapa lama kemudian, SMA di Yogyakarta dibagi berdasarkan bidang studi menjadi SMA A untuk ilmu budaya dan bahasa, B untuk ilmu alam, dan C untuk untuk ilmu sosial-ekonomi. Sekolah ini pun dikenal sebagai SMA 6-C, sebuah nama yang lekat sebagai identitas bahkan hingga hari ini, meskipun sistem pembagian bidang studi pada SMA telah dihapuskan.
Kompleks sekolah ini memiliki corak khas arsitektur Indis yang merupakan perpaduan antara gaya Eropa dan tradisional Jawa. Ciri arsitektur Indis ini dapat dilihat pada langit-langit ruang yang tinggi, jendela-jendela dan pintu besar berbentuk louvre/krepyak dengan ventilasi (bouvenlicht), tembok tebal, plasteran batu kali pada fondasi yang terekspos, dan juga adanya bentukan seperti menara kecil di puncak atap (tower) yang berfungsi sebagai pencahayaan dan aliran udara. Komponen bangunannya terdiri dari bangunan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar seperti ruang kelas, ruang guru, aula, dan laboratorium. Bangunan yang masih memiliki corak arsitektur Indis berada di sisi barat dan menghadap ke Pasar Terban.
Komponen bangunan masih mempertahankan keasliannya dengan penggantian pada lantai menjadi keramik dan pada atap sebagai perbaikan. Fungsi bangunan sekarang dijadikan kantor (wakasek, tata usaha, BK) dan ruang kelas (dua ruang untuk kelas XI). Kondisi aula dalam keadaan rusak terutama pada bagian atap.

Terdapat 2 bangunan yang berada di kompleks SMA N 6 Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya. Pertama adalah bangunan yang berada di sisi barat, atau yang berada di pinggir Jl.  C. Simanjuntak. Bangunan yang kedua adalah bangunan dengan fungsi sebagai aula yang berada di tengah komplek sekolah.

Referensi:
-Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta. 2014. Lensa Budaya 2: Menguak Fakta Mengenali Keberlanjutan. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.-Handinoto. 1996. Perkembangan Kota Dan Arsitektur Kolonial Belanda Di Surabaya 1870-1940. Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen PETRA Surabaya dan ANDI.
-Pusparagam Warisan Budaya Kota Yogyakarta.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Tahun : 1925
Alamat : Jl. C Simanjuntak no. 2 Terban, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.78151° S, 110.37298° E

No. Registrasi Nasional RNCB.20111017.02.000188
SK Menteri : PM.89/PM.007/MKP/2011
SK Gubernur : KepGub DIY Nomor 210/KEP/2010


Lokasi SMA Negeri 6 Yogyakarta di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Kolonial
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Kolonial
Fungsi Bangunan : Sekolah
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Asli
  2. Ventilasi,Asli
  3. Jendela,Asli
  4. Kolom/Tiang,Asli
  5. Lantai,Diganti
  6. Plafon,Asli
  7. Atap,Asli
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tata Letak Dalam Ruang Kawasan : Denah berbentuk "U" dan aula berada di sebelah timur bangunan
Deskripsi Fasad : Bangunan pertama atau bangunan yang berada di sisi barat merupakan bangunan bergaya arsitektur Indis. Bangunan ini menghadap kearah barat dan berbentuk leter U yang mempunyai lebar sisi barat sepanjang 40 meter. Pada bangunan utama ini terdapat 9 ruang yang berfungsi sebagai: 2 ruang kelas, dan 1 gudang pada sisi utara bangunan. Di sisi selatan ruang difungsikan sebagai ruuang Tata Usaha, Ruang wakil Kepala Sekolah dan ruang Audio Visual. Sedangkan pada sisi barat bangunan, ruang difungsikan sebagai Ruang Bimbingan Konseling, Hall barat dan Ruang Kepala Sekolah.
Deskripsi Jendela :  Pada kanan kiri pintu utama terdapat jendela panel kaca. Terdapat 8 jendela pada sisi barat bangunan berupa kupu tarung. Pada sisi luar menggunakan material kayu, sedangkan pada sisi dalam mnggunakan panel kaca. Di atas jendela terdapat roster berbentuk persegi berbahan semen. 5 dari 8 jendela yang berada d sisi barat terdapat tambahan berupa kanopi. Pada bangunan sisi selatan, terdapat 5 jendela berbentuk kupu tarung. Jendela ini menggunakan panel kayu dan kaca, dan juga terdapat teralis besi di tengahnya. 
