Balai Desa Ponjong merupakan bangunan publik yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan desa atau kantor desa. Bangunan tersebut memiliki ciri seperti bangunan balai desa pada umumnya yang terdiri atas bangunan kantor dengan berbagai fasilitas yang dimilikinya. Balai Desa Ponjong berdiri di sebuah areal tanah Sultan Ground dengan dua buah sertipikat hak pakai dengan luas keseluruhan hampir 2000 m². Areal tanah yang digunakan sebagai kompleks perkantoran tersebut berada di sebuah lahan yang semula merupakan tanah pertanian yang dibangun menjadi bangunan milik desa pada sekitar tahun 1974. Wilayah ini sekarang berkembang pesat menjadi daerah pemukiman penduduk dan tempat wisata. Masyarakat di daerah Ponjong dan sekitarnya mengenal wilayah ini dengan sebutan daerah Sumber. Daerah Sumber merupakan daerah desa wisata yang memiliki sebuah fasilitas pemandian wisata yang bernama Water Byur Sumber. Kompleks Kantor Balai Desa Ponjong berada di sebelah Timur Kompleks pemandian Water Byur tersebut. Bangunan Balai Desa Ponjong menghadap ke arah utara, dengan batas utara dan barat adalah jalan desa, sementara di sebelah timur dan selatan adalah pemukiman penduduk.
Fasilitas bangunan yang terdapat di Kompleks Kantor Desa Ponjong terdiri dari :
- Pagar keliling dengan sebuah gerbang masuk di sisi utara,
- Lapangan atau ruang terbuka di selatan gerbang masuk,
- Dua bangunan inti berupa joglo dan limasan,
- Bangunan kantor kepala desa di sebelah selatan bangunan inti,
- Bangunan kantor untuk fasilitas pelayanan masyarakat di sisi timur;
- Bangunan BPD (Badan Pengawas Desa) dan mushola di sisi barat.
Keseluruhan bangunan didirikan secara terpadu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan masyarakat Desa Ponjong. (Lihat gambar denah).
Bangunan joglo dan limasan merupakan bangunan inti yang memilki usia paling tua dibandingkan bangunan yang lain. Joglo berada di sisi utara, sementara limasan berada di sebelah selatan joglo. Kedua bangunan memiliki denah persegi dalam posisi yang berhimpitan (atap emper joglo sisi selatan bertemu dengan atap emper limasan sisi utara). Di antara atap emper joglo dan limasan yang bertemu ditutup dengan talang seng. Adapun deskripsi kedua obyek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Joglo
Umum :
Joglo berdenah persegi dengan ukuran 14 meter x 11,14 meter. Bentuk joglo Balai Desa Ponjong adalah Joglo Sinom. Joglo Sinom yaitu joglo yang menggunakan emper keliling rangkap 2, lantainya dibuat lebih tinggi, tiang atau soko sebanyak 36, 4 diantaranya adalah sokoguru.
Kondisi sekarang jumlah tiang joglo tidak lengkap, hanya 32 karena joglo tersebut sudah terpotong di sebelah selatan dan barat. Pada bagian selatan terpotong dengan bangunan limasan, sedangkan bagian barat berhimpitan dengan bangunan musholla dan BPD. (Lihat gambar denah existing)
Joglo ini memiliki kuncungan pada sisi utara. Namun kuncung ini tersebut merupakan bangunan tambahan, karena tiang terbuat dari beton.
Tiang penyangga struktur atap terdiri atas sunduk, sunduk kili, tumpang sari, nok, ander, dan brunjung. Hiasan pada dada peksi terdiri dari motif flora, fauna, dan geometris yang distilir. Warna yang digunakan untuk pengecatan dada peksi adalah emas, biru, putih, dan hijau. Uleng ditutup dengan papan triplek. Pada keempat sudut tumpangsari diberi kebenan sebagai pengunci. Pada blandar penyelak sisi barat terdapat tulisan angka 27 – IV - 1981. Susunan usuk pada joglo menggunakan sistem pemasangan ri gereh. Atap joglo ditutup dengan genteng press merk Sokka. Pada bagian bubungan ditutup dengan krepus yang terbuat dari semen. Struktur tambahan pada bangunan joglo berupa kayu gording untuk perkuatan usuk atap pengarak. Material kayu komponen atap joglo menggunakan kayu jati.
