Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Bangunan

      Uraian : Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup di Padukuhan Gedaren I,
Kalurahan Gedaren, Kapanewon Ponjong, merupakan bangunan yang berfungsi sebagai bekas tempat tinggal keluarga Sukino dan Sukarti. Bangunan tersebut berada di puncak bukit yang dikenal oleh masyarakat di Kapanewon Ponjong sebagai Gunung Tutup. Gunung tutup merupakan sebuah lahan milik perseorangan yang saat ini masih dalam proses pengurusan hak miliknya oleh keluarga pewaris bangunan tersebut. Pada masa pasca kemerdekaan, area di bukit tersebut telah dikelola oleh seorang mantan tentara PETA (Pembela Tanah Air) yang bernama Sukino. Berdasarkan keterangan salah seorang narasumber yaitu kerabat keluarga Sukino yang bernama Eko Nur Bambang Wacana (46 tahun), seluruh bangunan yang didirikan di atas Gunung Tutup diprakarsai oleh Sukino bersama saudara-saudara beliau dan masyarakat di sekitar lokasi tersebut sejak tahun 1953. Gunung Tutup yang awalnya merupakan sebuah hutan yang dibangun secara bertahap dan berubah menjadi sebuah Padepokan sekaligus menjadi tempat tinggal Sukino dan istrinya. Joglo Giri Kusumo merupakan salah satu bagian bangunan yang didirikan di Gunung Tutup pada tahun 1971. Sebelum didirikan di tempat tersebut, joglo berada di Padukuhan Sanggrahan, Kalurahan Umbulrejo, Kapanewon Ponjong.
Lokasi Gunung Tutup saat ini masuk di wilayah Padukuhan Gedaren I, RT 01 RW 05, Kalurahan Sumbergiri, Kapanewon Ponjong. Joglo Giri Kusumo berada di halaman sisi timur padepokan menyatu dengan bangunan rumah yang terbuat dari tembok. Adapun urian Joglo tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lantai
Permukaan lantai Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup ditutup dengan 3 macam material yang berbeda yaitu :
- Pada bagian sisi selatan dan utara ditutup dengan tegel dari bahan batu putih berukuran 25 cm x 25 cm.
- Pada sisi timur dan barat ditutup dengan floor atau semen.
- Permukaan lantai tengah atau pada area sekeliling soko guru ditutup dengan tegel bermotif hijau dan kuning.
2. Dinding
            Dinding Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup terdiri atas dua bagian yang dibedakan pada material pembuatnya. Dinding dari bahan tembok berada pada barat, dan dinding dari bahan kayu atau gebyok berada pada bagian utara, timur dan selatan.
- Tembok
            Tembok pada sisi barat merupakan sisi depan dari Joglo Giri Kusumo. Pada bagain tersebut terdapat sebuah pintu dengan inep 3, dua buah jendela nako, dan 2 buah lubang angin dari teraso. Pintu pada bagian ini merupakan akses atau pintu utama Joglo Giri Kusumo. Tembok memiliki ketebalan 45 cm dengan bentuk hiasan pada bagian atas bertingkat empat yang meninggi ke arah utara. Pada dinding bagian atas terdapat tulisan angka: 17 8 45.
- Dinding kayu atau gebyok
            Dinding pada sisi utara dan selatan Joglo Giri Kusumo seluruhnya menggunakan gebyok. Pada bagian tersebut terdapat 2 macam gebyok, yaitu gebyok yang berpintu dan gebyok yang berjendela. Pada bagian timur dan barat, gebyok berupa partisi dari bahan kayu yang terdapat sebuah pintu dengan dua inep. Diantara kedua gebyok berpintu tersebut terdapat dua gebyok yang masing masing memiliki satu buah jendela.
Pada sisi timur terdiri dari tiga buah gebyok. Dua gebyok berjendela
satu mengapit sebuah gebyok perpintu.
