Bangunan Eks Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 – sekarang Sekolah Dasar Negeri Semanu, terletak di Dusun Semanu Utara, Desa Semanu, Kecamatan Semanu atau berjarak 5,53 Km ke arah Tenggara dari kota Wonosari Ibukota Kabupaten Gunungkidul. Sekolah ini merupakan SD inti yang saat ini memiliki 12 ruang kelas. Jumlah siswa SD Semanu saat ini adalah sebanyak 269 siswa. Masing-masing dari setiap tingkatan kelas dibagi secara paralel ke dalam kelas A dan B.
Sekolah Dasar Negeri Semanu saat ini memiliki fasilitas bangunan sebanyak 6 unit yang didirikan di atas sebidang tanah pekarangan milik negara. Dari seluruh bangunan yang ada, 2 diantaranya merupakan bangunan lama yang diduga didirikan pada sekitar tahun 1949-1950. Bangunan tersebut adalah Bangunan Eks Sekolah Rakyat Negeri Semanu. Menurut beberapa saksi sejarah yang masih hidup, bangunan sebelum Sekolah Rakyat Negeri Semanu didirikan adalah bangunan buatan Belanda yang dibakar pada saat Clash ke-II.
Bangunan Eks Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 saat ini masih berada pada dalam kondisi insitu. Bangunan tersebut saat ini berada di tengah kompleks bangunan Sekolah Dasar Negeri Semanu, dan terdiri atas 3 ruangan utama. Bangunan tersebut membujur dari utara ke selatan dengan orientasi bangunan ke arah timur. Selain 3 ruang utama, terdapat bangunan tambahan di sisi utara dan selatan. Bangunan tambahan disisi utara saat ini dijadikan sebagai ruang mushola. Sementara bangunan tambahan pada sisi selatan digunakan sebagai ruang UKS dan Koperasi.
Tiga ruangan utama bangunan tersebut saat ini digunakan sebagai ruang kelas 5B, ruang guru, dan ruang laboratorium komputer. Ukuran luas ruang kelas 5B adalah 45 m², luas ruang guru adalah 55 m², dan luas ruang laboratorium komputer adalah 45 m². Di depan ketiga ruangan tersebut terdapat sebuah selasar atau teras. Di depan bangunan Gedung Eks Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 terdapat lapangan untuk upacara.
- Lantai
Keseluruhan permukaan lantai Bangunan Eks Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 sudah ditutup dengan lantai keramik berwarna putih yang berukuran 25 cm x 25 cm. Beda tinggi permukaan lantai selasar dan permukaan lantai kelas adalah 10 cm.
- Dinding dan Jendela
Struktur pelingkup Bangunan Eks Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 berupa dinding tembok yang dibuat dari tatanan batu belah yang disemen. Struktur dinding tidak menggunakan penguat kolom beton bertulang. Kayu Saka Limasan selain berfungsi sebagai penyangga struktur atap juga digunakan sebagai penguat struktur dinding.
Saka Limasan berjumlah 18, dengan ukuran panjang x lebar x tinggi = 14 cm x 14 cm x 366 cm. Tinggi dinding sisi timur adalah 178 cm. Tinggi dinding sisi barat adalah 247 cm. Pada dinding sisi barat dan timur terdapat kisi-kisi sebagai ventilasi. Kisi-kisi tersebut menggunakan pasangan kayu reng yang dipasang berjajar. Kisi-kisi pada dinding sisi timur memiliki ketinggian 188 Cm, sementara pada dinding sisi barat setinggi 199 Cm. Khusus pada ruang laboratorium komputer, kisi-kisi dan pintu ditutup lagi dengan teralis besi. Teralis besi digunakan sebagai pengaman tambahan.
Dinding bangunan dilapisi dengan cat warna hijau pada 1 meter bagian bawah dan krem pada bagian atasnya. Kayu di cat dengan warna hijau muda.
- Atap
Struktur atap menggunakan struktur kuda-kuda yang menopang blandar dan molo. Bentuk atap adalah limasan. Kayu usuk di susun berjajar atau berbentuk rigereh. Atap pada bagian selasar atau teras, bahan kayu usuk diganti dengan kayu glugu. Penutup atap menggunakan genteng press atau flam. Bubungan atau wuwung menggunakan wuwung semen.
