Loading

Kompleks Biara Suster OSF dan SD Marsudirini

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Kompleks Marsudirini terletak di Jalan Panembahan Senopati, Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta. Kompleks Marsudirini dimiliki dan dikelola oleh Konggergasi Suster-suster OSF Semarang. Kompleks Marsudirini sendiri terdiri dari bangunan sekolah, Kantor yayasan, dan biara suster. Sekolah Marsudirini diprakarsai oleh suster-suster OSF yang berkarya di Yogyakarta pada awal abad 20. Pada tahun 1954, perkumpulan Suster-suster Santo Fransiskus mendirikan Yayasan Marsudiriniuntuk menaungi kegiatan sekolah di kompleks tersebut.

Bangunan Kompleks Biara Suster OSF (Ordo Santo Fransiskus) dan SD Marsudirini memiliki gaya arsitektur Indish peralihan (1890-1915) dengan ciri khas denah simetri penuh, bentuk gevel-gevel pada arsitektur Belanda yang terletak ditepi sungai muncul kembali, pemakaian bahan bangunan utama yaitu bata dan kayu, pemakaian kaca (terutama pada jendela) juga masih sangat terbatas, dinding pemikul dengan gevel-gevel depan yang mencolok, serta ada kesan untuk membuat tampak kelihatan lebih romantis, dengan cara-cara membuat gevel dengan hiasan serta atap pelana (Hartono dan Handinoto 2006)

Kompleks Biara Suster OSF dan SD Marsudirini  terdiri dari tiga buah bangunan yaitu berjajar dari arah timur, bangunan bertingkat SD Marsudirini, bangunan kompleks biara suster OSF, dan bangunan kantor Yayasan Marsudirini. Ketiga bangunan ini memiliki tampak atas yang identik, yaitu membentuk salib (cruciform) dengan kaki salib yang memanjang ke selatan. Ketiga bangunan ini memiliki ketinggian yang berbeda.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Tahun : 1902
Nama Lainnya : Belum Ada
Alamat : Jl. P. Senopati No.32 (Jl. Secodiningrat) , Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.80195° S, 110.36878° E

SK Menteri : PM.89/PW.007/MKP/2011
SK Gubernur : SK Walikota No. 798/KEP/2009
SK Walikota/Bupati : SK. Kadinas No. 188/135/SK-DINAS/2014


