Loading

Rumah Tradisional Joglo Bapak Sudarminto

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Rumah Tradisional Joglo

Joglo Asli banyak Dengan tambahan

Rumah Tradisional Sudarminto memiliki arah hadap selatan, terletak di sebelah selatan kompleks pasar Munggi. Bangunannya agak tersembunyi di tengah kepadatan bangunan untuk ruang usaha atau ruko. Joglo ini terkesan kokoh karena memiliki ukuran saka guru yang besar dan tinggi.
Denah Rumah Sudarminto dari depan ke belakang secara berurutan terdiri atas lintring, Joglo dan Omah Mburi beratap limasan. Demikian penjelasannya :
1. Lintring
Merupakan bangunan baru yang dibuat dari material bata berlepa yang dibangun tahun 1982.
2. Joglo
Semula Joglo Bapak Sudarminto memiliki bentuk yang terpisah dari bangunan pringgitan. Tetapi kemudian dibuat menyatu dengan diberi penambahan atap dari seng.
- Lantai
Permukaan lantai Joglo ditutup dengan keramik ukuran 50 x 50 cm. Tetapi pada sisi timur rumah (halaman luar) masih terlihat permukaan lantai asli dari batu putih berukuran 25 x 25 cm. Permukaan lantai yang baru ditinggikan 5 cm dari permukaan lantai yang asli atau yang lama. Diduga lantai keramik ini dipasang di atas lantai yang lama dari batu putih.
- Penyangga dan Dinding
4 Saka Guru Joglo berukuran 20 x 20 cm dan tinggi 370 cm. Seluruh tiang Saka Guru berdiri di atas umpak berbentuk Padma setinggi 24 cm. Umpak terbuat dari batu kapur yang diberi warna cat hitam. Keempat Saka Guru tersebut menopang struktur atap Joglo.
12 Saka Penanggap berukuran 14,5 x 14,5 cm dan tinggi 300 cm.
Saat ini Joglo Sudarminto merupakan Joglo yang tertutup. Pada sisi timur ditutup oleh pintu gebyok, sisi selatan lintring tembok, dan sisi barat ditutup oleh bangunan rumah.
- Atap
Struktur atap Joglo merupakan struktur penyangga atap berbentuk brunjung. Struktur tersebut terdiri dari sunduk, sunduk kili, blandar, dhadha peksi, tumpangsari, uleng, jurai dan nok atau molo. Sebagai pengikat dan pengaku keempat Saka Guru tersebut yaitu sunduk dan sunduk kili. Tumpangsari memiliki jumlah 3 tingkat sementara uleng 5 tingkat. Pada bagian ujung balok tumpang sari paling atas terdapat 4 pola hias buah nanasan yang berfungsi sebagai pengunci.
Midhangan ditutup oleh papan kayu tanpa ornamen. Pada balok dhadha peksi terdapat ukiran berpola hias daun atau patra, bunga, dan lung-lungan atau tumbuhan menjalar. Pada bagian tengah-tengah dhadha peksi terdapat hiasan nanasan. Seluruh material kayu Joglo diberi plitur warna coklat tua.
Usuk Joglo berbentuk rigereh. Atap penutup Joglo menggunakan genteng flam. Bubungan atau wuwung pada bagian dudur dan molo ditutup dengan wuwung seng berpola bongkak pada ujung ujungnya. Wuwung paling atas yang menutup molo di beri hiasan Makutha atau mahkota raja. Di bawah hiasan mahkota terdapat tulisan : 15 – 11 – 1931.
3. Pringgitan
Pringgitan rumah Sudarminto merupakan bangunan dengan atap berbentuk limasan. Pringgitan bagian tengah diduga semula merupakan sebuah teras. Pada kiri dan kanan teras tersebut terdapat 2 ruangan yang diduga pula sudah berubah fungsi. Antara pringgitan dan Joglo terpisah jarak yang cukup jauh yaitu 315 cm. Bisa demikian karena pada mulanya bangunan Joglo terpisah dari pringgitan.
- Lantai
Permukaan lantai Joglo ditutup dengan keramik ukuran 50 x 50 cm.
- Dinding dan penyangga
Dinding pringgitan terbuat dari tembok dengan ketebalan 30 cm. Pada bagian teras terdapat 4 buah kayu penyangga dengan bentuk segienam, diameter 14 cm, dan tinggi 300 cm. Pada bagian tengah dan puncak kayu penyangga tersebut terdapat ornamen kuncup bunga. Kayu penyangga tersebut diberi cat warna hijau, ornamen kuncup bunga diberi cat warna kuning dan merah.
Pada sisi selatan sepanjang atas kolom atau kayu penyangga atap terdapat hiasan tebengan. Tebengan tersebut memiliki ornamen hias banyu netes.
- Atap
Genteng atap pringgitan menggunakan genteng berjenis press flam. Bubungan atau wuwung terbuat dari semen krepus.
4. Omah Mburi
Omah mburi rumah Sudarminto memiliki atap berbentuk limasan. Seluruh bangunan omah mburi merupakan bangunan berdinding tembok. Saat ini omah mburi digunakan sebagai gudang bahan bangunan.
- Lantai
Permukaan lantai omah mburi ditutup dengan floor dengan acian polos.
- Dinding dan penyangga
Struktur pendukung omah mburi dibuat dari tembok dengan ketebalan 30 cm.
Ruang-ruang bagian tengah dari omah mburi terdiri atas 3 ruangan yang diduga baru. Ruang tersebut menggunakan pembatas dari lembaran triplek.
- Atap
Genteng atap omah mburi menggunakan genteng berjenis press flam. Bubungan atau wuwung terbuat dari semen krepus.


