Loading

Deskripsi Singkat

Bangunan Cagar Budaya Candi Banyunibo terletak di area dataran Sorogedung yang memiliki sebaran bangunan candi. Keletakan Candi Banyunibo berada di dataran di bawah kaki bukit Ijo, serta di antara dua aliran anak sungai Sorogedug. Posisi bangunan candi berada 450 m dari tenggara Candi Barong, terletak 64 m di bawah kaki bukit tempat Candi Barong berada.  

Candi Banyunibo bersifat agama Budha dengan keberadaan komponen stupa di puncak atap dan bangunan deretan stupa sebagai candi perwara yang mengelilingi candi induk. Selain itu, terdapat pahatan relief menggambarkan tokoh Hariti yang merupakan sosok dewi pelindung anak-anak dalam agama Budha).  

Dewi Hariti dalam agama Budha merupakan perwujudan dari dewi kesuburan yang juga dikenal sebagai dewi ibu dan dewi kekayaan. Tokoh ini selalu digambarkan berupa figur wanita dengan payudara yang menonjol dan selalu disertai oleh figur anak-anak. 

Candi Banyunibo berupa bangunan induk yang disertai 6 (enam) candi perwara berupa stupa yang terdiri atas masing-masing 3 (tiga) stupa berderet di sisi selatan dan timur. Di sebelah utara Candi Induk terdapat tembok batu sepanjang 65 meter yang membujur arah barat-timur yang diperkirakan sebagai sisa tembok pagar keliling. 

Bangunan candi induk menghadap ke arah barat, berdenah persegi panjang ukuran 15,3 m x 14,2 m; tinggi 14,2 m. Bagian depan pada akses masuk di sisi barat memiliki bagian penampil denah persegi panjang berukuran 4,3 m x 6,8 m. 

Candi Banyunibo memiliki keunikan pada bagian atap yang berbentuk menyerupai atap limasan namun dengan sudut lengkung menyerupai profil ojief (sisi genta). Bagian atap tidak memiliki ornamen. Pada bagian puncak terdapat satu bentuk stupa berada di tengah. 

Bagian tubuh candi berbentuk persegi panjang yang pada sisi utara, timur, dan selatan di permukaan dindingnya terdapat ornamen relung semu di bingkai pilaster diapit dengan lubang jendela. Pada bagian muka (sisi timur) terdapat bagian penampil yang diapit ornamen relief figur dalam bingkai relung di permukaan dinding beserta lubang jendela yang tembus hingga bagian ruangan bilik di dalam candi. 

Pada bagian dinding penampil sebelah Selatan terdapat relief seorang wanita yang dikerumuni anak-anak, sedangkan relief di dinding Utara menggambarkan seorang pria dalam posisi duduk. Bagian ini sekaligus sebagai ruang akses sepanjang 1,5 m menuju bilik candi berupa ruangan persegi panjang berukuran 6,8 m x 4,5 m. Kedua relief tersebut menggambarkan Hariti, dewi kesuburan dalam agama Budha, dan relief figur tokoh Vaisravana sebagai pasangannya. Di sisi dalam dan luar terdapat relief tokoh Kuwera sebagai simbol kemakmuran.  

Ruang candi (garbhagrha) diketahui tidak terdapat altar/pentas persajian seperti umumnya candi-candi Buddha untuk menempatkan singgasana arcanya. Pada permukaan dinding sisi utara, timur, dan selatan masing-masing terdapat lubang relung yang dihias kala-makara dengan bingkai berbentuk menyerupai tapal kuda.  Masing-masing relung diperkirakan sebagai tempat meletakan arca. Relung di sisi timur mempunyai ukuran lebih besar yang diperkirakan tempat arca utama.  

Struktur bangunan candi berdiri pada suatu bentuk batur sebagai alas dengan tinggi 2,5 m. Pada masing-masing permukaan dinding terdapat beberapa bidang panil berisi ornamen relief sulur-suluran yang keluar dari pot–bunga yang berbentuk seperti sandaran lampu duduk, pinggan, buah wortel, dan siput yang dianggap sebagai lambang kehidupan atau kesuburan.  

Di atas permukaan batur berupa selasar tanpa pagar langkan sebagai jalan mengelilingi candi. Di setiap sudut bagian atas batur terdapat komponen jaladwara yang berfungsi sebagai saluran air hujan. 

Pada bagian kiri dan kanan tangga terdapat pipi tangga yang terdapat pahatan tokoh–tokoh yang belum dapat diketahui identitasnya. Pada bagian ambang pintu masuk, terdapat hiasan kalamakara, sedangkan pada bagian ujung pipi tangga terdapat hiasan makara yang berakhir dengan relief seekor singa. 

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Klasik
Bagian dari : Candi Banyunibo
Alamat : Dusun Cepit, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.77802° S, 110.49394° E

SK Menteri : Mendikbud. 157/M/1998
SK Gubernur : GUB DIY 65/KEP/2024
SK Walikota/Bupati : Keputusan Bupati Sleman