Langit-langit ditutup dengan internit berukuran panjang x lebar = 100 cm x 100 cm, dan dilapisi dengan cat warna putih.
Pada sisi barat bangunan Eks Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 terdapat bangunan tambahan lagi yang didirikan pada tahun 2012. Bangunan baru tersebut difungsikan sebagai perpustakaan dan ruang kepala sekolah.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Komponen Pelengkap | : |
|
Peristiwa Sejarah | : | A. Sejarah Sekolah Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, pendidikan dan pengajaran didaerah Yogyakarta diatur oleh Jawatan Pengajaran yang bernama Panirdya Wiyata Praja yang dikepalai oleh seorang Bupati Paniradya Pati. Di dalam pelaksanaannya, jawatan tersebut mendirikan Taman Kanak-Kanak, SR III, SR V, dan SR VI. Dalam perkembangannya pada tahun 1946 terjadi perubahan. Semua SR V menjadi SR VI dan semua SR III dijadikan SR IV. (Sri Sutjiatiningsih, Dra., 1981 : 114)Dengan dipindahnya Ibukota RI dari Jakarta ke Yogyakarta yang kemudian disusul adanya Clash ke-II, maka terjadilah perubahan besar dilapangan pendidikan. Sehubungan dengan adanya keputusan kementrian P dan K mengenai bentuk sekolah rendah menjadi SR VI dan SR III, maka Daerah Istimewa Yogyakarta dalam tahun 1947 mengadakan reorganisasi sebagai berikut:a. Merubah SR IV menjadi SR III dengan memindahkan kelasnya IV kepada SR VI yang berdekatan.b. Menumbuhkan SR IV yang besar menjadi SR VI.c. Menggabungkan SR IV dengan SR VI yang bersifat sekolah sambungan kelas V dan VI menjadi SR VI lengkap.Pada Tahun 1952 perkembangan SR berjalan dengan lancar dan mengalami kemajuan. Terbukti dengan banyaknya jumlah SR VI yang pecah menjadi 2 buah dengan membuka cabang dan memisahkan cabang-cabang SR dari yang telah dapat berdiri sendiri. Pada tahun itu 300.000 anak yang berusia 6-15 tahun telah bersekolah dan ditampung di semua SR DIY. (Sri Sutjiatiningsih, Dra., 1981 : 115)Perkembangan pendidikan di daerah Semanu pada periode awal kemerdekaan mengikuti dinamika yang terjadi di pusat pemerintahan Yogyakarta. Sekolah Rakyat Negeri Semanu yang didirikan oleh Pemerintah RI pada masa itu, diselenggarakan untuk menampung anak-anak usia sekolah di daerah Semanu dan sekitarnya. Dalam perkembangannya, SR Semanu juga dipecah menjadi 2 sekolah demi menampung banyaknya siswa. Berdarakan kesaksian Bapak Tugiyo (80thn) – tamatan Sekolah Rakyat Semanu Negeri tahun 1951, beliau menjelaskan : - Sekolah Rakyat Negeri Semanu didirikan setelah Clash ke-II Belanda pada tahun 1949. Beliau sempat mengenyam pendidikan selama 3 tahun di Sekolah Rakyat Negeri Semanu (dibuktikan dengan ijazah). Sebelumnya, Bapak Tugiyo sempat menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Kasultanan di Desa Ngenep Semanu. Di sekolah tersebut Pak Tugiyo selesai menyelesaikan pendidikan di bangku kelas IV pada tahun 1946 (dibuktikan dengan ijazah). - Kepala Sekolah pada waktu itu bernama Martoantoro.