Tiang joglo terdiri atas 4 saka guru 12 saka pengarak, dan 16 tiang emper. Ukuran saka guru adalah 18 x 18 cm, tinggi 430 cm. Tiang berdiri di atas duk dari semen setinggi 30 cm dicat warna hitam. Tiang diberi cat dengan warna kuning. Tiang bagian bawah diberi hiasan bermotif tlacapan sederhana, pada bagian tengah berhias wajikan dengan sablon cat. Tiang penanggap di cat warna kuning berukuran 12 x 12 cm, tinggi 280 cm, berdiri di atas duk setinggi 10 cm yang dicat warna hitam. Tiang emper berwarna kuning berukuran 10 cm x 8,5 cm, tinggi 233 cm di atas duk setinggi 10 cm yang dicat warna hitam.
Permukaan lantai ditutup dengan keramik berwarna merah dengan ukuran 30 x 30 cm. Elevasi lantai dari halaman setinggi 30 cm.
2. Limasan
Umum :
Limasan berdenah persegi dengan ukuran 14,64 meter x 8,42 meter bertipe lawakan. Limasan Lawakan memiliki bentuk bangunan limasan pokok ditambah dengan bangunan yang bentuknya panggang pe, yang terdapat pada semua sisi bangunan atau keliling bangunan. Atap ditutup dengan genteng merk Sokka. Bubungan ditutup dengan krepus dari bahan semen.
Dada peksi limasan diberi hiasan flora, fauna, dan geometris yang distilir. Warna cat dada peksi limasan berwarna kuning, biru, dan merah. Terdapat tulisan angka tahun 17 – 8 – 1972 berwarna putih.
Tiang saka berjumlah 16, 4 tiang di tengah berfungsi sebagai saka guru. Ukuran saka guru 18 cm x 18 cm, tinggi 390 cm. Tiang berdiri di atas duk dari semen setinggi 40 cm. Tiang diberi warna cat kuning. Pada bagian bawah terdapat pola hias tlacapan, dan bagian tengah terdapat hiasan wajikan yang dibuat dari sablon cat. Pada bagian tengah terdapat tiang penyangga tambahan
Tiang untuk limasan yang berbentuk lawakan seharusnya memiliki 16 tiang, tetapi bangunan Balai Desa Ponjong mengalami banyak perubahan. Sehingga banyak bagian yang hilang, yaitu :
- Bagian selatan, atap emper dan tiang emper habis.
- Bagian barat, atap emper masih, tiang emper habis.
- Bagian utara atap emper masih, tetapi tiang habis.
- Bagian timur emper masih utuh, tetapi tiang emper paling selatan hilang.
- Struktur tambahan berupa kayu gording untuk perkuatan pada bagian usuk. Pada bagian tengah bentangan kili diberi perkuatan tambahan tiang kayu.
- Permukaan lantai ditutup dengan keramik berwarna merah dengan ukuran 30 x 30 cm. Elevasi lantai dari halaman setinggi 30 cm.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Jenis Struktur | : | Tradisional |
Jenis Bangunan | : | Tradisional |
Fungsi Bangunan | : | Pemerintahan |
Komponen Pelengkap | : |
|
Deskripsi Atap | : | Tiang penyangga struktur atap joglo terdiri atas sunduk, sunduk kili, tumpang sari, nok, ander, dan brunjung. Atap joglo ditutup dengan genteng press merk Sokka. Pada bagian bubungan ditutup dengan krepus yang terbuat dari semen. Struktur tambahan pada bangunan joglo berupa kayu gording untuk perkuatan usuk atap pengarak. Material kayu komponen atap joglo menggunakan kayu jati. |
Deskripsi Lantai | : | Permukaan lantai ditutup dengan keramik berwarna merah dengan ukuran 30 x 30 cm. Elevasi lantai dari halaman setinggi 30 cm. |
Deskripsi Kolom/Tiang | : | Kondisi sekarang jumlah tiang joglo tidak lengkap, hanya 32 karena joglo tersebut sudah terpotong di sebelah selatan dan barat. Tiang joglo terdiri atas 4 saka guru 12 saka pengarak, dan 16 tiang emper. Ukuran saka guru adalah 18 x 18 cm, tinggi 430 cm. Tiang berdiri di atas duk dari semen setinggi 30 cm dicat warna hitam. Tiang diberi cat dengan warna kuning. Tiang bagian bawah diberi hiasan bermotif tlacapan sederhana, pada bagian tengah berhias wajikan dengan sablon cat. Tiang penanggap di cat warna kuning berukuran 12 x 