Loading

Fragmen menhir D 19

Status : Benda Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Fragmen menhir D19 berada diantara sekelompok temuan fragmen menhir di dalam area Penampungan Sokoliman. Fragmen Menhir D19 berupa arca kepala menhir yang terpotong pada bagian leher. Atribut arca yang terdapat pada Fragmen Menhir D19 diantaranya adalah bagian muka, leher dan telinga. Pada bagian muka berbentuk tidak rata. Dahi berbentuk menonjol ke bawah seperti membentuk hidung. Bentuk tonjolan yang diduga merupakan telinga hanya terdapat pada sisi kanan, sementara pada sisi sebelah kiri rata. Pada bagian bawah muka terdapat lubang yang diduga terbentuk secara alami tapi kemudian memiliki bentuk menyerupai mulut. Pada seluruh permukaan fragmen menhir tumbuh mikroorganisma berwarna abu abu kehitaman. 

Pada tahun 2013 dilakukan kegiatan Penyelamatan Cagar Budaya Lepas oleh BPCB DIY. Fragmen Menhir D19 merupakan salah satu menhir yang diselamatkan dari Makam Dusun Sokoliman 2.

Status : Benda Cagar Budaya
Periodesasi : Prasejarah
Bagian dari : Situs Cagar Budaya Sokoliman
Alamat : Sokoliman 2, RT 01/RW20, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.917942° S, 110.654941° E

SK Walikota/Bupati : SK BUP Gunungkidul 269/KPTS/2019


Lokasi Fragmen menhir D 19 di Peta

Lokasi Penemuan : -Makam Dusun Sokoliman 2
Bahan Utama : Batu Batu Putih
Keterawatan : / Rusak Ringan,
Dimensi Benda : Panjang 57 cm
Lebar 24 cm
Tinggi -
Tebal 27 cm
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Warna : Putih abu-abu kehitaman
Ciri Fisik Benda
Warna : Putih abu-abu kehitaman
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Konteks : Situs Sokoliman dan Situs Gondang di Kecamatan Karangmojo merupakan situs prasejarah masa Megalitikum dengan tinggalan arkeologisnya berupa arca megalitik, kubur peti batu, fragmen menhir, Fragmen kubur peti batu, dan menhir. Kedua Situs tersebut saat ini digunakan juga sebagai penampungan temuan benda-benda cagar budaya masa megalitik dari seluruh wilayah Kecamatan Karangmojo. Wilayah Sokoliman, Gunungbang, Gondang, dan Ngawis di Kecamatan Karangmojo dikenal memiliki banyak peninggalan Budaya Megalitik. Istilah megalitik dikenal untuk menyebutkan salah satu budaya yang menggunakan batu-batu besar sebagai sarananya. Benda-benda batu tersebut dibuat dengan tujuan sakral seperti pemujaan terhadap nenek moyang. (Prasetyo B., 2015: 12) Pendukung tradisi megalitik percaya bahwa arwah nenek moyang yang telah meninggal, masih hidup terus di dunia arwah. Mereka juga percaya bahwa kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh arwah nenek moyang. Kemanan, kesehatan, kesuburan dan lain-lain sangat dipengaruhi oleh bagaimana perlakuan mereka terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal. Dengan perlakuan yang baik, mereka mengharapkan perlindungan sehingga selalu terhindar dari ancaman bahaya. (Sukendar, 1996: 1)Pada masa Megalitikum, kubur peti batu digunakan sebagai wadah penguburan secara primer, sedangkan menhir merupakan perwujudan tokoh yang telah meninggal dunia. Menhir juga berfungsi sebagai media pemujaan kepada roh nenek moyang dan sebagai tanda peringatan. Peninggalan budaya masa lalu di Sokoliman merupakan peninggalan Budaya Megalitik yang memiliki keistimewaan terutama pada pengarcaan menhir dan kubur peti batu.Sejak zaman penjajahan Belanda, keberadaan situs-situs Megalitikum di Gunungkidul telah menarik ahli-ahli arkeologi, antara lain arkeolog Belanda bernama JL. Moens pada tahun 1934, kemudian Van der Hoop ( Heekeren, 1951:51 dalam Sumiati AS, 1980: 27) . Kemudian pada tahun 1968 Haris Sukendar melakukan pengamatan kembali terhadap obyek-obyek penelitian Van Der Hoop (Sumiati AS, 1980: 27).Kegiatan penyelamatan dan penelitian terhadap benda-benda Megalitik terus dilakukan. UGM melalui kegiatan PTKA telah mengadakan kajian strategis di wilayah kecamatan Karngmojo sejak tahun 2000. Kemudian BPCB DIY telah mengadakan kegiatan penyelamatan benda-benda hasil budaya Megalitikum di wilayah Sokoliman, Ngawis dan sekitarnya sejak tahun 1982. Kegiatan yang telah dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan pengamanan, inventarisas, dan pemetaan. Untuk kegiatan pengamanan, Situs Sokoliman, Situs Gondang, dan Situs Bleberan sebagai Situs Megalitikum sekaligus digunakan sebagai lahan penampungan benda cagar budaya lepas (menhir, fragmen, arca, dsb). Meski tidak menutup kemungkinan masih banyaknya temuan lepas berupa fragmen megalitik yang masih terdapat di permukiman warga, kegiatan registrasi, inventarisasi yang dilanjutkan dengan kegiatan her-registrasi dan her-inventarisasi terus dilakukan. Benda-benda tersebut umumnya terdapat di permukiman warga namun telah memiliki data berupa nomor inventarisasi. Fragmen menhir D19 Penampungan Sokoliman merupakan salah satu benda peninggalan Megalitik yang diamankan di Penampungan Sokoliman. 
Nilai Sejarah : Fragmen Menhir D19 Penampungan Sokoliman, Sokoliman 2, Sokoliman, Karangmojo merupakan bukti perkembangan kebudayaan manusia prasejarah di wilayah Gunungkidul. Pada dasarnya Menhir digunakan sebagai media pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang
Nilai Ilmu Pengetahuan : Fragmen Menhir D19 di Penampungan Sokoliman, Sokoliman 2, Sokoliman, Karangmojo mempunyai nilai penting bagi ilmu pengetahun khususnya bagi ilmu arkeologi, dan sejarah. Menhir dapat digunakan sebagai kajian tentang rekonstruksi budaya masa lampau manusia pada zaman prasejarah sebelum mengenal tulisan.
Nilai Agama : -
Nilai Pendidikan : Fragmen Menhir D19 merupakan bukti konkret hasil karya peradaban Masa Prasejarah di Indonesia, yang dapat digunakan sebagai objek pembelajaran bagi masyarakat khususnya ilmu Arkeologi, sejarah, dan budaya
Nilai Budaya : Dari segi kebudayaan, eksistensi Menhir tersebut membuktikan bahwa Gunungkidul memiliki kebudayaan yang lebih tua di bandingkan kabupaten yang lain di DIY.
Nilai Ekonomi : -
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Negara (BPCB DIY)
Pengelolaan
Nama Pengelola : BPCB DIY (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X)
Catatan Khusus : Koordinat pada SK: 49 X: 0461967 dan Y: 9124758Kondisi Saat Ini: Fragmen Menhir D19 Penampungan Sokoliman berada di tempat terbuka di area Penampungan Sokoliman. Secara umum kondisi menhir mengalami aus akibat dari cuaca. Untuk mengurangi dampak kerusakan lebih lanjut, secara rutin dilakukan perawatan oleh juru pelihara Situs Sokoliman