Loading

Rumah Tradisional Sutinah R. Sukardi

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Rumah Tradisional Joglo - Limasan

Masih Asli

Rumah Tradisional Sutinah R.Sukardi memiliki arah hadap selatan, terletak di tengah permukiman warga pedukuhan Kuwon Lor. Bangunannya agak tersembunyi karena tidak berada di tepi jalan besar, tepatnya di belakang kantor Balai Desa Pacarejo. Joglo ini memiliki keunikan dan keindahan bentuk yang khas. Keunikan tersebut adalah :
a. Joglo ini semula memiliki bentuk Joglo Lawakan kemudian diperluas atap emper di bagian samping kanan dan kiri.
b. Lintring memiliki bentuk perluasan yang disebut macan angop. Bentuk macan angop tersebut merupakan modifikasi 3 struktur atap kampung.
Denah Rumah Sutinah R.Sukardi dari depan ke belakang secara berurutan terdiri atas lintring, Joglo dan omah mburi beratap limasan. Demikian penjelasannya :
1. Lintring
- Lantai
Lantai lintring menggunakan batu putih berukuran 25 x 25 cm dengan nat semen berukuran 3 cm.
- Tiang penyangga
Tiang lintring berjumlah 6 dengan ukuran 9 x 9 cm.
- Atap
Atap lintring merupakan struktur atap kampung dengan usuk rigereh. Struktur atap kampung dibuat modifikasi 3 kuda-kuda pada perluasan lintring macan angop. Pada bagian penutup segitiga kuda-kuda terdapat ornamen berbentuk lingkaran menyerupai bunga. Bunga tersebut dibuat berlubang di tengah.
2. Joglo
- Lantai
Menurut penuturan pemilik rumah, lantai Joglo Sutinah R.Sukardi semula berupa anyaman bambu atau sesek. Anyaman bambu tersebut kemudian rusak dan diganti lantai floor yang di aci dengan motif tegel berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 40 x 40 cm.
- Penyangga dan Dinding
4 Saka Guru Joglo berukuran 15 x 15 cm. Seluruh tiang Saka Guru berdiri di atas umpak batu tanpa ornamen dengan ketinggian 21 cm. Keempat Saka Guru tersebut menopang struktur atap Joglo.
12 Saka Penanggap berukuran 9 x 9 cm Joglo Sutinah R.Sukardi merupakan Joglo yang terbuka pada sisi depan. Pada sisi barat dan timur terdapat 6 buah dinding gebyok berpintu. Gebyok dan pintunya di beri warna cat coklat, biru, kuning, dan hijau.
Pada sekeliling joglo terdapat hiasan tebengan. Tebengan adalah bilahan kayu tipis yang diletakkan berderet pada ujung atas dinding. Tebengan tersebut dipasang sebagai hiasan yang dipasang diantara kolom saka penyerang di bawah blandar emper. Warna cat tebengan adalah biru muda dan kuning.
- Atap
Struktur atap Jolgo merupakan struktur penyangga atap berbentuk brunjung. Struktur tersebut terdiri dari sunduk, sunduk kili, blandar, dhadha peksi, tumpangsari, uleng, jurai dan nok atau molo. Sebagai pengikat dan pengaku keempat Saka Guru tersebut yaitu sunduk dan sunduk kili. Tumpangsari memiliki jumlah 5 tingkat sementara uleng 5 tingkat. Pada bagian ujung balok tumpang sari paling atas terdapat 4 pola hias buah keben atau kebenan yang berfungsi sebagai pengunci. Saka Guru, sunduk, sunduk kili, tumpangsari, dan uleng sari di beri cat warna coklat tua.
Midhangan ditutup oleh papan kayu. Papan kayu tersebut di beri ukiran yang berornamen wajikan, hiasan geometris, huruf S dan bunga. Midhangan berwarna dasar biru muda dan kuning. Pada balok dhadha peksi terdapat ukiran berpola hias daun atau patra, bunga, dan lung lungan atau tumbuhan menjalar. Dhadha peksi diberi cat dengan warna biru muda, kuning, dan merah.
Usuk Joglo berpola rigereh. Atap penutup Joglo menggunakan genteng keripik. Bubungan atau wuwung pada bagian dudur dan molo ditutup dengan wuwung seng berpola bongkak pada ujung ujungnya. Wuwung paling atas yang menutup molo, di beri hiasan makutha atau mahkota.
Diantara Omah Mburi dan Joglo tidak terdapat ruang pringgitan. Atap emper Jolgo dan Omah Mburi disambung dengan talang air dari seng.
3. Omah Mburi
Omah Mburi Rumah Sutinah R.Sukardi memiliki atap berbentuk limasan. Pada omah mburi dinding yang semula berupa gebyok diubah menjadi tembok. Sebuah pintu gebyok yang merupakan sisa dinding yang asli masih berada di pintu depan atau pintu utama omah mburi. Dinding gebyok yang lain sudah rusak karena aus. Keseharian omah mburi berfungsi sebagai ruang keluarga dan ruang tidur.
- Lantai
Permukaan lantai omah mburi ditutup dengan floor. Pada beberapa bagian masih terlihat bekas lantai dari batu berukuran 30 x 30 cm yang tertutup oleh floor yang tipis. Lantai omah mburi memiliki permukaan ketinggian yang sama.
- Penyangga dan dinding
Struktur pendukung atap limasan pada omah mburi memiliki perpaduan struktur penyangga kayu dan dinding tembok. Struktur kayu terdapat pada bagian tengah ruangan atau bagian utama. Struktur utama tersebut berupa 10 buah saka limasan berukuran 12 x 12 cm. Pada bagian tengah dari struktur atap terdapat 2 blandar menopang 2 buah ander. Tiang ander tersebut berdiri diatas geganja yang berpola hias ular-ularan.
Dinding tembok terbuat dari batu bata berspesi.
Ruang-ruang omah mburi terdiri atas 5 ruangan baru yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan ruang tempat tinggal saat ini. Ruang tersebut menggunakan pembatas kayu gebyok.
- Atap
Usuk omah mburi memiliki bentuk rigereh dan genteng menggunakan bahan genteng press. Bubungan atau wuwung omah mburi menggunakan bahan krepus.


