Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Tokoh | : | Sultan Hamengku Buwana VIII dan Ir. Julius Schmutzer |
Peristiwa Sejarah | : | Dam Kamijoro ini dibangun pada tahun 1924. Hal itu ditandai dengan dikeluarkannya ijin pembuatan saluran irigasi dari Sungai Progo tertanggal 28 Februari kepada Ir. Julius Schmutzer oleh Sultan Hamengku Buwana VIII. Saluran irigasi ini penting untuk keberlangsungan hidup pabrik gula yang dikelola keluarga Schmutzer dan untuk membantu petani. Segera setelah ijin itu dikeluarkan dibuatlah saluran irigasi (Dam) dari sisi Sungai Progo di Kamijoro.Peletakan batu pertama pembangunan saluran irigasi ini ditandai dengan prasasti yang ditempelkan pada dinding sisi timur kompleks bangunan. Bunyi prasasti dalam bahasa Belanda yang diresmikan oleh Sultan Hamengku Buwana VIII dan Residen Yogyakarta yang bernama P.W. Jonquiere, tersebut adalah sebagai berikut.Op den 28 sten Februari 1924 weerd deze eerste steen gelegd door Z.H. den Sultan van Djokdjakarta HB VIII En Den Resident van Djokdjakarta P.W. Jonquiere(Pada tanggal 28 Februari 1924 dilakukan/diresmikan perjanjian peletakan batu pertama oleh Sultan Djokdjakarta HB VIII dan Residen Djokdjakarta P.W. Jonquiere)Selain prasasti itu juga terdapat prasasti lain yang diletakkan bersebelahan dengan prasasti tersebut. Prasasti kedua diberikan oleh Sultan Hamengku Buwana X pada tanggal 12 November 2008. Kelengkapan bunyi prasasti kedua adalah sebagai berikut.Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Penghargaan Pelestari Warisan Budaya Tahun 2008 diberikan kepada Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) Pijenan, Kabupaten Bantul untuk Dam (Intake)Pajangan, Bantul untuk Kategori: Non Gedung, Yogyakarta, 12 Nopember 2008 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwana X.Air Sungai Progo dari Dam Kamijoro ini pada gilirannya dialirkan ke berbagai tempat di Bantul, khususnya kawasan Bantul sisi selatan-barat dan hampir meliputi sekitar 10 kecamatan dari 17 kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul. Untuk menyalurkan air dari Sungai Progo melalui Dam Kamijoro ini dibuat jugalah saluran air mulai dari Kamijoro di Pajangan hingga Kabonongan di Gadingsari, Sanden, Bantul. |
Nilai Sejarah | : | Merupakan bukti sejarah hadirnya sarana dan prasarana sistem pengendalian dan pemanfaatan air sungai secara lebih modern di Hindia Belanda (Indonesia) yang diawali sejak tahun 1924 ketika usaha kegiatan sosial ekonomi, terutama usaha perkebunan tebu dan pabrik gula semakin berkembang.Dam Kamijoro merupakan bagian dari prasarana yang dibangun pada salah satu sisi aliran Sungai Progo |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Merupakan bukti arkeologis arsitektur gaya Eropa. Bukti historis dan arkeologis tentang Dam Kamijoro dapat menjadi sumber pembelajaran untuk mengetahui sesuatu tentang aspek ilmu kesejarahan, pengenalan konstruksi bangunan, asitektur bangunan air, dan sistem pengendalian serta pemanfaatan air sungai secara maksimal. Di samping itu, dapat menjadi bahan pembelajaran masyarakat umum dan siswa tentang perkembangan seni bangunan air di Indonesia serta perkembangan kelembagaan atau institusi pengairan dalam mengembangkan daya air di Indonesia. Pada akhirnya hal ini dapat memberikan inspirasi bagi pendidikan karakter bangsa. |
Nilai Budaya | : | Merupakan bukti keberadaan bangunan yang berfungsi sejak masa Belanda hingga sekarang.Hadirnya Dam Kamijoro mampu memberikan peningkatan kesejahteraan ekonomi secara signifikan kepada masyarakat (khususnya petani) yang pada gilirannya mampu menyokong kehidupan sosial budaya mereka.Dam Kamijoro juga berperan penting dalam peningkatan dan perkembangan ekonomi, sosial masyarakat di wilayah yang terjangkau oleh aliran irigasi. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul |
Nama Pengelola | : | Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul |
Catatan Khusus | : | Koordinat pada NR: 49 M X : 0419274 Y : 9128842 |