12 cm, tinggi 280 cm, berdiri di atas duk setinggi 10 cm yang dicat warna hitam. Tiang emper berwarna kuning berukuran 10 cm x 8,5 cm, tinggi 233 cm di atas duk setinggi 10 cm yang dicat warna hitam. Tiang saka limasan berjumlah 16, 4 tiang di tengah berfungsi sebagai saka guru. Ukuran saka guru 18 cm x 18 cm, tinggi 390 cm. Tiang berdiri di atas duk dari semen setinggi 40 cm. Tiang diberi warna cat kuning. Pada bagian bawah terdapat pola hias tlacapan, dan bagian tengah terdapat hiasan wajikan yang dibuat dari sablon cat. Pada bagian tengah terdapat tiang penyangga tambahan. Tiang untuk limasan yang berbentuk lawakan seharusnya memiliki 16 tiang, tetapi bangunan bale desa ponjong mengalami banyak perubahan |
Fungsi Situs | : | Pemerintahan |
Fungsi | : | Pemerintahan |
Peristiwa Sejarah | : | A. Sejarah Balai Desa PonjongBerikut adalah hasil wawancara dengan narasumber Bapak Tamzis (80thn) dan Bapak Sugijono (74 thn). Bapak Tamzis adalah putera Lurah Desa Ponjong yang bernama Muhammad Syahidi (menjabat tahun 1965 – 1985). Sementara Bapak Sugijono adalah mantan lurah Desa Ponjong periode tahun 1986-2004. Berdasarkan penjelasan kedua narasumber di atas, kronologi Balai Desa Ponjong adalah sebagai berikut :- Pada tahun 1912 bangunan joglo berikut lintring dan limasan semula berada di Kademangan Semanu.- Pada tahun 1915 bangunan joglo berikut lintring dan limasan dibawa ke Ponjong. Bangunan joglo berikut lintring dan limasan ini diboyong ke Ponjong oleh nDoro Harjoatmojo (rumah wetan pasar) dan diletakkan di lahan miliknya berada di sebelah utara Pasar Ponjong. Selanjutnya rumah yang masih lengkap (joglo, limasan dan lintring), satu persatu dijual. - Bangunan limasan dibeli oleh Romo Suroatmojo yang tinggal di selatan Pasar Karangijo. Dan digunakan untuk kegiatan seni. - Bangunan joglo dibeli oleh Lurah Desa Ponjong pada saat itu, Pawirosuwito (1956-1965) pada tahun 1956 yang pada waktu itu menjadi lurah namun keberadaan lintring tidak diketahui sejak tahun 1960.- Tahun 1972 bangunan limasan berada di rumah Kepala Desa Muh. Syahidi (1965 -1985) di Kuwon, Ponjong. Waktu itu bangunan tersebut berfungsi sebagai kantor desa. Angka tahun 1972 tertulis pada bagian dada peksi limasan (17-8-1972 – lihat foto). - Pada tahun 1974 atas prakarsa masyarakat desa, bangunan limasan dipindah ke Dusun Sumber dan digunakan sebagai Kantor Desa Ponjong hingga saat ini. Dusun Sumber dipilih sebagai lokasi balai desa karena letak dusun tersebut berada di tengah-tengah Desa Ponjong.- Pada tahun 1981 atas prakarsa masyarakat desa, bangunan joglo dipindah dari rumah Bapak Pawirosuwito ke Balai Desa Ponjong. Pada saat itu bangunan joglo dan limasan bersatu lagi. Oleh masyarakat setempat disebut dengan kawin lagi. Pada mulanya bangunan limasan digunakan sebagai kantor kemudian setelah joglo disatukan dengan limasan, joglo digunakan sebagai ruang pertemuan.- Pada tahun 1990an, di bagian belakang limasan ditambah bangunan baru yang sekarang digunakan sebagai kantor, sedangkan limasan dan joglo sekarang digunakan untuk ruang pertemuan. Selain itu juga ada penambahan bangunan baru yaitu Mushola di sisi barat dan bangunan-bangunan lain yang berada disisi timur dari bangunan limasan dan joglo.- Perubahan yang lain terjadi pada (sekitar) tahun 2004. Dalam rangka menghadapi lomba desa maka dada peksi dicat warna biru.B. Sejarah Rehabilitasi Balai Desa Ponjong - Pada tahun 1972 bangunan limasan mengalami pengecatan pada bagian dada peksi.- Pada tahun 1986 dengan dana Bandes (Bantuan Desa) bangunan joglo dan limasan dikonsolidasi pada bagian konstruksi atap (kuda-kuda dan ander) sedangkan genteng diganti baru, usuk dan reng dipasang kembali. Ada penambahan tiang pada bangunan limasan yang berfungsi sebagai penguat agar tidak melendut (lihat gambar).