| Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
| Komponen Pelengkap | : |
|
| Deskripsi Fasad | : | Bangunan ini menggunakan gaya arsitektur indis, terlihat dari bentuk pintu dan jendela yang relaif tinggi dengan model kupu tarung |
| Deskripsi Konsol | : | Konsol berada pada tiang yang ada di pelataran bangunan, berwarna putih tulang, bermotif elips ganda |
| Deskripsi Jendela | : | Terdapat dua lapis jendela yang terbuat dari kayu bagian luar dan panel kaca pada jendela bagian dalam dengan jenis kupu tarung dan di cat dengan warna putih tulang yang bisa dibuka kedalam dan keluar |
| Deskripsi Pintu | : | Pintu bagian dalam bangunan, terbuat dari kayu dilengkapi panel kaca dengan bentuk kupu tarung. |
| Deskripsi Atap | : | Terdapat beberapa tipe atap. Salah satunya tipe kampung |
| Deskripsi Lantai | : | Lantai sudah diganti berupa keramik dengan motif marmer berwarna krem dengan lis cokelat |
| Deskripsi Kolom/Tiang | : | Di bagian pelataran bangunan terdapat kolom/tiang berwarna putih tulang dengan beragam motif. Terbuat dari beton Di sisi Timur bagian dalam bangunan terdapat kolom/tiang berbentuk cilinder dengan warna putih tulang. Terbuat dari beton |
| Deskripsi Plafon | : | Berwarna putih, pada bagian lampu terdapat lis segiempat dengan motif flora berwarna kombinasi biru, hijau, dan merah |
| Jenis Ragam Hias | : | Konsol bermotif floral, kolom pada depan bangunan dengan motif geometris dinding luar bangunan dengan motif geometris menempel di sudut dinding bangunan di atap dengan motif ukiran pagar balkon bangunan dengan motif floral ventilasi lobby bangunan dengan bahan kaca, berwarna merah, biru dan kuning, dan hijau bermotif floral |
| Peristiwa Sejarah | : | Didirikan oleh Mr. Kwik Djoen Eng tahun 1918 sebagai rumah tinggal. Mr. Kwik Djoen Eng adalah pendiri dan pemilik sebuah perusahaan swasta yang berkembang di Semarang sejak tahun 1877. Pada tahun 1930-an saat terjadi resesi ekonomi, Mr. Kwik Djoen Eng bangkrut dan menjual rumah tersebut kepada Mr. Liem Djoen Hwat. Oleh Mr. Liem Djoen Hwat yang menyewakan rumah tersebut kepada D.N.E. Franckle, orang Belanda, yang megubah rumah pribadi tersebut menjadi hotel yang diberi nama SPLENDID. Pada tahun 1942 pada saat Jepang datang hotel tersebut dikuasai oleh Jepang dan berganti nama menjadi Yamato Hotel. Pada tahun 1945 hotel kembali ke pemiliknya dan pada tahun 1 946-1949 digunakan untuk Kantor Konsulat Cina. Pada tahun 1951-1987 berganti nama menjadi Hotel Merdeka dan pada tahun 1993 berganti nama menjadi "Phoenik Heritage Hotel·. |
| Nama Pemilik Terakhir | : | PT Purbawisata Prima Indah |
| Nama Pengelola | : | The Phoenix Hotel Yogyakarta |