Status : Bangunan Cagar Budaya
Alamat : Munggi Pasar Dusun Munggi Pasar RT 11/RW 33, Semanu, Semanu, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
8.0000490125318° S, 110.10704281241° E

SK Walikota/Bupati : KepBup Nomor 436/KPTS/2018
No. Registrasi Daerah : R 0036/TACBGK/06/2018


Lokasi Rumah Tradisional Joglo Bapak Sudarminto di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Berdasarkan sejarah kepemilikan, pada awalnya rumah joglo ini berada di padukuhan Paliyan. Rumah ini mulanya milik Mertosentono yang kemudian diwariskan turun temurun kepada Mertodinomo,kemudian diturunkan kepada Mertoiran atau Mertowiarjo, lalu kepada Supartinah, dan saat ini kepada Sudarminto yang merupakan cucu canggah dari pemilik pertama. Pada tahun 1931, rumah ini dipindahkan untuk di didirikan kembali di lokasi saat ini yakni di Munggi Pasar pada tahun 1931. Menurut keterangan Sudarminto dahulu bangunan rumah ini sempat dipergunakan sebagai kawedanan atau kantor setingkat kecamatan. Semenjak adanya re-organisasi desa, pada tahun 1950-an rumah ini dijadikan kantor kelurahan Semanu. Selama rumah ini dipergunakan sebagai kantor kelurahan, kakek dari Sudarminto yaitu Mertoiran atau Mertowiarjo menjabat sebagai perangkat desa yakni bagian kemakmuran desa. Ketika Gunungkidul dilanda bencana kekeringan yang terjadi beriringan dengan pageblug dan wabah Hongerodem di awal tahun 1960-an, rumah ini juga digunakan sebagai gudang penyimpanan bahan pangan. Selain itu, pada pertengahan tahun 1960-an, juga pernah dipergunakan untuk Posko TNI. Pada tahun 1982 dilakukan penambahan bangunan lintring menjadi bangunan tembok.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Bangunan ini mempunyai bentuk yang khas dan memuat konsep atau kawruh griya dan kawruh kalang tradisional Jawa. Oleh karenanya, rumah Sudarminto dapat menjadi sumber pengetahuan tentang konstruksi arsitektur tradisional Jawa yang masih memiliki banyak keunikan dan masih mempertahankan keasliannya. Rumah ini pada dasarnya mewakili kesejarahan gaya bangunan rumah tradisional dan merepresentasikan pengetahuan lokal dalam mempergunakan material, membangun konstruksi, memanfaatkan ruang, dan menyusun dekorasi yang sangat khas sehingga unik. Oleh karenanya, bangunan ini dapat menjadi karya arsitektural yang bernilai penting sebagai wujud kekayaan pengetahuan lokal serta kebudayaan yang dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pembelajaran. Lebih dari itu, rumah ini juga merekam dinamika sejarah lokal yakni sebagai bukti material yang masih tersisa dari bangunan yang dahulu pernah dipergunakan sebagai kantor kawedanan dan kelurahan. Pada sisi yang lain, bangunan ini memiiki tingkat keterancaman yang tinggi sehingga sangat perlu untuk memperoleh perlindungan guna pelestarian
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Bapak Sudarminto
Pengelolaan
Nama Pengelola : Bapak Sudarminto