Lokasi Kompleks Biara Suster OSF dan SD Marsudirini di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Kolonial
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Kolonial
Fungsi Bangunan : Sekolah
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Asli
  2. Ventilasi,Asli
  3. Jendela,Asli
  4. Kolom/Tiang,Asli
  5. Lantai,Diganti
  6. Plafon,Diganti
  7. Atap,Diganti
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Deskripsi Fasad : Bangunan Kompleks Biara Suster OSF (Ordo Santo Fransiskus) dan SD Marsudirini memiliki gaya arsitektur Indish peralihan (1890-1915) dengan ciri khas denah simetri penuh, bentuk gevel-gevel pada arsitektur Belanda yang terletak ditepi sungai muncul kembali, pemakaian bahan bangunan utama yaitu bata dan kayu, pemakaian kaca (terutama pada jendela) juga masih sangat terbatas, dinding pemikul dengan gevel-gevel depan yang mencolok, serta ada kesan untuk membuat tampak kelihatan lebih romantis, dengan cara-cara membuat gevel dengan hiasan serta atap pelana.SD Marsudirini:  membujur dari utara ke selatan yang terdiri dari 10 ruang di lantai bawah dan 6 ruang di lantai atas yang dihubungkan oleh dua tangga di bagian depan dan tengah bangunan. Penggunaan bahan bangunan untuk dinding menggunakan batu bata dengan plesteran. Dinding bangunan sebelah utara pada bagian bawahnya menggunakan hiasan andesit expose (rubble wall). Bangunan memiliki teras asli menggunakan bahan penutup genteng dan struktur pendukung dari kayu jati serta penyangga menggunakan pipa besi. SD Marsudirini memiliki empat gable wall pada sebelah utara, timur, selatan dan barat). Tiga gable wall utama di sebelah utara memiliki ornamen berupa pengulangan bentuk persegi empat (rectangular) dengan penataan pola mengikuti kemiringan gable wall. Pada puncak gable wall sebelah utara terdapat ornamen bentuk salib dengan variasi motif sulur terbuat dari besi tempa berukuran 600x 600 x 800 mm. Sedangkan gable wall sebelah selatan tidak memiliki ornamen. Akhiran pada keempat gable wall berbentuk diamond posisi vertikal.Bangunan Kompleks Biara Suster OSF membujur dari timur ke barat. Terdiri dari ruang tamu, ruang rekreasi, kapel, dan kamar-kamar tidur suster. Penggunaan bahan bangunan untuk dinding menggunakan batu bata dengan plesteran. Dinding bangunan sebelah utara pada bagian bawahnya menggunakan hiasan andesit expose (rubble wall).  Bangunan kantor yayasan Marsudirini: Bangunan ini memiliki empat gable wall (juga dikenal dengan istilah gunungan atau gewel) pada sebelah utara, timur, selatan dan barat). Gable wall sebelah utara memiliki ornamen berundak dengan pola mengikuti kemiringan gable wall.
Deskripsi Jendela :  Struktur bukaan pada pintu dan jendela menggunakan pola lengkung semi circular pada bagian belakang bangunan dan kusen pintu atau jendela ditempatkan di dalamnya. Bahan yang digunakan untuk kusen pintu dan jendela menggunakan kayu jati dengan penampang berukuran 100 x 200 mm. Pintu dan jendela menggunakan model kupu tarung.
Deskripsi Pintu : Struktur bukaan pada pintu dan jendela menggunakan pola lengkung semi circular pada bagian belakang bangunan dan kusen pintu atau jendela ditempatkan di dalamnya. Bahan yang digunakan untuk kusen pintu dan jendela menggunakan kayu jati dengan penampang berukuran 100 x 200 mm. Pintu dan jendela menggunakan model kupu tarung.
Deskripsi Atap : SD Marsudirini: Bentuk atap yang digunakan adalah tipe gable dimana atap terbentuk atas dua bagian datar yang dinaikan pada pertemuan di tengahnya sehingga membentuk segitiga dan diakhiri dengan dinding yang berbentuk segitiga. Bentuk atap gable di bagian depan dirancang menyerupai salib (cruciform). Materi penutup atap yang digunakan adalah genteng.Bangunan Kompleks Biara Suster OSF: Bentuk atap yang digunakan adalah tipe gable dimana atap terbentuk atas dua bagian datar yang dinaikan pada pertemuan ditengahnya sehingga membentuk segitiga dan diakhiri dengan dinding yang berbentuk segitiga. Bentuk atap gable di bagian depan dirancang menyerupai salib (cruciform). Bangunan kantor yayasan Marsudirini: Bentuk atap yang digunakan adalah tipe gable dimana atap terbentuk atas dua bagian datar yang dinaikan pada pertemuan ditengahnya sehingga membentuk segitiga dan diakhiri dengan dinding yang berbentuk segitiga. Bentuk atap gable di bagian depan dirancang menyerupai salib (cruciform). Material penutup atap menggunakan genteng tanah liat bertipe kodok
Deskripsi Lantai : Lantai bawah menggunakan tegel berwarna abu-abu dengan ukuran 200x200 mm sedangkan lantai atas menggunakan lantai kayu. Namun pada perkembangannya lantai bawah dan atas seluruhnya ditutup dengan pemasangan lantai keramik ukuran 200x200 mm.
