| Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
| Jenis Struktur | : | Kolonial |
| Jenis Bangunan | : | Kolonial |
| Fungsi Bangunan | : | Sekolah |
| Komponen Pelengkap | : |
|
| Deskripsi Fasad | : | Bangunan ini menggunakan gaya arsitektur indis, terlihat dari bentuk pintu relatif tinggi dengan model kupu tarung dan jendela dengan jenis krepyakan |
| Deskripsi Jendela | : | Jendela terbuat dari kayu dengan jenis krepyakan, dicat warna abu-abu, dan di bagian dalam ditambah teralis besi warna hitam (baru) |
| Deskripsi Pintu | : | Ruang kelas : Pintu luar (sebelah utara) terdiri dari dua pasang daun pintu yang terbuat dari kayu dengan model kupu tarung dan terdapat pintu kepetan di bagian dalamnya, dicat warna abu-abu.Pintu dalam (sebelah selatan) terdiri dari dua pasang daun pintu yang terbuat dari kayu dan terdapat panel kaca dengan model kupu tarung dandi bagian luarnya terdapat pintu kepetan, dicat warna abuabuKamar mandi : Pintu terbuat dari kayu dan dicat dengan warna abu-abu |
| Deskripsi Atap | : | Bentuk atap ruang kelas berupa limasan Bentuk atap aula berupa kampong Bentuk atap doorlop berupa pelana |
| Deskripsi Lantai | : | Lantai ruang kelas berupa tegel tanpa corak, berukuran 20 x 20 cm, warna abu-abu gelapLantai doorlop berupa tegel tanpa corak, berukuran 20 x 20 cm, warna abu-abu gelap Lantai aula saat ini sudah diganti berupa lantai keramik berwarna putih dengan ukuran 30 x 30 cmLantai kamar mandi berupa tegel warna kuning dengan pola kotak-kotak berukuran 20x 20 cm dan di bagian dalam sudah diganti dengan keramik |
| Deskripsi Kolom/Tiang | : | Kolom/tiang ruang kelas terbuat dari kayu dengan ukuran 20 x 20 cm, dicat warna abu-abu, dan umpak terbuat dari semen Kolom/tiang doorlop terbuat dari kayu dengan ukuran 20 x 20 cm, dicat warna abu-abu, dan umpak terbuat dari semen Kolom/tiang aula terbuat dari kayu, dicat warna abu-abu, dan umpak terbuat dari semen |
| Deskripsi Ventilasi | : | Di dinding sisi utara boven ruang kelas berupa panel kaca dengan kerangka kayu yang dicat warna abu-abu, terletak di atas pintu dan jendela, di bagian luarnya dilapisi teralis besi berwarna hitam Di dinding sisi selatan boven ruang kelas berupa panel kaca dengan kerangka kayu yang dicat warna abu-abu, terletak di atas pintu dan di dinding bagian atas. |
| Deskripsi Plafon | : | Plafon ruang kelas berupaanyaman bambu (direhabilitasitahun 1982, dengan bentukdan bahan yang sama) |
| Fungsi Situs | : | Sekolah |
| Fungsi | : | Sekolah |
| Tokoh | : | Budi Utomo |
| Peristiwa Sejarah | : | Bangunan SMP Negeri 6 Yogyakarta awalnya adalah bangunan HIS (Hollandsche Indlandsche School). Bangunan ini didirikan pada tahun 1915 atas usulan Budi Utomo saat melaksanakan Kongres I (pertama) pada tanggal 3-5 Oktober 1908 di gedung Kweekschool, Jetis, Yogyakarta. Pendirian sekolah ini dilatarbelakangi adanya usulan dari Budi Utomo yang menginginkan adanya kemajuan kebudayaan dan pendidikan bagi kaum bumi putera atau kaum pribumi serta merespon Politik Etika Belanda yang mulai dijalankanPemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1907. Keberadaan HIS di Jetis merupakan salah satu Sekolah Kelas I negeri di Yogyakarta yang sudah mengajarkan Bahasa Belanda dengan lama pendidikan 7 tahun. Saat itu wilayah sekitar Jetis merupakan salah satu kawasan tempat pengembangan fasilitas pendidikan masa kolonial untuk Yogyakarta bagian utara. Bangunan-bangunan sekolah lainnya yang didirikan di Jetis antara lain: Kweekschool (sekarang SMA N 11), sekolah latihan guru (sekarang SD Jetisharjo), dan Princes Juliana School (sekarangSMK N 2).Pada masa pendudukan Jepang, bangunan HIS dipergunakan untuk Sekolah Rakyat. Perubahan nama tersebut juga dialami sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga lainnya yangmenggunakan nama berbahasa Belanda. Pada masa perang Kemerdekaan II (Clash II), ketika Belanda menduduki Ibu Kota Republik Indonesia antara tahun 1948 sampai 1949, bangunan HIS dipakai sebagai salah satu markas Belanda. Setelah Yogyakarta kembali atau lahirnya pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda tahun 1949, bangunan tersebut dipergunakan lagi untuk fasilitas pendidikan. Pada tahun 1950-an bangunan tersebut dipergunakan untuk SGA (Sekolah Guru A) sampai dengan tahun 1960. Selanjutnya, padatahun 1960 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Nomor 167/SK/ B/III tertanggal 25 Mei 1960 SGB Negeri I Yogyakarta diganti menjadi SMP VIYogyakarta. Seluruh guru dan sebagian karyawan SGB menjadi guru dan karyawan SMP. |
| Konteks | : | Bangunan SMP Negeri 6 Yogyakarta dahulu merupakan bangunan HIS (Hollandsche Indlandsche School). Sekolah tersebut didirikan atas saran dari Budi Utomo, yang menginginkan adanya kemajuan kebudayaan dan pendidikan bagi kaum bumi putera. |
| Nilai Sejarah | : | Bangunan Gedung SMP N 6 Yogyakarta merupakan buktiperistiwa sejarah pendidikan di Kota Yogyakarta khususnyasebagai sekolah pendidikan setingkat dasar dan menengahpertama di Yogyakarta. |
| Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Bangunan Gedung SMP N 6 Yogyakarta yang bergayaarsitektur Indish memiliki arti khusus ilmu pengetahuan yang berguna bagi obyek pembelajaran ilmu arsitektur dan sipil. Bangunan indish adalah bangunan yang gaya arsitektur,teknik konstruksi, maupun penggunaan materialnyamemadukan antara teknik/metode/gaya Belanda (kolonial)dan teknik/metode/gaya lokal (bangunan tropis maupuntradisional) sehingga melahirkan bangunan dengan gayabaru. |
| Nilai Budaya | : | Bangunan Gedung SMP N 6 Yogyakarta merupakan buktinyata hasil karya manusia, menggambarkan nilai budayayang tinggi terkait teknologi rancang bangun bangunan sertamencerminkan penguatan kepribadian bangsa melaluipenyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah. |
| Nama Pemilik Terakhir | : | Pemerintah Kota Yogyakarta |
| Nama Pengelola | : | SMP Negeri 6 Yogyakarta |
| Alamat Pengelola | : | Jalan R.W. Monginsidi No. 1, Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jet |
| Nomer Kontak | : | (0274) 512268 |
