Loading

Pesanggrahan Karang Kemuning

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Bangunan Pesanggrahan Karang kemuning terdiri atas bangunan pendopo, ndalem, dan gandok. Dari bangunan tersebut hanya pendopo yang masih utuh, sedangkan ndalem dan gandok tinggal sisa-sisa bagian dari dinding. 

Pendopo berdenah segi empat dengan ukuran 950 x 775 cm. Dinding bangunan berupa tembok dengan 16 pilar mengelilingi bangunan. Tembok pada dinding merupakan bangunan baru yang dibangun pada tahun 2006. Bata yang digunakan untuk membangun dinding berasal dari runtuhan tembok bangunan gandok kiwo yang terletak di timur pendopo. Sebelum dibangun dinding tembok, dinding bangunan pendopo berupa gedhek (anyaman bambu) di antara 16 pilar. Pilar pada dinding berukuran 30 x 30 cm dengan tinggi 200 cm. Lantai masih asli dengan bahan batu putih segi empat dengan ukuran bervariasi yang ditata menyerupai ubin. Atap bangunan berbentuk limasan dengan genteng tanah liat. Pada penggantian dinding anyaman bambu menjadi tembok, dinding ditinggikan setinggi 20 cm. Pada bagian dalam bangunan terdapat empat buah soko guru di atas umpak. Soko guru berbahan kayu dengan ukuran 13,5 x 13,5 cm dengan tinggi 288 cn (termasuk tinggi umpak). Umpak terbuat dari bahan batu putih dengan ukuran bagian bawah 30 cm, bagian atas 20 cm, dan tinggi 40 cm. Jarak antar soko guru 474 x 307 cm. 

Bagian selatan bangunan pendopo terdapat sisa reruntuhan dinding bata berukuran 1.015 x 945 cm.  

Bangunan gandok tengen terletak di barat pendopo. Gandok tengen berupa bangunan berdinding tembok yang memanjang dari utara ke selatan dengan sekat-sekat tembok membentuk ruang-ruang. Bangunan tersebut memiliki lebar 520 cm. Dinding pada sisi baratnya dirobohkan oleh warga setempat karena telah miring sehingga membahayakan. Dinding pada sisi utara dan selatannya telah roboh, sehingga tidak diketahui secara pasti batasan panjang gandok. Dinding yang masih tersisa berukuran panjang 4.660 cm. Pada dinding timur bangunan gandok tengen terdapat bukaan-bukaan. Sebagian bukaan telah roboh. 

Bangunan gandok kiwo terletak di timur pendopo. Gandok kiwo berupa bangunan berdinding tembok yang memanjang dari utara ke selatan dengan sekat-sekat tembok membentuk ruang-ruang. Bangunan tersebut memiliki lebar 500 cm. Dinding pada sisi utara dan selatannya telah roboh, sehingga tidak diketahui secara pasti batasan panjang gandok. Dinding yang masih tersisa berukuran panjang 5.280 cm. Pada dinding barat bangunan gandok kiwo terdapat bukaan-bukaan. Sebagian bukaan telah roboh. 

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Tradisional Jawa
Alamat : Kutan, RT/RW 09/04, Brosot, Galur, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.9392451518781° S, 110.23684389889° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Kulon Progo 568/A/2018


Lokasi Pesanggrahan Karang Kemuning di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Adipati Paku Alam IAdipati Paku Alam IIAdipati Paku Alam IIIAdipati Paku Alam IVAdipati Paku Alam VPanji Jayengminarso (Riya Mbrosot)
Peristiwa Sejarah : Sebelum dikenal dengan nama Brosot, daerah tersebut dikenal dengan nama Karang Kemuning. Nama Karang Kemuning dikenal sebelum masuknya kegiatan industri yang dibawa Belanda. Pada tahun 1850-an, di sekitar Brosot merupakan daerah industri. Desa Pandowan dan Sewu Galur pada saat itu merupakan pusat industri gula, perkebunan tebu, dan indigo. Perwakilan Adipati Pakualam di Brosot dan sekitarnya diwakili oleh pejabat setingkat bupati. Jabatan bupati yang berkedudukan di Brosot hanya bertahan satu periode pemerintahan, selanjutnya pusat pemerintahan berpindah ke Wates. Bupati yang berkedudukan di Brosot adalah Bupati Suro Digdoyo. Brosot hingga tahun 1950-an merupakan daerah kekuatan ekonomi dengan industri gula. Bukti keberadaan industri di sekitar Brosot ditunjukkan dengan keberadaan rel lori yang membentang dari Bantul hingga Desa Sewu Galur melewati kawasan Brosot. Eksistensi Paku Alam di daerah Brosot ditunjukkan dengan keberadaan pesanggrahan yang berada di daerah itu. Kebiasaan Paku Alam membangun pesanggrahan di wilayah kekuasaannya  dimaksudkan sebagai tempat tetirah, menginap, dan penegas kekuasaan Paku Alam
Konteks :
Riwayat Penelitian : Athoillah, Ahmad. 2021. Desa Mawa Carita: Sejarah Desa dan Kota di Kulon Progo. Yogyakarta. Penerbit Ombak.
Riwayat Rehabilitasi : Tahun 2006 merehab bagian dinding dan atap bangunanTahun 2015 memasang pintu baru di dinding sisi timur dan utaraTahun 2020 merehab lantai, plafon, dan dinding sekat ruangan berbahan GRC.
Nilai Sejarah : Merupakan bukti keberadaan pemerintahan Kabupaten Adikarta. 
Nilai Ilmu Pengetahuan : Merupakan salah satu bentuk dan pola tata ruang bangunan pemerintahan kabupaten pada masa lalu. 
Nilai Budaya : Kompleks Bangunan Pesanggrahan Karang Kemuning merupakan bukti keberadaan pemerintah Kabupaten Adikarta serta merupakan bentuk pola tata ruang pemerintahan kabupaten pada masa lalu. 
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Puro Pakualaman
Alamat Pemilik : Jl. Masjid No.46, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah I
Pengelolaan
Nama Pengelola : Bapak Ndaru Jati
Alamat Pengelola : Dusun Brosot, Kelurahan Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Pro
Catatan Khusus : Koordinat SK : UTM 0415886.006E, 9122341.304N, 49M   Lat/Long:  -7.939245151878133, 110.2368438988924