Cepuri Parangkusumo terletak di sebelah utara Pantai Parangkusumo. Cepuri Parangkusumo merupakan struktur bangunan berwujud pagar keliling yang di dalamnya terdapat dua buah batu hitam (watu gilang). Oleh masyarakat batu hitam yang besar dinamakan Selo Ageng, sedangkan batu hitam yang kecil dinamakan Selo Sengker. Struktur pagar yang mengelilingi Selo Ageng dan Selo Sengker berukuran 16,4 m x 13,22 m yang tingginya 1,27 m serta tebalnya 0,25 m dengan gapura menghadap ke arah selatan.
Cepuri
Parangkusumo merupakan tempat dilaksanakannya Upacara Labuhan yang
diselenggarakan setiap tahun, baik oleh pihak keraton maupun masyarakat. Sampai
saat ini Cepuri Parangkusumo banyak dikunjungi oleh peziarah terutama pada hari
malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Tokoh | : | Panembahan Senopati |
Peristiwa Sejarah | : | Asal-usul Petilasan Parangkusumo dapat dirunut dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Kandha. Kedua sumber tertulis ini menyebutkan bahwa Panembahan Senopati yang bercita-cita menjadi raja di Jawa. Di pinggir pantai Laut Selatan, Panembahan Senopati mengheningkan cipta memohon petunjuk kepada Tuhan akan maksud dan tujuan semua laku prihatinnya. Tempat itulah yang kemudian dikenal sebagai Petilasan Parangkusumo. Petilasan tersebut berwujud dua gundukan batu di pinggir pantai yang kemudian dinamakan Sela Ageng dan Sela Sengker. Kedua gundukan batu itulah yang kemudian diyakini sebagai salah satu penanda penting bagi kesepakatan atau kerja sama antara Senopati (raja-raja Mataram) dan Ratu Kidul dalam hal kelangsungan hidup Keraton Mataram. Oleh karena itu pula Upacara Labuhan laut oleh Keraton Mataram (Yogyakarta) selalu dipusatkan/ diawali dari Cepuri Parangkusumo. Pada tahun 1991, Dinas Pariwisata Provinsi DIY membangun pagar mengelilingi Cepuri Parangkusumo. |
Nilai Sejarah | : | Cepuri Parangkusumo memberikan informasi bukti jejak keberadaan Danang Sutawijaya (Panembahan Senopati) di Parangtritis, Bantul.Cepuri Parangkusumo memberikan informasi tentang sejarah pendirian Kerajaan Mataram Islam. |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Bermanfaat untuk dijadikan objek penelitian arkeologi, antropologi, geologi, dan sejarah.Senopati) di Parangtritis, Bantul.Memberikan gambaran mengenai pemanfaatan batu hitam (andesit) sebagai tempat untuk dilakukannya semadi demi mencari petunjuk. |
Nilai Pendidikan | : | Cepuri Parangkusumo memberikan informasi kepada peserta didik tentang sejarah pendirian Kerajaan Mataram Islam. |
Nilai Budaya | : | Memberikan informasi tentang berlanjutnya tradisi Jawa mengenai konsepsi kesakralan batu besar sebagai tempat dilakukannya semadi.Senopati) di Parangtritis, Bantul.Menunjukkan keyakinan masyarakat terhadap keberadaan Kanjeng Ratu Kidul.Cepuri Parangkusumo dapat menguatkan kepribadian bangsa dan masyarakat Bantul. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Keraton Yogyakarta |
Nama Pengelola | : | Keraton Yogyakarta |