Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Bangunan

Nama Lainnya : Belum Ada

Hotel Toegoe terdiri dari 1 (satu) Bangunan Induk yang diapit oleh bangunan yang lebih kecil di kanan kirinya. Ketiga bangunan yang berdenah persegi panjang menghadap ke barat. Bangunan ini bergaya kolonial.
1. Fasade ketiga bangunan ini sangat menonjol dan tinggi hingga menutupi atap pelana. Di bagian atas fasade memiliki ornamen tiang-tiang pendek berjenjang yang tersusun simetris memuncak di bagian tengahnya. Fasade bangunan induk diapit oleh dua menara di sisi kanan dan kiri.
2. Bangunan ini mempunyai pintu dan jendela yang berukuran besar dengan plafon yang tinggi sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara baik. Jendela atas {bouvenlicht) berbentuk lengkung dengan hiasan kaca patri warna-warni.
3. Bangunan beratap pelana dengan kemiringan tajam. Pada bangunan induk terdapat empat tiang. Dinding bagian dalam hall dihiasi panil-panil relief dengan motif bunga.

Informasi Cagar Budaya

Lokasi Bangunan : Jl. Pangeran Mangkubumi No 2 Belum Ada Kel. Gowongan Kec. Jetis Kab. Kota Yogyakarta Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat -7.786799 ; 110.365199
SK Menteri : Keputusan menteri Pendidikan d 2014-01-15

Lokasi Hotel Toegoe


Koordinat Penemuan : ;
Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Hotel Toegoe dibangun pada awal abad XX, yaitu pada saat Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono Vll (1877-1921). Pada awalnya Hotel Toegoe bernama NV Grand Hotel de Djogdja, kemudian berubah menjadi NV Narba. Pendirian dan perubahan nama ini tidak diketahui secara pasti, namun sejak semula pendirian bangunan ini berfungsi untuk hotel. Dalam surat kabar Moot Jogjakarta, Hotel Toegoe diiklankan sebagai hotel terbaik untuk tempatistirahat. Pada tahun 1949, Hotel Toegoe dipakai untuk rapat antara Indonesia dengan Committee of Good Offices for Indonesia (Komisi Tiga Negaraberanggotakan Australia, Belgia dan Amerika Serikat) untuk melakukan persiapan Konferensi Meja Bundar yang dilaksanakan tahun 1949 di Den Haag, Belanda. Pada masa perjuangan kemerdekaan. Hotel Toegoe menjadi salah satu sasaran dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, karena dipakai sebagai markas tentara Belanda. Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia NomorPM.25/PW.007/MKP/2007 tentang Penetapan Situs dan Bangunan Tinggalan Sejarah dan Purbakala yang Berlokasi di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Benda Cagar Budaya, Situs, a t a u Kawasan Cagar Budaya yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, Hotel Toegoe ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya seluas 2395 m2. Pada tahun 2004, pada bagian belakang bangunan induk dan bangunan di sisi selatan dibongkar untuk bangunan baru sehingga luasnya tinggal 1.527,63 m2
Nama Pemilik Terakhir : H. Probosutedjo
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : H. Probosutedjo
Catatan Khusus : Bangunan utama (luas 642,68 m^)Lantai 1:Panjang 3 1 , 8mLebar 17,50 mLantai 2:Panjang 11,46 mLebar 7,52 mTinggi 14,40 mBangunan sayap u t a r a (luas 553,65 m^)Panjang 63,42 mLebar 8,73 mTinggi bangunan depan 8,00 mTinggi bangunan belakang 6,00 mBangunan sayap selatan (luas 331,30 m^)Panjang 41,31 mLebar 8,02 mTinggi bangunan depan 8,20 mTinggi bangunan belakang 6,90 m