Lokasi Candi Banyunibo di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Tradisional
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Tradisional
Fungsi Bangunan : Religi/Keagamaan
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tata Letak Dalam Ruang Kawasan : Bangunan Cagar Budaya Candi Banyunibo terletak di area dataran Sorogedung yang memiliki sebaran bangunan candi. Keletakan Candi Banyunibo berada di dataran di bawah kaki bukit Ijo, serta di antara dua aliran anak sungai Sorogedug. Posisi bangunan candi berada 450 m dari tenggara Candi Barong, terletak 64 m di bawah kaki bukit tempat Candi Barong berada.
Deskripsi Fasad : Pada bagian muka (sisi timur) terdapat bagian penampil yang diapit ornamen relief figur dalam bingkai relung di permukaan dinding beserta lubang jendela yang tembus hingga bagian ruangan bilik di dalam candi.
Deskripsi Atap : Bagian atap tidak memiliki ornamen. Pada bagian puncak terdapat satu bentuk stupa berada di tengah.
Jenis Ragam Hias : Pada masing-masing permukaan dinding terdapat beberapa bidang panil berisi ornamen relief sulur-suluran yang keluar dari pot–bunga yang berbentuk seperti sandaran lampu duduk, pinggan, buah wortel, dan siput yang dianggap sebagai lambang kehidupan atau kesuburan.
Desain : Candi Banyunibo bersifat agama Budha dengan keberadaan komponen stupa di puncak atap dan bangunan deretan stupa sebagai candi perwara yang mengeliling
Interior : Ruang candi (garbhagrha) diketahui tidak terdapat altar/pentas persajian seperti umumnya candi-candi Buddha untuk menempatkan singgasana arcanya.
Fungsi Situs : Religi/Keagamaan
Fungsi : Religi/Keagamaan
Peristiwa Sejarah : Candi Banyunibo didokumentasi secara sistematis pada tahun 1932, kemudian dilakukan penelitian pada tahun 1942 sampai dengan tahun 1943. Pemugaran dilakukan sebanyak dua kali, yaitu 1942 -1943 dan 1976 -1978). Belum diperoleh informasi siapa dan kapan bangunan candi ini didirikan. Berdasarkan kemiripan bentuk atap candi Banyunibo dengan atap candi Plaosan yang telah diketahui keterangan masa pembangunannya, maka Candi Banyunibo diperkirakan berasal dari abad ke-9 yaitu periode kekuasaan Dinasti Sailendra. Candi Banyunibo dibangun di dataran rendah di bawah kaki bukit Baturagung. Candi ini ditemukan kembali dalam keadaan runtuh, kemudian  sejak bulan November 1940 sampai dengan Mei 1942 dilakukan penelitian yang berhasil menyusun kembali bagian atap dan pintu candi. Pemugaran pada tahap pertama sejak penelitian tahun 1940 sampai tahun 1962 berhasil menyelesaikan bagian batur, kaki candi, tubuh candi, serta pagar sisi utara. Pemugaran Candi Banyunibo tahap kedua mulai tahun 1976 sampai dengan tahun 1978, dengan tujuan rekonstruksi bagian atap candi. Purna pugar Candi Banyunibo diresmikan oleh Prof.  Dr. Haryati Soebadio Direktur Jenderal Kebudayaan pada tanggal 4 Desember 1979. Candi Banyunibo telah dilaporkan oleh Hoepermans dalam Hindoe-oudheden van Java  (1864–1867) in Rapporten van den Oudheidkundigen Dient 1913, halaman 253. Tercatat pula dalam Rapporten van den Oudheidkundigen Dient in Nedelandsch–Indie (ROD) 1915, dengan nomor 1297 (Verbeek no. 342). 
Riwayat Pemugaran : Pemugaran pada tahap pertama sejak penelitian tahun 1940 sampai tahun 1962 berhasil menyelesaikan bagian batur, kaki candi, tubuh candi, serta pagar sisi utara. Pemugaran Candi Banyunibo tahap kedua mulai tahun 1976 sampai dengan tahun 1978, dengan tujuan rekonstruksi bagian atap candi. Purna pugar Candi Banyunibo diresmikan oleh Prof.  Dr. Haryati Soebadio Direktur Jenderal Kebudayaan pada tanggal 4 Desember 1979.
Riwayat Penelitian : Candi Banyunibo didokumentasi secara sistematis pada tahun 1932, kemudian dilakukan penelitian pada tahun 1942 sampai dengan tahun 1943. 
Nilai Sejarah : Bangunan Cagar Budaya Candi Banyunibo merupakan bangunan yang menunjukan pengaruh agama Buddha di DIY pada abad ke-9 yang dibangun secara terkonsep dengan fungsi lingkungan di sekitar candi saat itu. 
Nilai Ilmu Pengetahuan : Bangunan Cagar Budaya Candi Banyunibo memiliki kelangkaan jenis bangunan candi dengan bentuk denah persegi empat serta memiliki lubang jendela yang hanya dijumpai pada Candi Sari dan Candi Plaosan di wilayah DIY. Bentuk konstruksi atap Candi Banyunibo “limasan melengkung” yang merupakan satu-satunya yang dijumpai pada bangunan candi di wilayah DIY.
Nilai Budaya : Bangunan Cagar Budaya Candi Banyunibo adalah bangunan yang didirikan secara terkonsep dengan lingkungan serta fungsinya. Hal tersebut dapat dilihat dari keberadaan relief Dewi Hariti, dewi kesuburan dalam agama Budha, dan Vaisravana (pasangannya yang dimaksudkan sebagai pengharapan kesuburan lingkungan). Hal ini berhubungan dengan situasi wilayah di sekitar Candi Banyunibo yang dahulu digunakan sebagai wilayah pertanian pada masa klasik periode pengaruh kebudayaan Hindu/Buddha.Bangunan Cagar Budaya Candi Banyunibo merupakan salah satu dari 14 atribut (berupa candi) dalam Kawasan Cagar Budaya Prambanan yang terletak di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Klaten. 
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X
Riwayat Kepemilikan : -
Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X
Persepsi Masyarakat : -
Catatan Khusus : Koordinat pada SK Bupati Sleman dan SK Gubernur DIY: (UTM) 49M? X: 444202,? Y: 914029