3. Struktur penyangga atap Joglo
            Tiang penyangga struktur atap terdiri dari penyangga atap brunjung, penyangga atap pengarak, dan penyangga atap emper.
a. Penyangga atap brunjung terdiri atas saka guru, sunduk, sunduk kili, tumpang sari, nok, ander, dan dudur. Pada bagian dasar dari ke-empat saka guru terdapat empat buah umpak dari bahan batu putih. Ke-empat umpak tersebut tertanam di dalam tanah dan hanya terlihat setinggi 15 cm dari atas permukaan lantai. Setelah dilakukan penggalian oleh tim TACB Gunungkidul pada umpak sisi tenggara, terlihat bahwa sesungguhnya ke-empat umpak tersebut memiliki bentuk kubus pada bagian bawah dan bentuk kerucut terpenggal pada bagian atas. Ketinggian umpak seluruhnya adalah 55 cm. Motif hias umpak adalah floral atau tumbuhan.
b. Pada bagian pengarak terdapat 12 tiang penyangga yang didirikan di atas umpak berbentuk persegi dari batu putih.
c. Penyangga atap emper terdiri atas tiang emper dan penyangga dari tembok. Pada bagian atap emper sisi selatan dan utara terdapat perkuatan tambahan


            Berupa gording dari bahan kayu glugu (lihat foto).
Dada peksi merupakan bagian dari struktur penyangga atap yang berada di tengah tengah langit-langit Joglo di bawah brunjung. Bentuk dada peksi tersebut memiliki ukiran dengan motif flora dan geometris. Warna dada peksi adalah coklat tua. Pada keempat sudut tumpangsari diberi kebenan sebagai pengunci. Susunan usuk pada joglo menggunakan sistem pemasangan ri gereh. Atap joglo ditutup dengan genteng keripik dan genteng press. Pada bagian bubungan ditutup dengan wuwung seng. Struktur tambahan pada bangunan joglo berupa kayu gording untuk perkuatan usuk atap emper. Material kayu komponen atap joglo menggunakan kayu jati.
4. Atap
- Atap Joglo
Atap Joglo ditutup dengan genteng keripik dan flam. Menurut penjelasan Gandung Setyadi, genteng yang asli dari Joglo sebenarnya merupakan genteng keripik. Genteng flam yang dipasang merupakan genteng pengganti genteng keripik yang dipasang dengan cara menyulam, karena terdapat kerusakan atau kebocoran pada bagian atap ketika hujan. Pada bagian bubungan ditutup dengan wuwung seng. Pada bagian puncak wuwung seng terdapat sebuah mahkota dengan motif semacam bunga teratai dan berangka tahun : 15 – 10 – 1971. Menurut penjelasan Gandung Setyadi, angka tersebut menunjuk pada tahun pendirian Joglo di Gunung Tutup. Susunan usuk pada joglo menggunakan sistem pemasangan ri gereh.
- Atap Pengarak
Atap pengarak disusun dengan usuk bentuk rigereh. Genteng sebagai penutup menggunakan genteng keripik dan flam.
- Atap emper
Atap emper disusun dengan usuk bentuk rigereh. Genteng sebagai penutup menggunakan genteng keripik dan flam.