- Istri dari Bapak Tugiyo yang bernama Satikem, juga merupakan alumni Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1. Ibu Satikem lulus tahun 1954 (dibuktikan dengan ijazah). - Sekolah Rakyat Semanu semula di sebut dengan Sekolah Rakyat Semanu Kelas VI. Menurut penjelasan Bapak Tugiyo, Sekolah Rakyat Semanu tersebut didirikan untuk mengakomodasi siswa lulusan dari SR IV. Pak Tugiyo termasuk salah seorang tamatan generasi pertama Sekolah Rakyat Negeri Semanu yang menjadi saksi hidup keberadaan sekolah tersebut.Dalam perkembangan sejarah pendidikan di Indonesia nama Sekolah Rakyat mengalami perubahan manjadi Sekolah Dasar. Di daerah Semanu belum dapat dipastikan kapan perubahan nama tersebut terjadi. Tapi menurut keterangan Ibu Kusti Dwimurtini, pejabat Kepala Sekolah SD Semanu saat ini, perpindahan nama tersebut kemungkinan terjadi sekitar tahun 1965. Hal tersebut dibuktikan dengan diketemukannya sebuah Buku Induk Siswa tahun 1952 yang masih disimpan dengan baik di Sekolah Dasar Negeri Semanu.Di dalam buku induk tersebut dimuat banyak informasi mengenai sistem pembelajaran siswa pada masa lalu. Buku induk juga menyimpan data perkembangan pendidikan siswa pada masa tersebut, diantaranya mengenai kelulusan siswa dan perkembangan pendidikan di daerah Semanu pada masa periode tahun 1945-1965. Adapun beberapa catatan penting yang bisa di ungkap pada masa tersebut diantaranya adalah :- Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 tidak mengadakan pelajaran Agama.- Adanya kolom imunisasi bagi siswa yang sudah atau belum menerima imunisasi Campak.- Pada periode waktu awal tahun 1950an, Sekolah Rakyat Negeri Semanu didirikan dengan nama Sekolah Sekolah Rakyat Negeri Semanu. Pada masa tersebut bangunan sekolah terdiri atas 2 unit bangunan. Masing masing bangunan terdiri atas 3 ruangan kelas.- Pada periode selanjutnya, Sekolah Rakyat Negeri Semanu berubah (dipecah) menjadi Sekolah Rakyat Semanu 1 dan 2. Menurut penjelasan Bapak Tugiyo, perubahan tersebut berkenaan dengan banyaknya siswa yang belajar di Sekolah Rakyat Negeri Semanu (membeludak). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa tersebut, Sekolah Rakyat Negeri Semanu dikembangkan menjadi 2 sekolah.- Pada periode waktu tahun 1951 tercatat banyak siswa yang berasal dari daerah Ngringin, Nitikan, dan Sambi berpindah sekolah scara masal. Berdasarkan keterngan Bapak Sukar, salah seorang alumni Sekolah Rakyat Negeri Semanu 2, pada waktu tersebut banyak siswa yang berpindah ke Sekolah Rakyat di Nitikan, Sambirejo Ngringin. Sehingga banyak siswa yang berasal di daerah tersebut berpindah dari sekolah ke lokasi yang lebih dekat dengan rumah.- Pada periode waktu sekitar tahun 1958-1960 tercatat banyak siswi yang pindah ke Sekolah Rakyat Perempuan (SRP). Sekolah tersebut menjadi cikal bakal Sekolah Dasar Negeri 3 Semanu.- Pada catatan siswa pada tahun 1965 terdapat cap paling tua (sejauh ini) yang bertuliskan Sekolah Dasar Negeri Semanu II.Pada awal periode tahun 2000 banyak sekolah di Gunungkidul mengalami kekurangan siswa. Hal tersebut rupanya juga terjadi di daerah Semanu. Pada masa tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan peraturan untuk regrouping sekolah yang tidak bisa memenuhi kuota minimal sekolah yaitu sebanyak 10 siswa perkelas. Pada tahun 2002, 3 buah sekolah yang saling berdekatan yaitu Sekolah Dasar Negeri Semanu 1, 2, dan 5 di regroup menjadi Sekolah Dasar Negeri Semanu. B. Sejarah BangunanMenurut penjelasan Bapak Tugiyo, semula Eks Bangunan Sekolah Rakyat Negeri Semanu terdiri dari 2 unit bangunan. Bangunan tersebut didirikan di atas lahan bekas sebuah bangunan yang dibakar pada masa Clash ke-II. 2 unit Bangunan Eks Sekolah Dasar Negeri Semanu masing-masing unit terdiri dari 3 kelas. Pada awalnya bangunan tersebut dipakai untuk belajar siswa Sekolah Rakyat Negeri Semanu