Bangsal Kencana berarti bangsal keemasan karena sebagian struktur kayu dilapisi emas (prada berbahan emas). Bangsal Kencana merupakan tempat singgasana sultan serta digelarnya berbagai upacara penting penting di lingkungan kraton. Bangsal Kencono dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1719 tahun Jawa. Hal ini ditunjukkan dengan candra sengkala Trus Satunggal Panditaning Rat. Bangsal Kencana menggambarkan manunggaling Kawula-Gusti, dalam arti besatunya Raja dan Kawula. Bangsal ini biasa digunakan untuk menerima Sungkeman dan tempat Ngabekten para abdi dalem pada hari-hari tertentu, seperti hari Idul Fitri.
Bangsal Kencana memiliki gaya arsitektur Joglo Mangkurat dengan penambahan elemen di setiap sisinya. Kondisi asli Bangsal Kencana merupakan joglo dengan tiang-tiang penyangga. Penambahan elemen berupa emper. Pada bagian langit-langit emper ditambahi elemen plafon baru berwarna putih. Pada bagian timur penambahan emper ditambah lagi dengan kuncungan. Pada semua penambahan elemen emper ditopang dengan tiang besi. Pda bagian barat terdapat penambahan elemen kaca yang dipatri membentuk lambang kraton Yogyakarta. Seluruh penambahan tersebut terjadi pada masa kolonial Belanda. Pada bagian lantai terbagi menjadi dua, yaitu lantai dasar dan lantai utama. Lantai tersebut terbuat dari marmer berwarna putih. Tiang-tiang yang ada diukir dengan hiasan pengaruh Hindu dan Budha seperti hiasan Putri Mirong, Padma dan Praban.
Kondisi saat ini dari Bangsal Kencana masih terjaga dengan baik karena merupakan tempat penting dan sakral bagi Kraton Yogyakarta dan masih sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan penting kerajaan.
Sumber :