Informasi Cagar Budaya

Lokasi Bangunan : Dusun Gedaren 1 RT 01 / RW 05 Kel. Sumbergiri Kec. Ponjong Kab. Gunungkidul Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat ;
SK Lainnya : SK NO 325/KPTS/2020 2020-09-07

Lokasi Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup


Koordinat Penemuan : ;
Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Sejarah : A. Sejarah Pendirian Joglo Giri KusumoSejarah Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup pada awalnya adalah milik Pawirodiarjo atau orang tua dari Sukino Suprobo. Sebelum disebut sebagai Joglo Giri Kusumo, joglo tersebut memiliki kaitan dengan sejarah Kalurahan Wirik Wetan. Pada waktu itu Kalurahan Umbulrejo masih terbagi menjadi Kalurahan Wirik Kulon dan Wirik Wetan. Namun sebelum masa kemerdekaan kedua wilayah tersebut dijadikan satu kalurahan. Menurut penjelasan dari perangkat Kalurahan Umbulrejo, peristiwa tersebut berlangsung pada tahun 1944.Pada periode tahun 1916 – 1944, Kalurahan Wirik Wetan dipimpin oleh Lurah Pawirodiarjo yang dikenal pula sebagai Mbah Lurah Samak (atau Sama’un). Pada periode tersebut, Joglo Pawirodiarjo digunakan sebagai rumah sekaligus balai kalurahan Wirik Wetan. Menurut kesaksian Kasmin (85 tahun–mantan Dukuh Seladi, Kalurahan Umbulrejo), Joglo Pawirodiarjo digunakan sebagai balai kalurahan oleh masyarakat Wirik Wetan pada masa sebelum kemerdekaan. Menurut Kasmin selanjutnya, Lurah Pawirodiarjo memiliki delapan orang anak yaitu : Alimun, Animah, Pawironoto, Sutilah, Sukino (Suprobo), Susilah, Ropiah, dan Sukiman.Setelah Lurah Pawirodiarjo berhenti menjadi Lurah Wirik Wetan, yaitu pada periode baru Kalurahan Umbulrejo, Lurah pertama yang menjabat adalah Prawironoto atau anak kedua Pawirodiarjo. Namun pada waktu itu, balai kalurahan pindah ke lokasi baru dan tidak menggunakan Joglo Pawirodiarjo.Pada tahun 1951 – 1966, Joglo Pawirodiarjo selanjutnya digunakan sebagai Sekolah Rakyat Negeri 2 Umbulrejo. Menurut kesaksian Kasmin yang diperkuat dengan penjelasan Gandung Setyadi, pada waktu itu bagian dalam joglo diberi pembatas berupa sekat-sekat untuk digunakan sebagai ruang kelas . Namun pada periode tahun 1967, Sekolah Rakyat Negeri 2 Umbulrejo berpindah tempat, sehingga Joglo Pawirodiarjo tidak digunakan lagi sebagai sekolah. Sukino Suprobo, anak nomor empat Pawirodiarjo adalah satu- satunya anak yang berdinas   di ketentaraan. Berdasarkan penjelasan keluarga, pada tahun 1942 Sukino direkrut menjadi tentara PETA. Riwayat perjuangan yang pernah diikuti Sukino, diantaranya adalah pertempuran di Ambarawa melawan tentara Sekutu. Setelah berdinas selama 4 tahun 2 bulan, Sukino memilih mengundurkan diri sebagai tentara dan memilih untuk menyendiri - bersemedi. Pada tahun 1953, Sukino mendirikan sebuah pertapaan di sebuah bukit yang kemudian diberi nama Gunung Tutup. Di tempat tersebut, Sukino membangun sebuah padepokan dan melakukan kegiatan spiritual semacam aliran kepercayaan. Salah satu bangunan yang didirikan di tempat tersebut adalah Joglo milik Pawirodiarjo – ayahnya. Pada tahun 1971 Joglo Pawirodiarjo yang sudah tidak digunakan sebagai bangunan sekolah, di pindah dari lokasi asalnya ke Gunung Tutup. Di Lokasi yang baru, Joglo tersebut digunakan sebagai bagian dari bangunan rumah Sukino Suprobo.       