Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Situs Prasejarah 1 SM 3 SM (3)

Goa Braholo merupakan situs goa hunian yang berada di Desa Semugih, Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul. Goa ini diperkirakan digunakan sebgai tempat hunian pada masa Pleistosen hingga Holosen pada tahun 33.000 sampai 3.000 tahun yang lalu. Hunian tersebut merupakan keberlanjutan aktivitas migrasi manusia prasejarah di daerah pegunungnan selatan yang dimulai dari daerah Pacitan. 

Goa Braholo merupakan goal alami yang terbentuk dari aliran sungai bawah tanah yang mengalami doline terban (runtuh pada bagian atap) sehingga terbuka dan membentuk mulut goa. Goa Braholo berada pada ketinggian 357 mdpl dengan arah hadap mulut goa menghadap utara luas lantai goa mencapai 600 meter persegi dengan lebar pintu 39 meter dan tinggi 15 meter. Goa ini memiliki langit-langit yang cukup tinggi dengan stalaktit membentuk kubah.
Goa Braholo dipilih sebagai hunian karena karena memiliki kelembaban udara yang tidak terlalu tinggi, posisi goa yang berada diatas sehingga aman dari gangguan bianatang buas, lantai goa yang relative datar dan kering, dekata dengan sumber air, dan sumberdaya alam yang melimpah. Sumberdaya alam yang melimpah disini adalah ketersediaan bahan-bahan makanan dan bahan baku pembuatan alat-alat perkakas. Dari data arkeologis berupa kerangka manusia yang ditemukan bahwa manusia yang tinggal di goa tersebut adalah manusia dari ras Austromelanosoid.

Pemilik/pengelola bangunan ini menerima penghargaan Pelestari Warisan Budaya / Cagar Budaya dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.

Referensi :

  • Winarsih, Sudarmanto, Hadi Rismanto, dan Gregorius Elvan Demas Apriliano. 2015. Ragam Warisan Budaya Dan Cagar Budaya Gunungkidul. Disadur oleh Wahyu Astuti dan Ign Eka Hadiyanta. Prambanan: Rumah Empu.


Informasi Cagar Budaya

Lokasi Situs : Dusun Semugih Kel. Semugih Kec. Rongkop Kab. Gunungkidul Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
SK Gubernur : SK Gub. No. 349/KEP/2012

