Watu Gilang Baturetno berbentuk empat persegi panjang, dan di tiap sisinya terdapat relief binatang dan sulur-suluran. Pada sisi selatan terdapat relief burung, sisi barat relief gajah dan kuda terbang, sisi utara relief ikan dan gurita, serta sisi timur relief sapid an rusa. Pada bagian atas terdapat lubang sedalam 15 cm dan garis tengah 18 cm
Keterawatan | : | Utuh dan Terawat,Utuh / |
Dimensi Benda | : |
Panjang 260 Lebar 250 Tinggi 100 Tebal Diameter Berat |
Peristiwa Sejarah | : | Sejarah Situs Watu Gilang Baturetno hingga saat ini belum jelas, juga kegunaannya dan masa pembuatannya. Sebuah Laporan penelitian berupa skripsi S1 Jurusan Arkeologi UGM tahun 2005 yang ditulis oleh Herindra Wikan Nur Pragnyana, berjudul “Potensi Situs-Situs Masa Klasik di Kawasan Piyungan dan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakartaâ€, disebutkan bahwasanya dahulu kala situs watu gilang tersebut merupakan sebuah pertapaan dari seorang Kyai bernama Kyai Gejawan. Tentang relief yang berbentuk binatang dan dikombinasikan dengan sulur-sulur dan ornamen bunga, diduga merupakan sebuah perlambangan dari tokoh-tokoh dalam wayang. |
Nilai Sejarah | : | Watu Gilang Baturetno menjadi bukti sejarah bahwa masyarakat Jawa kuno telah dapat melakukan pekerjaannya dengan sangat teliti meskipun memakai alat-alat yang sederhana. |
Nilai Budaya | : | Merupakan sebuah karya seni yang indah dan menjadi bukti keahlian nenek moyang kita. |
Nama Pemilik Terakhir | : | BPCB DIY |
Nama Pengelola | : | BPCB DIY |
Catatan Khusus | : | Sejarah Situs Watu Gilang Baturetno hingga saat ini belum jelas, juga kegunaannya dan masa pembuatannya. Sebuah Laporan penelitian berupa skripsi S1 Jurusan Arkeologi UGM tahun 2005 yang ditulis oleh Herindra Wikan Nur Pragnyana, berjudul “Potensi Situs-Situs Masa Klasik di Kawasan Piyungan dan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakartaâ€, disebutkan bahwasanya dahulu kala situs watu gilang tersebut merupakan sebuah pertapaan dari seorang Kyai bernama Kyai Gejawan. Tentang relief yang berbentuk binatang dan dikombinasikan dengan sulur-sulur dan ornamen bunga, diduga merupakan sebuah perlambangan dari tokoh-tokoh dalam wayang. |