Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Bangunan Klasik 4 M 5 M

Kompleks Candi Banyunibo secara administratif terletak di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Secara geografis letak Kompleks Candi Banyunibo berada di lereng perbukitan Baturagung dan berada pada ketinggian 140 mdpl.
Kompleks Candi Banyunibo ditemukan kembali pada tahun 1932 dalam keadaan runtuh dan mulai diteliti pada tahun 1942-1943. Semenjak pertama kali ditemukan kembali, Kompleks Candi Banyunibo sudah mengalami dua kali pemugaran yaitu pada tahun 1943-1962 dan 1976-1978. Kompleks Candi Banyunibo dibangun dengan menggunakan batu andesit yang terdiri dari 1 buah bangunan induk, 6 buah candi perwara, dan struktur pagar. Enam candi perwara berbentuk stupa yang disusun berderet di selatan dan timur candi induk sedangkan struktur pagar berada di sebelah utara candi induk yang membujur dari arah timur ke barat. Pada kompleks candi ini dijumpai relief-relief yang bersifat Buddhist. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa latar belakang keagamaan dari Kompleks Candi Banyunibo adalah Budha.
Candi induk memiliki denah bujur sangkar dan bentuk bangunan yang tambun dengan atap berbentuk sisi genta. Berdasarkan perbandingan bentuk atap candi candi induk tersebut memiliki kesamaan dengan Candi Palosan Lor sehingga dapat diperkirakan Kompleks Candi Banyunibo semasa dengan Kompleks Candi Plaosan Lor yaitu pada abad 9 Masehi. Pada bagian dalam candi terdapat tiga relung yang dihiasi oleh Kala Makara, dengan keberadaan relung tersebut kemungkinan candi tersebut memiliki arca.

Daftar Refrensi :
Ramelan, Wiwin Djuwita Sudjana. 2013. Candi Indonesia : Seri Jawa. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan.
Tim Penyusun. 2010. Ensiklopedi Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta."

Informasi Cagar Budaya

Lokasi Bangunan : Cepit Kel. Bokoharjo Kec. Prambanan Kab. Sleman Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat -7.77802 ; 110.49394
SK Menteri : Kep. Mendikbud. 157/M/1998
SK Lainnya : KepBup Nomor 14.7/Kep.KDH/A/20

Lokasi Candi Banyunibo


Koordinat Penemuan : ;
Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Tradisional
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Tradisional
Fungsi Bangunan : Religi/Keagamaan
Komponen Pelengkap :
  1. Lantai,Asli
  2. Atap,Asli
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Fungsi Situs : Religi/Keagamaan
Fungsi : Religi/Keagamaan
Peristiwa Sejarah : Candi Banyunibo ditemukan pada tahun 1932, kemudian dilakukan penelitian pada tahun 1942 sampai dengan tahun 1943. Pemugaran dilakukan sebanyak dua kali, yaitu 1942 -1943 dan 1976 -1978), pemugaran terakhir mempugar atap candi yang berbentuk bingkai padma (sisi genta) dengan puncaknya sebuah stupika (dagoba).Siapa yang membangun Cadi Banyunibo belum jelas, karena tidak ada prasasti yang dapat dipakai untuk acuan. Berdasarkan perbandingan bentuk atap candi dengan candi-candi yang lain dari masa yang sama, mirip dengan candi Plaosan, sehingga diperkirakan berasal dari abag ke 9, yaitu masa Dinasti Sailendra. Candi Banyunibo bersifat agama Budha yang dapat dilihat dari bentuk atap, relief-reliefnya, enam stupa yang mengelilingi candi induk. Selain ituterdapat relief Hariti (dewi pelindung anak-anak dalam Agama Budha) yang dipahatkan di atas ambang pintu (lintel).Dewi Hariti dalam Agama Budha dianggap sebagai manifestasi dari Dewi Kesuburan, ada juga yang menganggap sebagai Dewi Ibu dan Dewi Kekayaan. Dewi ini umumnya digambarkan sebagai figur dewi dengan alat genetial yang menonjol dan selalu disertai oleh anak-anak pengikutnya.Candi Banyunibo telah ditulis oleh Hoepermans dalam Hindoe-oudheden van Java (1864 – 1867) in Rapporten van den Oudheidkundigen Dient 1913, halaman 253. Dan tercatat dalam Rapporten van den Oudheidkundigen Dient in Nedelandsch – Indie 1915, dengan nomor 1297 (Verbeekno. 342).
Riwayat Penemuan : ditemukan kembali dalam keadaan runtuh pada bulan November 1940. pada 1942 berhasil menyusun atap dan pintu. Tahun 1962 berhasil menyelesaikan Soubasement, kaki candi, tubuh dan pagar sisi utara
Nilai Sejarah : merupakan bagian dari sejarah pertumbuhan bangunan-bangunan candi yang bercorak agama Budha di kawasan Prambanan
Nilai Ilmu Pengetahuan : sumber data penting untuk berbagai sumber ilmu, antara lain sejarah, arkeologi, arsitektur, dll.
Nilai Agama : pernah dimanfaatkan sebagai tempat pemujaan/ sembahyang pada masanya(klasik)
Nilai Budaya : sebagai bukti eksistensi kebudayaan agama budha pada masa klasik di kawasan prambanan
Nilai Ekonomi : saat ini dimanfaatkan sebagai tempat wisata.
Nama Pemilik Terakhir : Balai Pelestarian Cagar Budaya D.I. Yogyakarta
Alamat Pemilik : Jl. Raya Solo - Yogyakarta No.15, Bogem, Kalasan, Sleman, DIY.
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Pelestarian Cagar Budaya D.I. Yogyakarta
Alamat Pengelola : Jl. Raya Solo - Yogyakarta No.15, Bogem, Kalasan, Sleman, DIY.
Nomer Kontak : (0274) 496019