- Pada tahun 1992, dengan dana BSPD (Bantuan Stimulan Pembangunan Daerah) mengalami rehabilitasi lantai yang semula blok batu putih berukuran 30 x 30 cm, karena rusak kemudian diganti dengan keramik berwarna merah marun berukuran 30 x 30 cm.- Pada tahun 2004, dalam rangka lomba desa bangunan joglo dan limasan mengalami pengecatan dan bangunan joglo ditambah kuncungan dengan material tiang cor beton. Pada tahun 1990-an, di bagian belakang limasan ditambah bangunan baru yang sekarang digunakan sebagai kantor, sedangkan limasan dan joglo sekarang digunakan untuk ruang pertemuan. Selain itu juga ada penambahan bangunan baru yaitu Mushola di sisi barat dan bangunan-bangunan lain yang berada disisi timur dari bangunan limasan dan joglo. Dampak dari penambahan bangunan baru tersebut mengurangi nilai keaslian bangunan joglo dan limasan. Sebagai contoh : tiang emper limasan sisi selatan dan barat berkurang jumlahnya. |
Riwayat Rehabilitasi | : | Pada tahun 1972 bangunan limasan mengalami pengecatan pada bagian dada peksi.Pada tahun 1986 dengan dana Bandes (Bantuan Desa) bangunan joglo dan limasan dikonsolidasi pada bagian konstruksi atap (kuda-kuda dan ander) sedangkan genteng diganti baru, usuk dan reng dipasang kembali. Ada penambahan tiang pada bangunan limasan yang berfungsi sebagai penguat agar tidak melendut (lihat gambar).Pada tahun 1992, dengan dana BSPD (Bantuan Stimulan Pembangunan Daerah) mengalami rehabilitasi lantai yang semula blok batu putih berukuran 30 x 30 cm, karena rusak kemudian diganti dengan keramik berwarna merah marun berukuran 30 x 30 cm.Pada tahun 2004, dalam rangka lomba desa bangunan joglo dan limasan mengalami pengecatan dan bangunan joglo ditambah kuncungan dengan material tiang cor beton.Pada tahun 1990-an, di bagian belakang limasan ditambah bangunan baru yang sekarang digunakan sebagai kantor, sedangkan limasan dan joglo sekarang digunakan untuk ruang pertemuan. Selain itu juga ada penambahan bangunan baru yaitu Mushola di sisi barat dan bangunan-bangunan lain yang berada disisi timur dari bangunan limasan dan joglo. Dampak dari penambahan bangunan baru tersebut mengurangi nilai keaslian bangunan joglo dan limasan. Sebagai contoh : tiang emper limasan sisi selatan dan barat berkurang jumlahnya. |
Nilai Sejarah | : | Bangunan Balai Desa Ponjong menjadi bukti sejarah pemerintahan desa dari masa kademangan hingga pemeritahan sekarang. |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Bangunan joglo dan limasan memiliki nilai penting Ilmu pengetahuan terutama bidang arsitektur, teknik sipil, dan arkeologi. |
Nilai Pendidikan | : | - Bangunan Balai Desa Ponjong yang terdiri atas Joglo dan Limasan mengandung pengetahuan tentang bentuk-bentuk rumah tradisional Jawa serta konsep pengetahuan tentang budaya masyarakatnya yang memperlihatkan interaksi, filosofi, karya kreatif, bahan/material bangunan yang tersedia pada masa itu, serta tingkatan sosial dari pemilik bangunan.- Balai Desa Ponjong mengandung nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan tinggi yang pernah dimiliki oleh leluhur keluarga yang ditanamkan secara turun menurun. |
Nilai Budaya | : | - Bentuk Bangunan Balai Desa Ponjong yang terdiri atas joglo dan Limasan dapat digunakan sebagai monumen hidup atau living museum. Bangunan tradisional tersebut memperlihatkan nilai-nilai penting kehidupan di bidang pemerintahan tingkat desa. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Pemerintah Desa Ponjong |
Nama Pengelola | : | Pemerintah Desa Ponjong |