Loading

Brankas di Rumah Dinas Sinder Hutan Bagian Daerah Hutan Karangmojo

Status : Benda Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Brankas di Rumah Dinas Sinder Hutan BDH Karangmojo merupakan brankas untuk menyimpan benda berharga (uang) hasil pendapatan dari BDH Karangmojo. Brankas tersebut secara teknis digunakan oleh sinder hutan BDH Karangmojo. Lokasi brankas berada di ruang kerja sinder yang terletak di sebelah timur ruang tamu. Brankas ditanam dengan semen cor di sudut timur ruangan. Ukuran Brankas : Panjang x lebar x tinggi (luar) = 43 cm x 32 cm x 19 cm. Sebagian brankas berada dalam posisi tertanam di cor-coran. Tinggi brankas yang terlihat dari luar adalah 19 cm. Dimensi tembok untuk menanam brankas berukuran :  Panjang x lebar x tinggi = 60 cm x 57 cm x 99 cm.  

Brankas memiliki ciri ciri sebagai berikut : 
- Berbentuk balok persegi, 
- Permukaan tanpa bercat warna hijau, 
- Permukaan banyak terdapat karat, 
- Tutup brankas berada di sisi atas, 
- Pada bagian tutup terdapat satu lubang kunci,  
- Kenop putar penutup pintu terdapat ornamen bunga 
- Kunci hilang, 
- Pengunci terdapat pada sisi depan samping, dengan gembok. 

Status : Benda Cagar Budaya
Periodesasi : Pasca Kemerdekaan
Tahun : 1952
Alamat : Plumbungan, RT 06 / RW 03, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.9525° S, 110.678611° E

SK Walikota/Bupati : SK BUP Gunungkidul 294/KPTS/2021


Lokasi Brankas di Rumah Dinas Sinder Hutan Bagian Daerah Hutan Karangmojo di Peta

