Loading

Sumur Gumuling Plered

Status : Struktur Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Keraton Plered mengalami kehancuran pada tahun 1600 J (1677) M ketika Trunojoyo, seorang bangsawan Madura Barat menyerang Keraton Plered dan berhasil mendudukinya. Sunan Amangkurat I melarikan diri ke Imogiri kemudian ke arah barat dan wafat dalam pelarian. Pengganti Amangkurat I yang bergelar Amangkurat II menduduki kembali keraton tersebut dengan bantuan VOC. Setelah Keraton Plered ditinggalkan oleh Sunan Amangkurat II, salah satu bagian dari keraton yakni Sumur Gumuling Plered ditemukan kembali dalam keadaan rusak. Kerusakan sumur semakin parah dengan terjadinya gempa pada tahun 2006. Pada tahun 2009 Sumur Gumuling Plered direnovasi hingga keadaannya yang sekarang. Sumur dikelilingi oleh tembok dengan teralis logam dan dapat dicapai dengan undakan tangga semen.

Status : Struktur Cagar Budaya
Periodesasi : Tradisional Jawa
Alamat : Dusun Kedaton , Pleret, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.8685274811492° S, 110.40520404215° E

SK Gubernur : No 194/KEP/2019
SK Walikota/Bupati : SK Bupati Bantul No 605


Lokasi Sumur Gumuling Plered di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Tokoh yang berasosiasi dengan keberadaan struktur Sumur Gumuling adalah Amangkurat I atau Amangkurat Agung. Hal ini dikarenakan letak Sumur Gumuling berada di area dalam benteng Kraton Plered dibangun pada masa pemerintahan Amangkurat I. Selain Amangkurat I, tokoh lain yang berasosiasi adalah Trunojoyo, Pangeran Puger, dan Pangeran Diponegoro.
Peristiwa Sejarah : Selama masa pemerintahannya Sunan Amangkurat I berhasil membangun Kraton Plered sebagai pusat pemerintahan dengan komponen yang cukup lengkap, yaitu: pintu gerbang Pabean, jaringan jalan, pasar, masjid agung, tembok keliling, alun-alun, kraton, bangunan-bangunan air, taman, krapyak, permukiman penduduk, dan kompleks pemakaman (Adrisijanti, 1997: 75, 78–98). Berdasarkansumber sejarah Jawa dan Belanda, pembangunan komponen Kraton Plered dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu yang cukup lama, dari 1648-1662 M (Adrisijanti, 1983: 751; Graaf, 1987: 12–13).Selain membangun beberapa komponen Kraton Plered, sunan membangun pula bangunan-bangunan air baik di dalam maupun di luar tembok kraton. Bahkan sebagian bangunan air tersebut sudah dibuat sebelum Kraton Plered didirikan. Menurut Babad Sangkala pada tahun 1565 J/1643 M, ketika Sultan Agung masih memimpin Mataram, struktur air di Plered sudah dibangun dalam bentuk sebuah danau buatan. Selanjutnya menurut Babad Momana, pembuatan danau buatan berlanjut pada tahun 1574 J (1651 M) dengan membangun suatu bendungan besar (Graaf, 1987:14).Pembangunan Kraton Plered terus berlanjut hingga tahun 1668 M ketika makam Ratu Malang di Gunung Kelir selesai dibuat. Kraton Plered mengalami kehancuran pada tahun 1600 J (1677) M ketika Trunojoyo, seorang bangsawan Madura Barat menyerang Kraton Plered dan berhasil mendudukinya. Sunan Amangkurat I melarikan diri ke Imogiri kemudian ke arah barat dan wafat dalam pelarian.Pengganti Amangkurat I yang bergelar Amangkurat II menduduki kembali kraton tersebut dengan bantuan VOC (Adrisijanti, 1997: 99–100). Sunan Amangkurat II selanjutnya memindahkan ibukota Mataram Islam dari Plered ke lokasi yang kelak bernama Kartasura. Setelah Kraton Plered ditinggalkan oleh Sunan Amangkurat II, salah satu bagian dari kraton yakni Sumur Gumuling Plered ditemukan kembali dalam keadaan rusak. Kerusakan sumur semakin parah dengan terjadinya gempa pada tahun 2006. Pada tahun 2009 Sumur Gumuling Plered direnovasi hingga keadaannya yang sekarang.Menurut kepercayaan penduduk setempat, Sumur Gumuling Plered tidak pernah kering dan tetap lancar airnya meskipun dilanda kemarau panjang. Sumur Gumuling dipercayai sebagai bagian dari tamansari atau pemandian yang dibangun atas permintaan sang penguasa Laut Selatan, Nyi Roro Kidul. Selain itu Sumur Gumuling Plered juga diyakini sebagai pusarnya Laut Selatan.
Konteks : Struktur Sumur Gumuling ini merupakan bagian dari Situs Cagar Budaya Kedaton-Plered dimana Kraton Plered merupakan kraton yang digunakan oleh Amangkurat I pada saat memerintah Kerajaan Mataram Islam.Sumur GumulingPlered memiliki peranan penting dalam sejarah MataramIslam, yakni sebagai salah satu komponen di dalam kraton (Adrisijanti, 2000: 76). Sumber : Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bantul. Naskah Rekomendasi Penetapan Sumur Gumuling Plered Sebagai Struktur Cagar Budaya Peringkat Kabupaten.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Dinas Kebudayaan Yogyakarta
Alamat Pemilik : Jalan Cendana Yogyakarta 55166
Nomer Kontak : (0274) 562628
Pengelolaan
Nama Pengelola : Museum Sejarah Purbakala Pleret
Alamat Pengelola : Jl. Pleret, Kedaton, Pleret, Kec. Pleret, Kabupaten Bantul,Yogyakarta.
Nomer Kontak : 085106002927
Catatan Khusus : Sumur Gumuling Plered merupakan komponen Keraton Mataram Islam di Pleret. Sumur Gumuling merupakan satu-satunya sumur peninggalan Keraton Mataram Islam yang ditemukan di Bantul.Sampai sekarang masyarakat sekitar masih meyakini bahwa air dari Sumur Gumuling memiliki manfaat, contohnya untuk upacara siraman dan menyembuhkan orang sakit. Untuk pengambilan air harus seizin pihak Museum Pleret.Kedalaman = 2,7 mTebal bibir sumur = 0,11 m0,8 m