Loading

Watu Gilang Baturetno

Status : Benda Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Watu Gilang Baturetno berbentuk empat persegi panjang, dan di tiap sisinya terdapat relief binatang dan sulur-suluran. Pada sisi selatan terdapat relief burung, sisi barat relief gajah dan kuda terbang, sisi utara relief ikan dan gurita, serta sisi timur relief sapid an rusa. Pada bagian atas terdapat lubang sedalam 15 cm dan garis tengah 18 cm

Status : Benda Cagar Budaya
Alamat : Dusun Gilang , Baturetno, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.8267693331711° S, 110.42057394219° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati No. 458 Th 2016


Lokasi Watu Gilang Baturetno di Peta

Keterawatan : Utuh dan Terawat,Utuh /
Dimensi Benda : Panjang 260
Lebar 250
Tinggi 100
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Sejarah Situs Watu Gilang Baturetno hingga saat ini belum jelas, juga kegunaannya dan masa pembuatannya. Sebuah Laporan penelitian berupa skripsi S1 Jurusan Arkeologi UGM tahun 2005  yang ditulis oleh Herindra Wikan Nur Pragnyana, berjudul “Potensi Situs-Situs Masa Klasik di Kawasan Piyungan dan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta”, disebutkan bahwasanya dahulu kala situs watu gilang tersebut merupakan sebuah pertapaan dari seorang Kyai bernama Kyai Gejawan. Tentang relief yang berbentuk binatang dan dikombinasikan dengan sulur-sulur dan ornamen bunga, diduga merupakan sebuah perlambangan dari tokoh-tokoh dalam wayang.
Nilai Sejarah : Watu Gilang Baturetno menjadi bukti sejarah bahwa masyarakat Jawa kuno telah dapat melakukan pekerjaannya dengan sangat teliti meskipun memakai alat-alat yang sederhana.
Nilai Budaya : Merupakan sebuah karya seni yang indah dan menjadi bukti keahlian nenek moyang kita.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : BPCB DIY
Pengelolaan
Nama Pengelola : BPCB DIY
Catatan Khusus : Sejarah Situs Watu Gilang Baturetno hingga saat ini belum jelas, juga kegunaannya dan masa pembuatannya. Sebuah Laporan penelitian berupa skripsi S1 Jurusan Arkeologi UGM tahun 2005  yang ditulis oleh Herindra Wikan Nur Pragnyana, berjudul “Potensi Situs-Situs Masa Klasik di Kawasan Piyungan dan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta”, disebutkan bahwasanya dahulu kala situs watu gilang tersebut merupakan sebuah pertapaan dari seorang Kyai bernama Kyai Gejawan. Tentang relief yang berbentuk binatang dan dikombinasikan dengan sulur-sulur dan ornamen bunga, diduga merupakan sebuah perlambangan dari tokoh-tokoh dalam wayang.