Loading

Yoni Nomor Inventaris C 62.a

Status : Benda Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Yoni berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya kandungan atau rahim atau sebagai lambang wanita. Yoni merupakan simbol dari Dewi Parwati, yakni pasangan/sakti dari Dewa Siwa yang merupakan dewa tertinggi dalam agama Hindu. Yoni diwujudkan dalam bentuk batu yang dipahat persegi dengan lubang di tengah, cerat, dan lis profil. Lubang yoni digunakan untuk menempatkan lingga, sedangkan cerat dimaksudkan untuk mengalirkan air pada upacara keagamaan. Pada umumnya cerat yoni ditempatkan menghadap arah utara yang mana merupakan tempat Dewi Durga (pasangan Dewa Siwa) dalam pantheon agama Hindu. Pada bagian bawah cerat seringkali ditemukan pahatan arca berbentuk zoomorfik (hewan) dan teriomorfik (setengah manusia dan setengah hewan). 

Yoni dikaitkan dengan lingga yang merupakan lambang Dewa Siwa. Lingga yang ditempatkan di atas yoni merupakan lambang penyatuan antara Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Dalam agama Hindu, yoni bersama dengan lingga melambangkan atau menggambarkan penyatuan antara mikrokosmos dan makrokosmos, serta penciptaan dan regenerasi alam semesta. Meskipun demikian pemasangan lingga dengan yoni ini terdapat pula variasinya walau jarang terjadi, yakni yoni yang tidak dipasangkan dengan lingga tetapi dijadikan lapik arca. Meskipun demikian yoni lapik arca tetap menunjukkan karakteristiknya yakni lubang di tengah yoni, sedangkan cerat yoni kadang tidak ada.   

Yoni yang ditemukan tidak bersama dengan lingganya tetap digunakan dalam ritual pemujaan agama Hindu. Yoni berperan sebagai simbol organ feminin atau kesuburan. Oleh karenanya yoni banyak dikaitkan dengan kesuburan tanah sehingga persebaran yoni banyak ditemukan di wilayah-wilayah pertanian. 

Yoni Nomor Inventaris C.62 a di Masahan, Padukuhan Kraton, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul terletak di tikungan jalan di depan Kompleks Makam Masahan. Yoni ditempatkan dengan posisi tegak/tidak terbalik sehingga lubang yang ada di tengah yoni kelihatan. Permukaan yoni tidak rata dan aus. Cerat yoni menghadap ke arah selatan yang mana mengindikasikan telah terjadi perubahan letak asli yoni (ex-situ). Di bawah cerat tidak terdapat hiasan berupa pahatan arca, serta badan yoni tidak memiliki hiasan.

Status : Benda Cagar Budaya
Nama Lainnya : Yoni Dusun Kraton
Alamat : Depan kompleks makam masahan kraton Masahan , Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.9422343093558° S, 110.32126708981° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Bantul No 357 Tahun 2022


Lokasi Yoni Nomor Inventaris C 62.a di Peta

Bahan Utama : Batu Andesit
Keterawatan : /
Dimensi Benda : Panjang Atas 70cm, Bawah 74cm, Lubang 22cm, Cerat 39cm
Lebar Atas 67cm, Bawah 74cm, Lubang 21cm, Cerat 25cm
Tinggi 52cm
Tebal Cerat : 19cm, kedalaman lubang 18cm
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Agama Hindu telah berkembang di Jawa pada abad ke-7. Melalui Prasasti Dakawu/Tukmas yang ditemukan di Grabag, Magelang dapat diketahui adanya masyarakat pemeluk agama Hindu yang memuja mata air suci yang mengalirkan air layaknya Sungai Gangga.  Pada abad ke-8, agama Hindu menjadi salah satu agama kerajaan Mataram Kuno yang berdiri di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Raja pertama Mataram Kuno yang bernama Sanjaya merupakan penganut agama Hindu. Ia mendirikan lingga di atas Gunung Wukir sebagai bukti kejayaannya. Penerus Sanjaya yang beragama Hindu kemudian memerintahkan pendirian Candi Prambanan yang megah sebagai tempat sembahyang kerajaan.  Di Bantul, perkembangan agama Hindu dapat diketahui melalui temuan berupa bangunan, struktur, arca, dan prasasti yang tersebar dari bagian utara hingga selatan Kabupaten Bantul. Di Mangir, Kasihan, dan sekitar Makam Syeh Belabelu di Kretek, telah ditemukan yoni dan arca Nandi yang menunjukkan bahwa persebaran kebudayaan Hindu tidak hanya ada di sekitar Prambanan. Dalam pemujaan Siwa, yoni memiliki arti penting sebagai perwujudan dari Parwati, yakni pasangan dari Siwa. Lingga bersama dengan yoni menggambarkan penyatuan alam semesta dan melambangkan perputaran siklus kehidupan. Oleh karena itu pada umumnya yoni ditemukan berpasangan dengan lingga. Meskipun demikian Yoni Nomor Inventaris C.62 a di Masahan, Padukuhan Kraton, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul tidak ditemukan bersama lingga.  Yoni tercatat dalam kegiatan Herinventarisasi Cagar Budaya di Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul Tahun 2015 BPCB Provinsi DIY dengan Nomor Inventaris C.62 a. Ketika disurvei oleh Tim TACB Bantul pada tanggal 16 Februari 2022, Yoni Nomor Inventaris C.62 a di Masahan, Padukuhan Kraton, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul masih berada di tempatnya sebagaimana tercatat dalam kegiatan herinventarisasi.  Dengan adanya temuan Yoni Nomor Inventaris C.62 a, dapat diketahui bahwa di Masahan, Padukuhan Kraton, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul pernah berkembang agama Hindu.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Catatan Khusus : Yoni Nomor Inventaris C.62 a di Masahan, Padukuhan Kraton, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul tidak terawat. Sebagian permukaan yoni aus serta ditumbuhi lumut.