Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama terdiri dari Bangunan ruang 1-10, Bangunan ruang 11-19, dan Bangunan Bunker.
Gedung Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama (bangunan I, ruang 11-19) dibangun dengan gaya arsitektur Indis yang merupakan akulturasi dari unsur-unsur arsitektur Belanda dengan Indonesia (Jawa). Pemerintah Kolonial Belanda menggunkan gaya arsitektur Indis sebagai standar dalam pembangunan gedung-gedung baik milik pemerintah maupun swasta. Arsitektur pada (bangunan I, ruang 11-19) ini memiliki gaya yang lebih sederhana dibandingkan dengan (bangunan I, ruang 1-10), karena letaknya yang berada di belakang dan bukan bangunan utama. Kamar-kamar di sini luas dan mempunyai pintu dan jendela berbentuk krepyak dan menggunakan kaca bening (glazen ruiten), kaca buram (matglas). Namun pada beberapa bagian, jendela, pintu, dan ventilasi telah diganti. Bangunan I, ruang 11-19 dari Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama ini hingga kini seluruhnya masih mempertahankan komponen-komponen asli, kecuali pada beberapa jendela, pintu, dan ventilasi.
| Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
| Komponen Pelengkap | : |
|
| Tata Letak Dalam Ruang Kawasan | : | satu kawasan dengan bangunan-bangunan kolonial di wilayah Terban |
| Nilai Sejarah | : | Dibangun pada tahun 1904 pada masa Hindia Belanda. Awalnya digunakan sebagai rumah dinas Administratur pegawai perkebunan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kemudian pada masa Jepang digunakan sebagai rumah dinas residen militer Jepang. Setelah RI merdeka, bangunan ini digunakan sebagai markas TKR dan bangunan ini juga dilaksanakan konggres TKR untuk memilih panglima TKR. Dari sidang tersebut, terpilihnya Kolonel Sudirman sebagai Panglima tertinggi TKR dengan jabatan Letnan Jenderal. Setelah markas besar TNI pindah ke Jakarta, gedung ini digunakan sebagai markas korem 072/PMK. Pada saat digunakan sebagai markas korem 072/PMK, terjadi peristiwa penculikan Kasrem pada waktu itu Letkol Sugiyono oleh oknum dari Yonif L yang terlibat PKI pada tahun 1965. Dijadikan sebagai museum pada tahun 1982. |
| Nama Pemilik Terakhir | : | Kementerian Pertahanan |
| Alamat Pemilik | : | Jl. Jenderal Sudirman No.75, Terban Gondokusuman Yogyakarta |
| Nama Pengelola | : | Dinas Sejarah Angkatan Darat, Badan Pelaksana Museum Dan Monumen Pusat |
| Alamat Pengelola | : | Jl. Jenderal Sudirman No.75, Terban Gondokusuman Yogyakarta |
| Nomer Kontak | : | 0274-561417 |
| Catatan Khusus | : | Bunker Dipugar saat sudah dijadikan sebagai museum pada tahun 1982. Pengecetan tembok baru dilaksanakan pada tahun 2016. |