Deskripsi Pintu : Bangunan utama:Bagian tengah atau pintu utama berupa pintu geser terbuat dari besi berukuran 3.2 x 3 meter yang didepannya terdapat trap atau undak sebanyak 1 trap yang menjorok kedepan 40 cm.  Semua pintu yang digunakan pada bangunan utama memiliki bentuk yang sama. Pintu yang digunakan berbentuk kupu tarung. Pada masing-masing pintu terdapat krepyak di bagian atas, dan 2 panel kayu di bagian bawah. Pada sisi selatan dan barat bangunan, pintu dicat dengan warna krem. Sedangkan pada sisi utara bangunan, pintu dicat dengan warna abu-abu. Pada masing-masing pintu terdapat boven di atasnya. Boven berupa panel kaca dengan pengaman teralis besi.Bangunan Aula: Terdapat empat pintu di sisi barat. Masing-masing berukuran tinggi 210 cm dan lebar 130 cm. Pintu ini berbentuk kupu tarung dengan panel kayu dan dicat dengan warna coklat gelap. Di sisi selatan juga terdapat empat buah pintu masuk. Pintu ini mempunyai bentuk, ukuran dan warna yang sama dengan pintu yang berada di sisi barat.
Deskripsi Atap : bangunan utama: Bangunan di sisi barat memiliki atap berbentuk limasan 2 susun.bangunan aula: Atap yang digunakan pada bangunan ini adalah atap doro gepak kombinasi. Penutup atap yang digunakan sudah diganti menjadi genteng beton.  
Deskripsi Lantai : bangunan utama:Penutup lantai pada bangunan utama ini sudah diganti menggunakan keramik. Penggunaan tegel yang masih asli hanya terdapat pada ruang yang difungsikan sebagai gudang. Tegel yang digunakan berukuran 20x20cm berwarna abu-abu.bangunan aula:Terdapat 2 jenis penutup lantai yang digunakan pada bangunan ini. Penutup lantai yang masih asli berupa tegel abu-abu dengan ukuran 20x20 cm berada di selasar barat dan pada lantai panggung di bagian dalam aula. Sedangkan lantai pada hall utama aula sudah diganti dengan parkit.
Deskripsi Ventilasi : Bangunan utama:Bangunan di sisi barat memiliki atap berbentuk limasan 2 susun. Di antara 2 susun atap ini terdapat jalusi yang berfungsi sebagai aliran udara. Di atas jendela dan pintu terdapat 14 buah roster berbentuk persegi panjang yang terbuat dari semen. Sedangkan pada dinding sisi timur, terdapat 9 buah roster dengan bentuk yang sama.  bangunan aula: Pada dinding bagian atas terdapat boven panel kaca yang berada di sisi barat, selatan dan timur. Kusen boven dicat dengan warna coklat tua. 
Deskripsi Plafon : Tinggi plafon pada ruang hall utama ini setinggi 7 meter.
Jenis Ragam Hias : terdapat hiasan pada atap bangunan utama. Ragam hias pada atap ini berjumlah 6 buah yang terletak pada setiap pertemuan jurai.
Fungsi Situs : Sekolah
Fungsi : Sekolah
Peristiwa Sejarah : Berdasarkan peta Yogyakarta tahun 1925, Bangunan yang saat ini digunakan sebagai SMA N 6 ini sudah difungsikan sebagai sekolah Neutral Europeesche Lagere School (1925). Pada saat itu, sekolah dasar ini untuk kelompok eropa maupun orang pribumi yang kedudukan.Setelah perang kemerdekaan usai, sistem pendidikan di sekolah menegah atas mulai dibenahi, sekolah yang sudah ada adalah SMA Bagian A (Sastra) dan SMA bagian B (Eksakta). Sekolah ini awalnya didirikan untuk menutupi kekurangan tenaga pamong praja di negara bagian Yogyakarta pada tahun 1950. Mengingat sejak Jakarta ditetapkan menjadi Ibu Kota RIS pada tahun 1949, maka kegiatan pemerintah pusat berangsur-angsur dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta, bersama-sama dengan pegawai pamong prajanya. Untuk mengatasi kekurangan atau bahkan kekosongan pegawai ini, digelar pertemuan antara tokoh-tokoh UGM dengan para pendidik yang ada, merumuskan upaya apa yang tepat dan apa yang dapat dilaksanakan, untuk mengisi kekosongan formasi pamong praja tersebut. Dari hasil rapat itu, diputuskan untuk mendirikan sebuah sekolah.Asal mula berdirinya SMA Negeri 6 Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dengan SMA Bagian A (Sastra) yang terletak di Jalan C.Simanjuntak 2 (dahulu jalan Jati no 1) yang pada waktu itu dipimpin bapak R. DS Hadiwidjono. Atas prakarsa bapak R.DS Hadiwidjono bersama-sama bapak Jurjanal, Prof.Ir.Harjono, Prof.Ir.Supardi dan Prof.Suhardi, S.H didirikanlah Sekolah Menengah Umum Atas Negeri bagian C (Yuridis Ekonomis) pada tanggal 17 September 1949 dan ditunjuk selaku direkturnya bapak R.DS Hadiwidjono yang pada saat itu juga menjabat sebagai direktur SMA bagian A (Sastra) Yogyakarta.Pada awalnya sekolah baru ini dinamai