Tahun Perolehan | : | 1992 |
Nama Penemu | : | SPSP DIY (BPCB waktu itu) |
Lokasi Penemuan | : | Dusun Watugajah, Kelurahan Girijati, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul |
Bahan Utama | : | Perunggu |
Keterawatan | : | Utuh dan Terawat,Utuh / |
Dimensi Benda | : |
Panjang - Lebar 4,3 cm Tinggi 8,4 cm Tebal 3,5 cm Diameter - Berat - |
Warna | : | Coklat kehijauan |
Cara Pembuatan | : | teknik a cire perdue |
Warna | : | Coklat kehijauan |
Cara Pembuatan | : | teknik a cire perdue |
Peristiwa Sejarah | : | Penemuan Arca Budha Vairocana Gambirowati dijelaskan Parjono, mantan petugas Juru Pelaksana Cagar Budaya Gambirowati terjadi secara tidak sengaja. Pada bulan Juni-Juli tahun 1992 Kantor SPSP DIY (BPCB waktu itu) mengadakan kegiatan konsolidasi teras sisi timur Gambirowati. Pada waktu itu seorang buruh tukang lokal yang bernama Tukijan bermaksud mencangkul tanah untuk urugan di sebelah timur teras Gambirowati. Pada saat menggali di kedalaman 1 meter menemukan arca BG. 1376. Arca ditemukan secara lepas, tidak ada temuan yang lain yang menyertainya. Kemudian arca diselamatkan petugas SPSP pada waktu itu, dimasukkan ke dalam ruang koleksi hingga saat ini. |
Konteks | : | Arca adalah gambaran perwujudan dewa-dewi yang dipakai sebagai sarana pemujaan atau sebagai sarana untuk berkonsentrasi atau yantra. Arca dibuat dengan berbagai variasi ukuran dan juga bahan. Arca dengan ukuran kecil biasanya diperuntukkan untuk pemujaan yang lebih bersifat pribadi. Bahannya dari logam ataupun terakota. Arca dengan berbagai macam bahan logam pada umumnya dibuat dengan teknik a cire perdue. Arca-arca yang bersifat Budha biasanya menunjuk pada arca-arca Dyhani-Buddha dan Boddhisatwa, seperti Wairocana, Awalokiteswara, Samantabadra atau Ratnapani.Dalam Agama Buddha Mahayana dikenal adanya beberapa tingkat keBuddhaan yaitu Dhyani-Buddha, Manusi-Buddha dan Dhyani-Boddisatwa. Dhyani-Buddha digambarkan sebagai Buddha yang selalu dalam keadaan tafakur dan berada di langit. Dalam pengarcaannya Dhyani-Buddha dibuat sangat sederhana tanpa suatu hiasan. Hal ini menunjukkan sifat keBuddhaan yang secara bertahap meinggalkan unsur keduniawian. Arca-arca Buddha Mahayana yang penting adalah Panca Thatagata atau Lima Dhyani-Buddha yang posisikan di 1 titik pusat dan 4 mata angin. Panca Thatagata terdiri dari Wairocana, Aksobhya, Amoghasidi, Amitabha, dan Ratnasambawa. Di dalam penggambarannya ke lima Dhyani Buddha tersebut hanya dibedakan melalui sikap tangannya atau mudra dan apabila berada dalam bangunan candi dibedakan melalui arah penempatannya. Dhyani-Buddha Wairocana menempati posisi zenit (pusat), mudranya dharmacakra, yaitu sikap tengan memutar roda dharma. (Soekmono, 1973 : 96). Arca Buddha Vairocana yang diketemukan di situs Gambirowati dimungkinkan memiliki keterkaitan dengan kehidupan masalalu masyarakat pendukung situs tersebut. Latarbelakang sejarah kepurbakalaan di situs Gambirowati hingga kini belum terungkap dengan jelas, karena data sejarah yang diperoleh tentang situs ini amat terbatas. Tanah situs Gambirowati diketahui sebagai tanah milik Kasultanan Yogyakarta atau dikenal sebagai Sultan Ground dengan nomor persil 58 dan 59. Menurut babad, situs ini merupakan pesanggrahan yang digunakan oleh Hamengku Buwono ke II. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, situs ini acap kali dikunjungi oleh orang-orang Belanda. Bahkan keberadaan Purbakala di situs ini pernah dilaporkan kepada Oudheidge-Kundige Dienst (Lembaga Purbakala) dan dimuat dalam Oudheige-Kundige Verslag tahun 1925. Dalam laporan ini disebutkan situs ini diperkirakan berasal dari abad ke XVI. Penemuan arca Budha dari perunggu di situs ini, pada bulan Juni-Juli 1991, memang menunjukkan adanya pengaruh Agama Budha, sehingga tidak tertutup kemungkinan temuan arca Budha Vairocana bisa mengungkap keberadaan Situs Gambirowati di masa lalu. |
Riwayat Penemuan | : | Penemuan Arca Budha Vairocana Gambirowati dijelaskan Parjono, mantan petugas Juru Pelaksana Cagar Budaya Gambirowati terjadi secara tidak sengaja. Pada bulan Juni-Juli tahun 1992 Kantor SPSP DIY (BPCB waktu itu) mengadakan kegiatan konsolidasi teras sisi timur Gambirowati. Pada waktu itu seorang buruh tukang lokal yang bernama Tukijan bermaksud mencangkul tanah untuk urugan di sebelah timur teras Gambirowati. |
Riwayat Pengelolaan | : | Saat ini disimpan dan dikelola oleh BPK Wilayah X |
Nilai Sejarah | : | Arca Budha Vairocana BG. 1376 dari Situs Gambirowati, Watugajah, Girijati, Purwosari merupakan bukti perkembangan kebudayaan agama Budha pada abad IX-X M di wilayah Kabupaten Gunungkidul. |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Arca Budha Vairocana BG. 1376 dari Situs Gambirowati, Watugajah, Girijati, Purwosari mempunyai nilai penting bagi ilmu pengetahun khususnya bagi ilmu arkeologi, seni, dan sejarah budaya, serta dapat digunakan sebagai kajian tentang rekonstruksi sejarah budaya masa Klasik. |
Nilai Pendidikan | : | Arca Budha Vairocana BG. 1376 dari Situs Gambirowati, Watugajah, Girijati, Purwosari bukti konkret hasil karya budaya masa Klasik, yang dapat digunakan sebagai objek pembelajaran bagi masyarakat khususnya ilmu arkeologi, sejarah, dan budaya. |
Nilai Budaya | : | Arca Budha Vairocana dan Situs Gambirowati memiliki keterkaitan sejarah dan kebudayaan yang berguna untuk menambah wawasan budaya dan pendidikan sejarah di Gunungkidul pada khususnya dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Milik negara |
Nama Pengelola | : | BPCB DIY (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X) |
Catatan Khusus | : | Kondisi Saat Ini: Sekarang arca disimpan di ruang koleksi kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta dalam kondisi terawat |