dari kelas 1 hingga kelas 6. Tapi karena siswa yang belajar di sekolah tersebut terlalu banyak maka kemudian Sekolah Rakyat Semanu di pecah menjadi 2, yaitu sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 dan 2. Unit bangunan yang sebelah utara digunakan sebagai Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1, sementara unit bangunan yang sisi selatan digunakan sebagai Sekolah Rakyat Negeri Semanu 2. Menurut kesaksian Bapak Sukar (78 tahun) – tamatan Sekolah Rakyat Negeri Semanu 2 tahun 1955, Bangunan Eks Sekolah Negeri Semanu semula memiliki bentuk sebagai berikut:- Bagian depan sekolah (sisi timur) terdapat lapangan terbuka, tapi tidak digunakan untuk upacara. Kegiatan yang biasa dilakukan siswa di lapangan pada masa tersebut adalah olah raga kasti.- Permukaan lantai bangunan dibuat dari bahan semen pelur yang diaci. Seluruh permukaan lantai ruangan kelas memiliki ukuran yang sama (1 level). Tidak ada permukaan lantai kelas yang diti nggikan.- Struktur bangunan sekolah menggunakan material kayu jati. - Bangunan sekolah ditutup dengan dinding tembok kotangan, yaitu metode pelingkup bangunan yang menggunakan 2 material. Bagian bawah hingga 1 meter menggunakan pasangan batu belah, kemudian pada bagian 1 meter ke atas menggunakan material bambu (gedhek). Pada dinding sisi timur terdapat ventilasi udara yang berupa kisi-kisi dari bahan kayu seukuran reng yang disusun berjajar secara vertikal. Pada dinding sisi barat terdapat ventilasi udara berupa anyaman dari kawat (ram-raman kawat). - Dinding sekat antar kelas bersifat semi tertutup. Batas antar kelas dibatasi oleh dinding dari bahan bambu yang bisa di pasang dan dilepas (knock down). Pada saat tertentu, dinding pembatas tersebut bisa dilepas untuk memenuhi kegiatan sekolah yang membutuhkan ruangan yang lebih besar.- Pada bagian plafond atau langit-langit ditutup oleh pyan.- Dinding sekolah pada saat tersebut memiliki warna cat putih dari bahan kapur atau labur. Cat pada bagian kayu berwarna hijau tua.Kondisi ruang bangunan eks Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 saat ini tetap sama. Meski telah berubah menjadi Sekolah Dasar Negeri Semanu, namun eksisting bangunan tidak berubah. Penambahan bangunan yang terjadi pada masa setelah Sekolah Rakyat berubah menjadi Sekolah Dasar, tidak merubah lokasi dan struktur bangunan utama yang terbuat dari kayu. |
Nilai Sejarah | : | Bangunan Sekolah untuk Rakyat yang didirikan oleh Negara seperti Bangunan Eks Sekolah Rakyat Negeri 1 Semanu menjadi bukti sejarah perkembangan sekolah untuk rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta. |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Bangunan Eks Sekolah Rakyat Negeri Semanu 1 menyimpan berbagai informasi yang berkaitan dengan teknologi bangunan yang berkembang pada masa itu, terutama bangunan berstruktur kayu yang didirikan oleh pemerintah. |
Nilai Pendidikan | : | Bagi Pendidikan, sudah jelas bahwa kebaradaan Sekolah Rakyat telah berhasil mengentaskan masyarakat dari buta aksara. Pendidikan formal di Sekolah telah merubah sistem nilai dan budaya yang berembang di masyarakat yang sebagian besar adalah masyarakat petani. |
Nilai Budaya | : | Sekolah Rakyat Negeri 1 Semanu membawa banyak perubahan budaya yang terjadi di masyarakat pada masa tersebut. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Pemerintah |
Nama Pengelola | : | - |