Rumah Limasan Mijosastran merupakan bangunan dengan arsitektur tradisional Jawa yang terdiri dari pendhapa, pringgitan dalem, dan gandhok kiwa bagian tengah. Adapun uraian dari bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut :
A. Pendhapa
Bangunan pendhapa berdenah empat persegi panjang dengan ukuran 17,78 m x 10,05 m, dengan luas bangunan pendhapa adalah 178,69 m2. Bangunan pendhapa pada awalnya merupakan bangunan terbuka atau tanpa penutup dinding yang berfungsi sebagai ruang publik. Kondisi eksisting Bangunan Pendhapa saat ini merupakan bangunan tertutup dengan dinding yang terdapat pada sisi barat yang terbuat dari bata berplester dan sisi selatan yang terbuat dari gedhek (anyaman bambu).
Lantai Pendhapa terbuat dari floor menggunakan acian semen abu – abu dibentuk menyerupai tegel berukuran 20 cm x 20 cm. Struktur bagian tubuh bangunan terdiri dari tiang atau saka utama (saka guru) sebanyak empat buah, saka penanggap, dan saka panitih. Saka guru berdiri di atas umpak berhias, sedangkan saka penanggap dan saka panitih dipasang dengan model ceblokan atau langsung ditanam pada lantai.
Selain saka, komponen tubuh Pendhapa adalah struktur dinding bata berplester yang ada pada bagian sisi barat. Struktur tersebut berfungsi sebagi penutup bangunan dan penopang atap. Menurut keterangan pemilik, struktur dinding barat merupakan bangunan tambahan atau baru. Sementara pada sisi selatan terdapat dinding penutup dari gedhek (anyaman bambu) dalam keadaan rapuh atau rusak.
Atap bangunan pendhapa bertipe limasan ekspos atau tanpa plafon. Komponen struktur atap terdiri dari rangka atap dan penutup atap. Komponen rangka atap menggunakan bahan kayu terdiri dari molo, dudur, ander, blandar, sunduk kili dan saka bentung. Sedangkan penutup atap menggunakan genteng kripik.
B. Pringgitan Dalem
Bangunan pringgitan dalem terletak di belakang pendhapa. Bagian depan merupakan Pringgitan yang ada di antara pendhapa dengan dalem.
Pringgitan berdenah empat persegi panjang berukuran 10,11 m x 6,44 m dengan luas bangunan 65,10 m2. Kondisi bangunan pada saat ini relatif masih asli. Lantai berupa floor seperti lantai pendhapa. Bagian tubuh terdiri dari saka dan struktur dinding. Saka pada bangunan pringgitan terdiri dari saka penanggap dan saka panitih. Saka berdiri di atas umpak dari batu andesit yang dicat warna hitam dan pada bagian atas umpak terdapat ornamen dicat warna kuning.
Di sebelah barat pringgitan terdapat kamar berukuran 6,44 m x 2,95 m dan luasnya 18,9 m2. Pada saat ini kamar tersebut berfungsi untuk gudang. Kamar tersebut dilengkapi jendela yang terletak pada dinding selatan dan barat, sedangkan pintu berada pada dinding kamar sisi timur bagian selatan. Dinding bangunan Pringgitan bagian barat terdapat jendela dan pintu dengan model bukaan kupu tarung tanpa kaca. Pada bagian atas pintu terdapat ventilasi dengan ornamen dari material besi.
Di belakang Pringgitan terdapat dalem yang memiliki denah berukuran 10,11 m x 6,10 m. Luas dalem sekitar 61,67 m2. Lantai terbuat dari floor seperti bangunan pringgitan dan saat ini dalam kondisi aus. Pada bagian atas lantai Dalem terdapat sejumlah umpak sebagai tempat berdirinya saka berjumlah empat buah. Umpak terbuat dari bahan batu andesit yang dicat hitam.
Pada bangunan dalem terdapat satu buah kamar yang merupakan ruang tambahan baru. Ruang tersebut menggunakan keramik berwarna putih berukuran 30 cm x 30 cm.
Struktur bagian tubuh dalem terdiri dari dinding dan saka. Sebagian dinding terbuat dari material bata dengan diberi lapisan penutup atau plester dari bligon. Pada bagian dalem terdapat dua saka dari kayu jati yang menempel pada dinding, dan blandar yang menumpang pada dinding bagian selatan.
Bangunan Dalem tidak memiliki senthong kiwo (kiri), senthong tengah, dan senthong tengen (kanan) yang merupakan ciri khas bangunan tradisional jawa. Pada bagian dalam dalem terdapat bukaan baru berbentuk lengkung dengan bagian kiri dan kanan terdapat ornamen pilar. Model bukaan tersebut menyerupai bukaan pada bangunan rumah bergaya indis.
Di sebelah barat dalem terdapat kamar berukuran 6,10 m x 2,95 m dan luasnya 17,9 m2. Kamar tersebut berdenah persegi panjang dengan plafon dari bahan triplek. Di sebelah timur Dalem terdapat emper dalem yang menyatu dengan emper gandhok. Atap tersebut ditopang oleh tiang kayu. Emper tersebut berukuran 12,61 m x 3,59 m dan luasnya 45,26 m2.
Atap bangunan pringgitan dalem bertipe limasan cere gancet. Struktur atap bangunan pringgitan dalem terdiri dari plafon, rangka atap, dan penutup atap. Plafon menggunakan material triplek untuk bagian dalem. Rangka atap terdiri dari molo, dudur, ander, dan blandar dari kayu jati. Emper dalem tidak memakai plafon. Penutup atap menggunakan genteng kripik dan kerpus.
C. Gandhok Kiwa
Gandhok kiwa (kiri) yang berada di sebelah timur bangunan pringgitan dalem. Gandhok membujur utara-selatan dengan atap berbentuk kampung srotong dengan tutup keong dari papan kayu jati.
Gandhok Kiwa Bagian Tengah berdenah persegi panjang dengan ukuran 13,95 m x 9 m dan luas 122,31 m2. Secara struktural bangunan gandhok kiwa bagian tengah terdiri dari tiga bagian yakni lantai (kaki), tubuh dan atap. Lantai gandhok kiwa bagian tengah menggunakan lantai floor acian semen kecuali lantai kamar yang menggunakan keramik.
Struktur bagian tubuh terdiri dari dinding dan saka. Dinding tersusun atas pasangan bata, spesi, dan campuran semen bligon serta dicat berwarna putih baik pada sisi luar maupun dalam. Saka terbuat dari kayu yang dipasang dengan sistem ceblokan.
Atap gandhok kiwa bagian tengah berbentuk kampung srotong. Rangka atap menggunakan material kayu jati, glugu, dan bambu. Sementara penutup atap menggunakan genteng vlam kripik. Material plafon menggunakan raguman (rangkaian bambu).