SMA Yuridis Ekonomi. Siswanya diambil dari pegawai-pegawai yang berijazah SMP/SLTP dan ex-TP (Tentara Pelajar). Karena pada saat itu jenis SMA yang ada adalah SMA/A dan SMA/B maka akhirnya SMA Yuridis Ekonomi berubah nama menjadi SMA/C, sesuai dengan SK Pendirian (Instillingen Besluit) yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan pada 1 Juli 1950. Pada saat itu, SMA Negeri C terbagi menjadi 2 sekolah yaitu SMA IC masuk siang dan SMA IIC masuk pagi dalam satu lokasi yang sama.Adanya kedua jenis sekolah menengah atas tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, karena itu dibuka jurusan baru yang mempunyai dasar sosial ekonomi yuridis yang kemudian diberi nama SMA bagian C.Adapun tujuan semula dibukanya SMA C adalah;untuk memenuhi kebutuhan tenaga menengah seperti pamong praja dan pengadilan negeri, serta administrasi yang selama perang kemerdekaan telah banyak menyusut.memberi kesempatan kepada para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Berkat perjuangan yang gigih dari bapak R.DS Hadiwidjono maka melalui Surat Keputusan Menteri P dan K Nomor 210/B tanggal 27 Oktober 1949 SMA/C memperoleh status menjadi SMA Negeri Bagian C, segala kesulitan dapat diatasi meskipun sarana dan prasarana pendidikan pada saat itu belum maksimal.Sejak tanggal 31 maret 1950 pimpinan SMA/C yang semula dirangkap oleh bapak R.DS hadiwidjono diserahkan kepada pimpinan yang baru yaitu bapak RM Soewito Poespokoesoema dan sebagai wakilnya ditunjuk R.A Djakatirtana, S.H dengan jumlah kelas ada 7 ruang, tenaga guru 7 orang dan karyawan 12 orang. Karena bapak R.M Soewito Poespokoesoemo tidak dapat melaksanakan tugasnya (Sakit), maka bapak R.A Djakatirtana, S.H ditunjuk sebagai pimpinan SMA/C dan banyak kemajuan yang dicapainya.Kemudian timbul persoalan baru mengenai kenyataan bahwa para calon siswa itu berasal dari dua kelompok yang berbeda, yaitu sebagian dari mereka pernah menjadi Tentara Pelajar (TP) yang didemobilisir dan sebagian lagi meraka yang bukan Tentara Pelajar, perlu diketahui bahwa siswa mantan tentara pelajar sebelum tahun 1950 adalah siwa siswa dari SMA perjoangan yaitu suatu SMA yang didirikan untuk menampung pelajar-pelajar yang kembali dari front perjuangan agar mereka tidak terasing dari pelajaran sekolah dan yang akan pergi lagi ke front perjuangan.Karena kedua kelompok sisa tersebut mempunyai sikap, perilaku dan mental yang berbeda, maka ada gagasan sebaiknya kedua kelompok siswa tersebut harus dipisah dalam belajar sehingga masing-masing merupakan kelompok yang homogen. Selain itu jumlah siswanya semakin banyak sehingga tidak tertampung. Akhirnya diputuskan bahwa siswa mantan tentara pelajar dimasukkan SMA/C yang dibuka siang hari dan tempatnya sama di jalan Pogung 2, gedung bersejarah milik Yayasan BOPKRI.Terhitung mulai tanggal 1 Juni 1952, SMA/C secara resmi dipecah menjadi dua sekolah dengan Surat Keputusan Menteri P dan K Nomor 3094/B tanggal 21 Juli 1952.1. SMA/C Negeri I dengan pimpinan Sekolah bapak Paranto,SH dengan jumlah kelas sebanyak 12 ruang dan masuk siang hari. Lokasi jalan Pogung nomor 2 Yogyakarta. SMA/C Negeri I kemudian menjadi SMA/C V dan terakhir menjadi SMA 5 Yogyakarta yang sekarang berlokasi di Jalan Pembayun Kotagede Yogyakarta.2. SMA/C Negeri II dengan pimpinan bapak R.A Djakatirtana, S.H dengan jumlah kelas sebanyak 12 ruang dan masuk pagi hari. Lokasi juga di Jalan Pogung nomor 2 Yogyakarta. SMA/C Negeri II kemudian menjadi SMA/C VI dan terakhir menjadi SMA Negeri 6 Yogyakarta, dan sejak bulan Agustus 1957 lokasinya pindah ke jalan C.Simanjuntak nomor 2 Yogyakarta. (dahulu jalan Jati nomor 1) Dengan menempati gedung yang dahulu ditempati SMA/A (Sastra) yang telah pindah ke gedung yang baru di jalan HOS Cokroaminoto Yogyakarta. SMA/C II untuk pertama kalinya mengadakan Ujian bagi siswa kelas III tahun 1952. Karena kekhasan nama SMA 6 dengan huruf "C", maka hingga saat inipun masyarakat lebih sering menyebut SMA N 6 Yogyakarta dengan sebutan "NAMCHE".
Nilai Sejarah : Arti khusus bagi Sejarah Sekolah ini pada awalnya bernama Neutral Europeesche Lagere School.
Nilai Pendidikan : Arti khusus bagi Pendidikan, Sekolah ini awalnya didirikan untuk menutupi kekurangan tenaga pamong praja saat terjadinya pemindahan Ibukota kembali ke Jakarta; memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : SMA Negeri 6 Yogyakarta