Lokasi Gua Braholo


Koordinat Penemuan : ;
Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Riwayat Pelestarian : Pemasangan tutup kotak ekskavasi dan pagar untuk pengamananPemasangan papan nama dan informasi oleh BPCB DIYPemasangan tangga berundak oleh BPCB DIYTahun 2012, Gua Braholo ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya dengan Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa YogyakartaTahun 2012, Bapak Kusno (perwakilan keluarga pemilik lahan Gua Braholo) mendapatkan penghargaan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta karena telah aktif dalam menjaga dan melestarikan Gua BraholoTahun 2014, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataanan Kabupaten Gunungkidul memasukkan Gua Braholo ke dalam Daftar Warisan Budaya Daerah Kabupaten Gunungkidul
Riwayat Penelitian : 1.     Tahun 1995 Penelitian intensif selama 5 tahun dengan dukungan dari “The Toyota Foundation” telah dimulai sejak tahun 1995 dan dipimpin oleh Prof. Truman Simanjuntak dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta. Pada penelitian ini telah dibuka beberapa kotak ekskavasi dengan temuan yang sangat padat dan beragam yang terdiri dari: tembikar, sisa biji-bijian, sisa fauna, sisa industri batu, sisa industri tulang dan cangkang kerang. 2.     Tahun 1996 Penelitian mengenai kehidupan gua tercatat pada tahun 1996 dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Melalui eksplorasi intensif ditemukan belasan gua di daerah ini dan salah satu diantaranya adalah Gua Braholo. Diantara gua-gua tersebut, Gua Braholo menampakkan indikator hunian paling kuat berupa temuan permukaan, seperti sisa fauna yang melimpah dan artefak batu. 3.     Tahun 1997 Kegiatan ekskavasi dimulai pada sekitar bulan Maret 1997 sebagai ekskavasi awal (Tahap I) oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Bidang Prasejarah. Kedalaman kotak ekskavasi di Gua Braholo bervariasi antara 3 hingga 7 meter. Ekskavasi di beberapa kotak terpaksa dihentikan karena terhambat oleh blok besar batu gamping yang menutupi bidang kotak ekskavasi. Namun, ekskavasi di kedalaman terakhir kotak yang tidak terhalang blok gamping belum menunjukkan lapisan yang steril. 4.     Tahun 1998 Ekskavasi dilanjutkan kembali pada bulan Oktober 1998. Sampai dengan penelitian tahun 1998, telah ditemukan 2 (dua) individu manusia di Gua Braholo. Individu pertama ditemukan dalam keadaan cukup lengkap dalam konteks temuan artefak batu dan sisa fauna, yang merupakan bagian dari sistem penguburan primer. Sementara Individu kedua merupakan sisa rangka dari sistem penguburan sekunder, ditemukan pada lapisan perapian yang sama dengan individu pertama, tapi posisinya lebih tinggi sekitar 50 cm dibandingkan dengan individu pertama. 5.     Tahun 1999 Ekskavasi dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada bulan Oktober 1999. Penelitian tahap ini merupakan penelitian tahap III dari penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan. Temuan arkeologis sangat padat terutama sekali berupa artefak litik berbahan rijang dan batuan gamping, selain itu ditemukan juga artefak berbahan tulang dan dari kulit kerang. Temuan yang sangat menarik adalah temuan 6 kubur manusia. 6.     Tahun 2016 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada bulan Oktober-November 2016 kembali melakukan ekskavasi arkeologi di Gua Braholo. Penelitian tersebut merupakan penelitian lanjutan dan tindak lanjut dari rekomendasi penelitian terakhir di tahun 1999.
Nilai Sejarah : Temuan yang ada di Gua Braholo memiliki arti penting bagi rekonstruksi sejarah perkembangan manusia dan rekonstruksi sejarah lingkungan masa lampau yang ada di sekitar gua tersebut.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Gua Braholo menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan antara lain: arkeologi, geologi, geografi, paleoantropologi, paleobotani, paleozoologi, dan paleoklimatologi.
Nilai Pendidikan : Gua Braholo dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran mengenai masa lampau dan sebagai media pembelajaran pelestarian.
Nilai Budaya : Rekonstruksi kehidupan manusia pada masa lampau yang ada di sekitar Pengunungan Sewu salah satunya didasarkan pada bukti-bukti fisik artefak yang ditemukan di Gua Braholo ini. Temuan ekskavasi yang tersebar secara vertikal maupun horisontal menggambarkan perkembangan proses adaptasi manusia pendukungnya terhadap lingkungannya. Proses adaptasi inilah yang kemudian menyebabkan berkembangnya sebuah kebudayaan.
Nama Pemilik Terakhir : Ibu Sakinem
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta
Catatan Khusus : Terdapat di Desa Semugih, Kecamatan Rongkop. Goa ini menghadap ke arah barat daya seluas 1.170 meter persegi.  Merupakan situs manusia purba paling besar di Gunungkidul. Ditempat ini ditmukan berbagai artefak seperti artefak batu, artefak tulang dan artefak dari cangkang molusca. Di tempat ini ditemukan bukti bukti penguburan yang berciri ras Australomelanosoid yang diperkirakan berumur lebih kurang 10.000 SM. Selain itu, ditemukan berbagai peralatan seperti mata anak panah dari batu, fragen gerabah, , kapak persegi dan juga fragmen fragmen tulang fauna danbeberapa jenis biji bjian. Hal ini menunjukkan adanya periode penghunian di gua braholo.. dan yang tidak kalah penting di goa braholo menunjukkan adanya lapisan budaya mulai dari budaya Plestosin, Preneolitik dan Neolitik serta lapisan budaya Holosin.