Menurut penjelasan Gandung Setyadi, pada awalnya joglo tersebutbiasa diadakan berbagai kegiatan kesenian tradisional semacam wayang kulit, klenengan, dan berbagai seni tari. Setiap malam menjelang peringatan kemerdekaan RI, tempat tersebut ramai dikunjungi masyarakat untuk melakukan kegiatan tirakatan. Sepeninggal Sukino pada tahun 1986, bangunan pendapa tetap digunakan sebagai tempat untuk berkegiatan oleh masyarakat. Oleh keluarga dan kerabat Sukino Suprobo bangunan Joglo tersebut diberi nama Joglo Giri Kusumo.B. Sejarah Rehabilitasi Joglo Giri KusumoDemikian adalah sejumlah rehabilitasi yang pernah dilakukan di Joglo Gunung Tutup :- Bangunan tembok pada sisi depan merupakan bangunan baru yang didirikan setelah bangunan joglo didirikan kembali di Gunung Tutup. Pembangunan tersebut diperkirakan terjadi sekitar tahun 1970-an.- Lantai tegel dari batu putih, lantai floor dan tegel berornamen merupakan penambahan setelah bangunan joglo didirikan kembali di Gunung Tutup.- Lima tahun yang lalu, pada bagian atap emper mengalami penambahan gording dari bahan kayu glugu.- Pada bagian bubungan atau wuwung diganti dengan wuwung seng.Joglo Pawirodiarjo atau Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup semula berlokasi di rumah yang saat ini dimiliki oleh keluarga Sukiman Siswo Sugondo, seorang dalang yang terkenal dari Kapanewon Ponjong. Lokasi tersebut memiliki alamat : Padukuhan Sanggrahan RT 02, Kalurahan Umbulrejo, Kapanewon Ponjong. Bangunan lain yang merupakan satu rangkain dari Joglo Pawirodiarjo, dan masih berdiri hingga saat ini adalah sebuah lintring dan dua buah bangunan Limasan. Bangunan tersebut menghadap ke arah timur. Menurut kesaksian Kasmin yang diperkuat dengan penjelasan Gandung Setyadi, bangunan rumah Pawirodiarjo dari depan ke belakang terdiri dari : Lintring atau macan angop, joglo, bangunan kampung, dan bangunan limasan. Saat diadakan kunjungan dan pengukuran terhadap bangunan yang ada di lokasi tersebut, ukuran lebar bangunan limasan yang ada saat ini adalah 12,8 meter. Jika dibandingkan dengan ukuran lebar Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup : 12,84 meter, maka terbukti bahwa bangunan Joglo tersebut memiliki ukuran lebar yang sesuai dengan bangunan rumah Siswo Sugondo. Dengan demikian bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa kedua bangunan yang saat ini dalam kondisi terpisah, memiliki keterkaitan pada masa lalu.
Nilai Sejarah : Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup di Gedaren I, Sumbergiri, Ponjong, menjadi bukti sejarah keberadaan 3 peristiwa yaitu :- Sejarah Perjalanan Pemerintah Desa Wirik Wetan tahun 1926 – 1942- Sejarah Sekolah Rakyat Negeri II Umbulrejo- Sejarah pendirian kembali sebagai rumah Sukino pada tahun 1971 hingga sekarang
Nilai Ilmu Pengetahuan : - Bangunan joglo memiliki nilai penting Ilmu pengetahuan terutama bidang arsitektur, teknik sipil, dan arkeologi- Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup di Gedaren I, Sumbergiri Ponjong, mengandung pengetahuan tentang bentuk-bentuk rumah tradisional Jawa serta konsep pengetahuan tentang budaya masyarakatnya yang memperlihatkan interaksi, filosofi, karya kreatif, bahan/material bangunan yang tersedia pada masa itu, serta tingkatan sosial dari pemilik bangunan.
Nilai Pendidikan : - Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup di Gedaren I, Sumbergiri, Ponjong, mengandung nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan tinggi yang pernah dimiliki oleh leluhur keluarga yang ditanamkan secara turun menurun.
Nilai Budaya : - Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup di Gedaren I, Sumbergiri, Ponjong, dapat digunakan sebagai monumen hidup atau living museum. Bangunan tradisional tersebut memperlihatkan nilai-nilai tradisi di dalam masyarakat Jawa.
Nama Pemilik Terakhir : milik keluarga besar trah Mangunkusumo.
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : milik keluarga besar trah Mangunkusumo.