Status : Bangunan Cagar Budaya
Alamat : Kuwon Lor Pacarejo, Semanu, Semanu, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
8.017761° S, 110.619846° E

SK Walikota/Bupati : KepBup Nomor 435/KPTS/2018
No. Registrasi Daerah : R 0035/TACBGK/06/2018


Lokasi Rumah Tradisional Sutinah R. Sukardi di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Rumah milik Alm. Sutinah Sukardi beralamat di Dusun Kuwon Lor, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul. Rumah tersebut merupakan warisan turun temurun dari Kakeknya yang bernama Mangunwijaya. Setelah kakeknya meninggal, rumah tersebut diwariskan kepada ayahnya yang bernama R. Sukardi. Beliau adalah mantan Kepala Desa Pacarejo. Setelah beliau meninggal rumah tersebut diwariskan kepada istrinya yang bernama Sutinah. Selanjutnya diwariskan kepada ketujuh putra dan putrinya. Saat sekarang rumah tersebut dikelola oleh salah satu putrinya yang bernama Ibu Sri Mujiyono yang tinggal di Dusun Tambakrejo, Desa Semanu. Rumah Tradisional Sutinah R.Sukardi mengalami beberapa perubahan yang dilakukan sebagai bentuk pemeliharaan yakni diantaranya pada bangunan Joglo dilakukan pengecatan dengan warna biru, kuning dan hijau pada tahun 1982 dan penggantian dinding gebyok yang aus dengan dinding tembok pada tahun 2012.
Nilai Sejarah : - Joglo Sutinah Sukardi pernah digunakan sebagai kantor kelurahan pada awal abad 20. - Menjadi dapur umum ketika terjadi bencana Gaber (Gagal Beras) atau paceklik di daerah Semanu tahun 1960an. Gaya bangunan rumah ini merepresentasikan langgam gaya yang berkembang pada masa itu
Nilai Ilmu Pengetahuan : - Arsitektur dan Arkeologi : bangunan ini mempunyai bentuk yang khas sebagai bangunan dengan ciri arsitektur tradisional Jawa Kerakyatan. - Sosial : menjadi bahan edukasi dan informasi tentang gaya arsitektur rumah tinggal, materi bangunan, filosofi bangunan dan ruang, peruntukan dan pembagian masing-masing ruang, adaptasi dengan iklim, serta fungsinya didalam interaksi sosial budaya masyarakat pada masa itu
Nilai Pendidikan : - Pengetahuan tentang bentuk-bentuk rumah tradisional Jawa serta pengetahuan tentang budaya masyarakatnya yang memperlihatkan interaksi, filosofi, karya kreatif, bahan/material bangunan yang tersedia pada masa itu, serta tingkatan sosial dari pemilik bangunan. - Memperlihatkan sistem budaya baik interaksi antar anggota keluarga dan sosial masyarakat, maupun memperlihatkan pengetahuan pemilik akan materi bangunan serta filosofinya. - Bangunan rumah ini sebagai objek pembelajaran pendidikan dan kebudayaan yang berkembang pada masa abad awal 20
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Sutinah R. Sukardi
Pengelolaan
Nama Pengelola : Sutinah R. Sukardi
Catatan Khusus : Daftar Penerima Penghargaan Pelestari Cagar Budaya tahun 2017