Deskripsi Ventilasi : Pada bangunan SD Marsudirini tipe ventilasi yang digunakan adalah tipe jalusi/ krepyak yang terpasang pada daun jendela dan pintu. Bangunan Kompleks Biara Suster OSF: Ventilasi yang digunakan adalah tipe jalusi/krepyak yang terpasang pada daun jendela. Bangunan kantor yayasan Marsudirini: Ventilasi yang digunakan adalah tipe jalusi/krepyak yang terpasang pada daun jendela.
Deskripsi Plafon : SD Marsudirini: Langit-langit yang digunakan di lantai bawah menggunakan dua jenis langit-langit. Langit-langit pertama di bagian lantai bawah pada bangunan bertingkat (RA. 01- RF. 01) menggunakan konstruksi lantai atas sebagai langit-langit yaitu berbahan papan dan balok WF (wide flange/ baja berpenampang huruf ‘H’). Jenis kedua adalah penggunaan langit-langit pada lantai bawah bukan bangunan bertingkat (RG. 01- RF. 01) menggunakan lembaran plat baja. Bangunan Kompleks Biara Suster OSF: Bagian langit-langit ruangan menggunakan plat baja yang dihiasi motif tumpal dan bercat hijau tosca.
Jenis Ragam Hias : Bangunan Kompleks Biara Suster OSF: Tiga gable wall utama di sebelah utara memiliki ornamen berupa pengulangan bentuk relung semu dengan penataan pola mengikuti kemiringan gable wall. Pada puncak gable wall sebelah utara terdapat ornamen bentuk salib dengan variasi motif sulur terbuat dari besi tempa berukuran 600x600 x 800 mm
Fungsi Situs : Sekolah
Fungsi : Sekolah
Peristiwa Sejarah : Kedatangan para suster di Hindia Belanda pertama kali pada 22 Januari 1870 bertujuan untuk mendidik dan memelihara anak yatim piatu. Untuk menangani dunia pendidikan, para suster mulai membuka sekolah-sekolah. Pada 1 Agustus 1870 para suster membangun sekolah pertama kali di Semarang yang kemudian berkembang di Yogyakarta. Pada tanggal 1 April 1902 para suster OSF di Yogyakarta mulai membuka Taman Kanak-kanak (Froebelschool) dengan 12 murid dan 18 anak putri untuk belajar jahit menjahit dan pekerjaan tangan. Kemudian para suster tersebut membuka sekolah latihan (leerschool) pada Juli 1902 dengan murid pertama sebanyak 50 anak. Tempat tinggal suster dan sekolahan tersebut menempati dua rumah sederhana di daerah Ngabean Yogyakarta. Karena kebutuhan ruang, para suster membeli sebidang tanah di sebelah timur Gereja Kiduloji. Pembangunan biara dan ruang ruang dimulai pada awal tahun 1904 namun kemudian tersendat-sendat. Baru pada tanggal 19 April 1904 diadakan upacara peletakan batu pertama pembangunan kompleks biara dan ruang-ruang sekolah. Pembangunan kompleks biara dan sekolah ini dipercayakan pada arsitek W. G. W. Westmaas. Pembangunan dapat diselesaikan pada bulan September 1904. Kemudian pemberkatan dilakukan pada tanggal 8 Desember 1904 bertepatan pada perayaan Maria Dikandung Tanpa Noda yang lalu dipilih menjadi pelindung biara. Sedangkan nama untuk sekolah adalah Maria School (Sekolah Santa Maria). Pada tanggal 28 Juni 1920 dibuka pendidikan SD Intermerata yang kelak menjadi cikal bakal SD Marsudirini. Pada tanggal 26 Juni 1924 gedung H.I.S Poetri Soesteran St. Fransiskus (SD Marsudirini sekarang) menjadi tempat peresmian Perhimpunan Wanita Katolik Indonesia bernama Poesara Wanita Katolik (yang sekarang dikenal dengan WKRI). Perhimpunan ini diprakarsai oleh Raden Ajeng Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat Darmaseputra (adik kandung Nyi Hajar Dewantara). Pada tahun 1947-1948 pernah menjadi Kantor Kesekretariatan Akademi Kepolisian setelah menempati Seminari Menengah Mertoyudan.
Nilai Sejarah : Bangunan Kompleks Biara Suster OSF dan SD Marsudirini merupakan bukti peristiwa sejarah pendidikan di Kota Yogyakarta khususnya sebagai sekolah yayasan Katolik setingkat dasar yang diprakarsai oleh suster-suster OSF. Bangunan ini juga menjadi lokasi bersejarah terbentuknya Perhimpunan Wanita Katolik Indonseia (WKRI) yang merupakan peristiwa penting sejarah perkembangan organisasi wanita.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Bangunan Kompleks Biara Suster OSF dan SD Marsudirini Yogyakarta yang bergaya arsitektur Indish peralihan memiliki arti khusus ilmu pengetahuan yang berguna bagi obyek pembelajaran ilmu arsitektur dan sipil.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Konggergasi Suster-Suster OSF Semarang
Pengelolaan
Nama Pengelola : Yayasan Marsudirini
Catatan Khusus : Bangunan yang masuk Cagar Budaya adalah Kantor Yayasan, Rumah Biara, dan Gedung SD. Rumah Biara masaih memiliki lantai yang asli (tegel).