Loading

Deskripsi Singkat

Sendang Kasihan memiliki pintu gerbang menghadap ke barat. Sendang ini merupakan pemandian yang airnya bersumber dari mata air Dukuh Kasihan. Di sebelah barat Sendang Kasihan terdapat rumah tinggal pemilik dan pengelola Sendang Kasihan.

 

Gapura Sendang

Gapura sendang terletak di sebelah timur jalan raya. Gapura ini merupakan jalan masuk utama menuju sendang. Di sebelah timur gerbang terdapat Arca Ganesa, Arca Agastya, dan pohon Soka Temanten. Menurut Yudaryanto, penanaman pohon Soka Temanten diperintahkan oleh Hamengku Buwono I pada tahun 1755.

 

Sendang Kasihan

Sendang Kasihan telah ditembok dengan struktur bangunan semen yang melingkar dengan kolom dan ceruk. Sendang terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian utama sendang dan bagian penyaluran air pemandian.

Bagian utama sendang berbentuk lingkaran dan dipergunakan untuk pemandian, sedangkan bagian penyaluran air berfungsi untuk mengalirkan air pemandian sendang menuju ke Kali Konteng. Bagian penyaluran air ini berada di sebelah timur bagian utama sendang.

Untuk menuruni sendang, terdapat dua buah tangga berupa undakan. Tangga terletak di sebelah utara dan selatan sendang. Kedua tangga telah disemen.

 

Ruang Bilas

Di Sendang Kasihan terdapat dua ruang bilas yang terletak di sebelah barat sendang.

 

Rumah Tinggal

Rumah tinggal milik Yudaryanto terletak di sebelah barat sendang. Hingga saat ini masih ditempati oleh keluarga Yudaryanto

Status : Struktur Cagar Budaya
Alamat : Kasihan, RT 06 RW 18 Dukuh Kasihan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.8300800942422° S, 110.32919580523° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Bantul No 598


Lokasi Sendang Kasihan di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Sunan Kalijaga
Peristiwa Sejarah : Menurut cerita rakyat setempat, sejarah Sendang Kasihan berkaitan erat dengan kisah Sunan Kalijaga. Disebutkan bahwa Sunan Kalijaga memiliki tongkat bertuah yang diberikan oleh seseorang yang berilmu tinggi. Tongkat Sunan Kalijaga kemudian digunakan untuk membantu Mbok Rondo Kasihan menemukan sumber air. Hal ini disebabkan Sunan Kalijaga merasa iba kepada Mbok Rondo Kasihan yang membawa kendi untuk mengambil air di sungai yang jauh. Tongkat bertuah ditancapkan ke tanah di Dukuh Kasihan, kemudian ketika tongkat dicabut, muncullah sumber air yang saat ini dikenal sebagai Sendang Kasihan. Sumber air itu dianggap memiliki tuah untuk berbagai keperluan. Masyarakat percaya bahwa orang yang membasuh muka dan berendam di sendang akan dikabulkan harapannya, memperoleh khasiat awet muda, dan kecantikannya terpancar. Diceritakan pula bahwa sendang ini digunakan oleh Nyi Roro Pembayun untuk berendam ketika ditugaskan ayahnya (Panembahan Senopati) memikat Ki Ageng Mangir. Ki Ageng Mangir yang dianggap hendak memberontak pada Mataram kemudian terpikat dengan kecantikan Nyi Roro Pambayun. Setelah melakukan ritual di Sendang Kasihan dengan cara berendam, tugas yang diberikan oleh Panembahan Senopati kepada Nyi Roro Pembayun berhasil dilaksanakan. Ki Ageng Mangir kemudian dapat ditaklukkan. Cerita ini menginspirasi generasi selanjutnya untuk membasuh muka dan berendam di Sendang Kasihan supaya harapannya terkabul. Sendang kemudian dikelola oleh Jogo Warsito yang kemudian menurunkan kewajiban merawat sendang kepada putrinya yang bernama Iro Diryo. Saat ini Sendang Kasihan dikelola oleh Yudaryanto yang merupakan cucu Iro Diryo.  
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Yudaryanto.
Pengelolaan
Nama Pengelola : Yudaryanto.
Catatan Khusus : Luas Sendang Kasihan 1.000 m2.Luas Bangunan rumah 1.923 m2.