Loading

Eks Jembatan Rel Lori Krian

Status : Struktur Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Eks jembatan rel lori merupakan bagian jalur rel lori yang menunjang transportasi pengangkutan tambang mangan menuju Stasiun/Halte Pakualaman.

Eks jembatan lori terdiri atas buk dan struktur dudukan rel lori.

Buk terbuat dari pasangan bata berplester berjumlah dua pasang (sepasang di sisi selatan jembatan dan sepasang pada sisi utara jembatan), masing-masing berukuran panjang 160 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 50 cm. Dudukan rel terbuat dari rangkaian struktur baja dengan ukuran keseluruhan panjang 600 cm dan lebar 165,5 cm.

Dudukan rel terdiri atas empat batang baja profil “I”, dengan panjang masing-masing 600 cm, lebar 14-15 cm, dan tinggi 40 cm. Berikut gambaran rincian ukuran baja.


Status : Struktur Cagar Budaya
Nama Lainnya : Eks Jembatan Lori
Alamat : Krian, Hargorejo, Kokap, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Kulon Progo


Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Materi Spesifik (Bahan presentase terbesar) : -
Pola : -
Dimensi Struktur
Panjang : -
Lebar : -
Tebal : -
Tinggi : -
Diameter : -
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Keberadaan Eks Jembatan Rel Lori ini tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan penambangan mangan di Kliripan. Pada surat kabar De Locomotief (Samarangsch handels en advertentie Blad), bertanggal 25 Juni 1896, terdapat berita mengenai eksploitasi Kliripan dan Kriyan sebagai lokasi tambang. Pada koran tesebut disebutkan bahwa tambang mangan Kliripan diresmikan pada Juni tahun 1894 oleh pengusaha bernama H.W. van Dhfsen. Koran Indische Courant bertanggal 11 Juli 1928 menyebutkan tambang mangan di Kliripan mendapat tambahan aliran listrik. Koran Bataviaasch Nieuwsblad bertanggal 13 Juli 1928 menyebutkan bahwa dari tiga lubang galian yang berada di Kliripan awalnya hanya satu lubang saja yang proses penambangannya menggunakan bantuan tenaga listrik. Pada 11 Juli 1928, Kliripan mendapat pasokan listrik menyeluruh, sehingga proses produksi sampai pengiriman dikerjakan dengan alat yang lebih modern. Izin pemasangan listrik tersebut didapat dari Departement van Gouvernements-Bedrijven. Momentum pemasangan listrik tersebut bertepatan dengan perayaan sepuluh tahun Algemeene Industrieele Mijnbouw en Exploitatie Maatschappij, suatu perusahaan pertambangan yang berpusat di Bandung, Jawa Barat. Aktivitas penambangan tersebut juga berkaitan dengan keberadaan lori (kereta kecil dengan jalur berupa rel). Bongkahan mangaan dibawa menggunakan lori, untuk kondisi tertentu diangkut menggunakan gerobak yang ditarik dengan sapi atau diangkut dengan pikulan. Bongkahan mangan tersebut diangkut menuju Stasiun Bakungan yang saat ini dikenal dengan nama Halte Pakualaman. Stasiun ini terletak di antara Stasiun Wates dan Stasiun Kedundang. Dalam perjalanannya, hak pengelolaan tambang mangan di Kliripan berpindah dari satu tangan ke tangan lain hingga tahun 1970. Pada tahun tersebut tercatat seorang pengusaha bernama Holian, seorang warga negara Indonesia keturunan Tonghoa yang tinggal di Jakarta mengontrak tanah di Kliripan selama dua puluh tahun. Pekerja tambang merupakan warga sekitar yang telah bekerja sebagai penambang secara turun menurun sejak pengelolaannya dipegang oleh Belanda. Belum sampai habis masa kontrak penggunaan tambang, tahun 1983 aktivitas tambang di Kliripan dihentikan karena mengalami kerugian. Menurut catatan ada setidaknya tiga terowongan atau lubang galian yang kini tertutup lumpur dan longsoran tanah. Hanya tersisa satu terowongan yang masih relatif utuh. Keempatnya, yaitu: lubang Holian, PTPM, ITB, dan Sunoto. Penamaan galian tambang didasarkan pada pemilik tanah. Tanah di Kliripan adalah mutlak milik warga. Perusahaan hanya menyewa untuk aktivitas penambangan dalam kurun waktu tertentu.
Nilai Sejarah : Sebagai bukti adanya kegiatan penambangan yang dilengkapi dengan sistem transportasi di Kulon Progo.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : -
Pengelolaan
Nama Pengelola : -