Makam Syekh Maulana Maghribi terletak di atas Bukit Sentono. Gapura makam berupa candi bentar dari pasangan bata berplester dengan hiasan ornamen kuncup melati pada bagian kepala gapura, motif wajikan di bagian leher gapura, serta motif lotus di bagian kaki gapura. Bagian atas gapura dihubungkan dengan penanda lokasi Makam Syekh Maulana Maghribi. Akses naik ke atas bukit melalui anak tangga yang telah diperbarui dengan pasangan bata berplester dan talud di samping kanan dan kirinya. Lebar anak tangga naik ± 3 m,dilengkapi dengan pagar pembatas yang menjadi pegangan tangan.
Di atas bukit dapat ditemukan beberapa bangunan, antara lain: cungkup makam, tempat sesaji, pendopo, tempat istirahat, tempat penjaga, dan musala. Selain bangunan, terdapat pula sendang beji, sumur tua, serumpun bambu yang disebut Pring Sentono, serta beberapa yoni yang diperkirakan merupakan bagian candi. Saat ini, sudah ada yang membangun rumah tinggal dan warung makan di sisi jalan menuju makam.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Tokoh | : | Syekh Maulana Maghribi |
Peristiwa Sejarah | : | Syekh Maulana Maghribi adalah tokoh penyebar Islam yang berasal dari Maroko. Beliau dipercaya sebagai salah satu penyebar Islam sebelum para Wali Sanga, dan diperkirakan wafat pada tahun 1419. Syekh Maulana Maghribi menyebarkan Agama Islam dalam rentang tahun 1404 – 1435 M dan termasuk dalam generasi penyebaran Islam yang sama dengan Maulana Malik Ibrahim (wafat 1419), Maulana Ishaq, Maulana Ahmad Jumadil Kubro, Maulana Muhammad AlMaghrabi, Maulana Malik Isra’il (wafat 1435), Maulana Muhammad Ali Akbar (wafat 1435), Maulana Hasanuddin, Maulana ‘Aliyuddin, dan Syekh Subakir atau juga disebut Syaikh Muhammad Al-Baqir.Syekh Maulana Maghribi menjadi juru dakwah yang disegani di kalangan Wali Sanga dan mempunyai jasa besar dalam perkembangan Islam di Jawa. Beliau tidak menetap di suatu tempat, tetapi beliau berdakwah keliling sampai ke pelosok-pelosok daerah. Oleh karena itu informasi tentang kapan wafat dan lokasi makamnya tidak diketahui dengan jelas. Sebagian masyarakat Jawa meyakini bahwa makam Syekh Maulana Maghribi berada di berbagai tempat. Hal ini diperkuat oleh cerita tutur dan nama-nama yang mirip dengan Maghribi, antara lain di Banten, Cirebon, Wonobodro Batang, Pantaran Boyolali, Bayat Klaten, Jatinom Klaten, Pekalongan, Tuban, Gresik, Kompleks Makam di Masjid Demak, dan di Parangtritis Bantul Yogyakarta.Dalam cerita tutur masyarakat di Mancingan, Parangtritis, Syekh Maulana Maghribi yang nama lengkapnya adalah Sayyidina Syekh Maulana Muhammad Al Maghrobi, dipercaya masih merupakan keturunan Syekh Majidil Qubra dari Persia. Syekh Majidil Qubra menurunkan salah seorang putri yang bernama Nyai Tabirah. Nyai Tabirah inilah yang kemudian menurunkan Syekh Maulana Maghribi. Dalam cerita disebutkan ketika Syekh Maulana Maghribi sampai di Parangtritis, bertemu dengan Joko Dandung dan Joko Jantrung. Keduanya adalah putra dari Raja Majapahit terakhir, Brawijaya V. Dikemudian hari, Joko Dandung dan Joko Jantrung ini diketahui adalah nama lain dari Syekh Bela-Belu dan Syekh Damiaking. Beberapa cerita juga mengaitkan Syekh Maulana Maghribi dengan tokoh Begawan Selahening yang diyakini merupakan pendeta Hindu. Dugaan ini dikaitkan dengan adanya temuan berupa sisa batu candi dan yoni yang mengindikasikan agama Hindu sudah berkembang lebih dahulu di Mancingan, Parangtriris. |
Nilai Sejarah | : | |
Nilai Agama | : | |
Nilai Pendidikan | : | |
Nilai Ekonomi | : |
Nama Pemilik Terakhir | : | Kraton Yogyakarta |
Nama Pengelola | : | Kraton Yogyakarta |
Catatan Khusus | : |