Bahan Utama : Logam
Bahan Pendamping : Besi Baja Cor (Iron Cast)
Keterawatan : /
Dimensi Benda : Panjang Dimensi Brangkas: 43 cm; Dimensi tembok cor: 60 cm
Lebar Dimensi Brangkas: 32 cm; Dimensi tembok cor: 57 cm
Tinggi Dimensi Brangkas: 19 cm; Dimensi tembok cor: 99 cm; brankas tampak luar: 19 cm
Tebal -
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Warna : Hijau Tua
Ciri Fisik Benda
Warna : Hijau Tua
Fungsi Benda
Fungsi Dulu : Brankas digunakan untuk menyimpan uang kegiatan diantaranya uang transaksi penanaman kayu putih, uang gaji karyawan, biaya operasional panen daun kayu putih (biaya pungut daun), dan biaya operasioan tebang kayu.
Bahan Pendamping : Besi Baja Cor (Iron Cast)
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Sejarah Brankas DuniaBrankas saat ini merupakan lemari besi dari bahan baja yang digunakan sebagai tempat menyimpan berbagai macam benda berharga. Sejak diperkenalkan kembali pada awal abad ke 19, lemari besi mengalami perkembangan yang sangat cepat hingga tahun 1850. Sebelumnya, lemari penyimpanan barang berharga diketahui berukuran besar, terbuat dari bahan kayu, dan diikat dengan besi. Jenis pertama lemari penyimpanan benda berharga yang ditemukan di Inggris berupa kotak kayu yang diikat dengan lingkaran besi. Sebuah peninggalan kotak kayu yang diperkirakan berusia 1.000 tahun masih tersimpan di Kathedral Chicester Inggris. Kotak kayu tersebut berukuran panjang 5,49 m, lebar 1,22 m, tinggi 1,22 m, dengan ketebalan kayu 10 cm.  Penemuan besi baja tuang atau iron cast dan penemuan kunci gembok berkualitas tinggi oleh Chubb bersaudara, menjadi faktor utama lahirnya brankas di Dunia. Sebelum diperkenalkan sebagai brankas, jenis lemari besi pertama di Inggris diperkenalkan dengan bentuk peti besi cor. Peti-peti besi tersebut dicetak dalam satu bagian, dengan ketebalan sekitar 1,25 cm, dengan pintu yang dibentuk dalam satu cetakan dengan ketebalan rata-rata yang sama. Salah satu tokoh Revolusi Industri Inggris yang memiliki andil dalam penemuan metode cor besi dan baja adalah John Wilkinson (1728 – 1808). John Wilkinson kemudian mematenkan metode tersebut, dan beliau dikenal sebagai Bapak Cast Iron Dunia. Sementara itu di Amerika Serikat, lemari besi yang pertama kali diperkenalkan dalam bentuk lembaran besi yang diisi dengan kayu yang telah dijenuhkan dengan air asin. Bentuk lemari besi berupa peti besi yang seluruh permukaannya di liputi oleh kenop kenop atau kepala besi tuang yang menonjol. Lemari besi tersebut masih dibuat hingga awal abad ke-19.  Sampai dengan tahun 1820, peti besi model seperti ini dibuat hanya untuk mencegah benda berharga terlindung dari pencuri, tetapi tidak bisa diselamatkan terhadap bahaya kebakaran. Pada masa selanjutnya, bentuk lemari besi berkembang dengan sangat pesat. Berbagai penemuan baru baik di Eropa dan Amerika Serikat telah menciptakan lemari besi model baru yang tahan pencuri, sekaligus tahan api. Perbaikan tersebut diantaranya : - Jesse Delano (New York). Pada tahun 1827 Jesse Delano mematenkan produk Brankas pertamanya di Amerika Serikat. Model brankas tahan api buatan Delano, membuat peti besi mulai ditinggalkan. - Thomas Milner (Liverpool). Pada tahun 1830 Thomas Milner memperkenalkan brankas dengan lapisan ruang ganda. Brankas buatan Milner terkenal sebagai brankas yang kuat dan tahan api yang pertama. - CJ Gayler (New York). Pada tahun 1933 CJ Gayler menciptakan brankas besi ruang ganda dengan nama Salamander, yang teruji tahan api. - Edward Tann and Sons (London). Pada tahun 1843 Edward Tann mematenkan brankas dengan dua tuas kunci pelindung dan alat anti tekan. Model kunci untuk brankas buatan Tann, digunakan oleh hampir semua brankas yang diciptakan pada masa berikutnya. - John E. Wilder (Boston). Pada tahun 1850 John Wilder memamerkan kembali brankas Salamander ciptaannya setelah memenangkan gugatan di pengadilan melawan CJ Gayler. - Silas C. Herring (New York). Pada tahun 1951, Herring yang mendapatkan lisensi penjualan brankas ciptaan Wilder, memamerkan brankas Salamander di Crystal Pallace London. Pada tahun 1867 Herring mengaku bahwa sejak tahun 1841 ia telah memproduksi 30.000 brankas. Pada tahun 1970 Herring juga mengembangkan brankas anti ledakan yang menggunakan perpaduan teknologi iron cast dalam berbagai komposisi. Pada periode selanjutnya adalah perkembangan dan produksi brankas di seluruh eropa hingga akhirnya tersebar di seluruh dunia. Perkembangan tersebut didukung oleh penguasaan teknologi iron cast ciptaan John Wilkinson yang dibawa dari negara Inggris ke Perancis, kemudian berkembang pesat hingga ke seluruh Eropa dan Amerika. Pada periode masa akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, negara produksi brankas dunia selain Inggris dan Amerika adalah : Perancis, Jerman, Austria, dan Belanda. Brankas menjadi salah satu benda paling penting yang mengisi kantor-kantor di seluruh dunia pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Brankas yang terbuat dari bahan iron cast di Indonesia, sejauh ini merupakan benda-benda peninggalan Kolonial. Pemerintah Belanda pada masa penjajahan, membawa brankas-brankas tersebut dan menempatkannya di sejumlah tempat penting seperti : kantor keuangan pemerintah, pabrik, bank, hotel, keraton kerajaan, museum,  pegadaian, dan gereja. Brankas bisa ditemukan di berbagai bangunan buatan belanda di seluruh Indonesia. Brankas-brankas yang ditemukan di kantor-kantor Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memiliki arti penting dari sisi ekonomi, mengingat pada masa sebelum kemerdekaan, Kabupaten Gunungkidul menjadi bagian dari wilayah Vorstenlanden yaitu Kasultanan Yogyakarta. Sejarah Brankas di Rumah Dinas Sinder Hutan Karangmojo. Menurut Sunarto ( 51 tahun) – Pegawai Dinas Kehutanan KPH DIY, Bangunan Rumah Dinas Sinder Hutan Payen dibangun bersama-sama dengan bangunan BDH yang lain pada tahun 1952. Brankas besi yang terdapat di dalam rumah sinder merupakan satu paket dengan bangunanya. 
Konteks : Menurut keterangan Jumadi (57 tahun), brankas digunakan untuk menyimpan uang kegiatan diantaranya uang transaksi penanaman kayu putih, uang gaji karyawan, biaya operasional panen daun kayu putih (biaya pungut daun), dan biaya operasioan tebang kayu. Sementara itu komuditas BDH Karangmojo berupa : komuditas ulat sutera (hingga tahun 1980) dan penangkaran kutu sirlak yang menghasilkan sirlak di pohon kesambi. Sirlak merupakan bahan untuk politur. Pada masa lalu kunci brankas menjadi otoritas Sinder. Menurut Jumadi, brankas terakhir kali dipakai tahun 2016, sewaktu jabatan sinder dipegang oleh Pak Setyo. Semenjak 2016, rumah dinas sinder BDH Karangmojo sudah tidak digunakan lagi untuk tempat tinggal dan sejak saat itu brankas sudah tidak digunakan lagi. 
Nilai Sejarah : Brankas di Rumah Dinas Sinder merupakan benda langka dan bernilai sejarah yang tinggi karena menjadi bagian dari pengelolaan hutan yang berlangsung di Gunungkidul sejak masa pasa kemerdekaan. 
Nilai Budaya : Brankas di Rumah Dinas Sinder Hutan Karangmojo mempunyai nilai penting bagi ilmu sejarah, ilmu arkeologi, dan ilmu pengetahuan terutama ekonomi dan pengetahuan tentang penyimpanan barang berharga (cor logam), sehingga dapat digunakan sebagai materi pembelajaran bagi masyarakat Gunungkidul pada umumnya dan generasi muda pada khususnya. 
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Milik Pemerintah – Dinas Kehutanan KPH Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Milik Pemerintah – Dinas Kehutanan KPH Yogyakarta
Catatan Khusus : Kondisi Saat Ini: Berkarat pada seluruh permukaan, dan saat ini tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan.Koordinat pada NR: 7°57’09” Selatan; 110°40’43” Timur Ketinggian 193 meter DPA