Loading

Brankas A di Bangsal Sewokoprojo

Status : Benda Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Kata Brankas adalah berasal dari Bahasa Belanda. Kata branden artinya membakar dan kast artinya lemari, jika digabungkan menjadi lemari tahan kebakaran. Sedangkan brankas dalam bahasa Indonesia disebut sebagai lemari besi, yaitu lemari yang terbuat dari besi. Dalam bahasa Inggris, brankas biasa disebut sebagai safes. Di Bangsal Sewokoprojo Gunungkidul terdapat dua buah brankas yang berada di ruang tamu sebelah timur bangunan ndalem. Kedua brankas berada dalam posisi bersebelahan menghadap selatan dan menjadi hiasan ruang tamu tersebut. Kedua brankas tersebut saat ini sudah tidak digunakan lagi sebagai tempat untuk penyimpanan benda berharga. Pada periode tahun 2007, ketika jabatan Bupati Gunungkidul dipegang oleh Soeharto, kedua brankas dipindah dari gedung sayap barat yang digunakan untuk Kantor Satpol PP, dimasukkan ke Bangsal Sewokoprojo. Sejak saat itu kedua benda tersebut hanya berfungsi sebagai hiasan ruang tamu.
Pada bagian atas kedua brankas saat ini digunakan sebagai tempat untuk meletakkan berbagai macam Piala dan tanda penghargaan milik Kabupaten Gunungkidul. Karena tidak ada label pembuat yang tertera pada brankas, maka kedua benda tersebut diberi identitas Brankas A dan Brankas B. Brankas A merupakan brankas yang berada di sebelah timur Brankas B. Berdasarkan pengamatan di lokasi, maka Brankas A Bangsal Sewokoprojo berhasil diidentifikasi sebagai berikut :

- Terbuat dari besi baja,
- Berbentuk balok tanpa sambungan,
- Brankas memiliki dua pintu dalam kondisi terkunci,
- Pada bagian atas brankas tidak terdapat hiasan atau polos,
- Terdapat plakat perusahaan dengan tulisan berbahasa Perancis : “Commision Exportation de Hymans & Cie”,
- Memiliki dinding yang tebal,
- Seluruh permukaan brankas dipoles dengan cat semprot berwarna biru kehitaman atau blue black,
- Memiliki dua buah pintu dengan posisi atas dan bawah. Masing-masing pintu tersebut memiliki sebuah lubang kunci,
- Pintu atas berbentuk persegi dengan ukuran tinggi 72 cm dan lebar 51 cm,
- Pintu atas terdiri dari sebuah lubang kunci dengan empat buah kombinasi berupa tombol yang bisa diputar.
- Ornamen pada pintu atas terdiri dari hiasan berukir berbentuk bulat pada sisi kanan dan hiasan bulat ditengah dengan ornamen floral. Ornamen tersebut melingkari empat buah tombol kombinasi.
- Empat buah tombol kombinasi berbentuk tombol putar yang sekelilingnya terdapat huruf latin : A B C D E F G H I J K L N O P Q R S T U V X Y Z. Ke-24 huruf ditulis melingkar berlawanan arah jarum jam.
- Pintu bawah berbentuk persegi dengan ukuran tinggi 25 cm dan lebar 50,5 cm,
- Pintu bawah tidak memiliki ornamen atau polos.
- Sebuah lubang kunci terdapat di sisi sebelah kiri.
Berdasarkan tinjauan bentuk material Brankas A yang tidak memiliki sambungan, maka bisa dipastikan bahwa brankas tersebut terbuat dari baja cor atau dalam bahasa Inggris disebut dengan iron cast. Selain ciri di atas, model iron cast. Brankas A juga ditandai dengan permukaan dinding baja tebal. Berdasarkan pengamatan terhadap bahan dan bentuk di atas, brankas tersebut termasuk salah satu brankas berjenis tahan api atau brankas model fire safe.

Kondisi Saat Ini : Terawat dan pernah dilakukan restorasi pada permukaan brankas.

Status : Benda Cagar Budaya
Alamat : Jl. Pangarsan, Wonosari, Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.9661111111111° S, 110.60361111111° E

SK Walikota/Bupati : R0107/TACBGK/08/2020


Lokasi Brankas A di Bangsal Sewokoprojo di Peta

Bahan Utama : Logam
Keterawatan : /
Dimensi Benda : Panjang -
Lebar 78
Tinggi 136
Tebal 48
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Fungsi Sekarang : Sejak tahun 2007, Brankas A digunakan sebagai hiasan ruang tamu Bangsal Sewokoprojo hingga sekarang
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : A. Sejarah Brankas Iron Cast Di DuniaBrankas saat ini merupakan lemari besi dari bahan baja yang digunakan sebagai tempat menyimpan berbagai macam benda berharga. Sejak pertama kali diperkenalkan kembali pada awal abad ke- 19, lemari besi mengalami perkembangan yang sangat cepat hingga tahun 1850. Sebelumnya, lemari penyimpanan barang berharga diketahui berukuran besar, terbuat dari bahan kayu, dan diikat dengan besi. Jenis pertama lemari penyimpanan benda berharga yang ditemukan di Inggris berupa kotak kayu yang diikat dengan lingkaran besi. Sebuah peninggalan kotak kayu yang diperkirakan berusia 1.000 tahun masih tersimpan di Kathedral Chicester Inggris. Kotak kayu tersebut berukuran panjang 5,49 m, lebar 1,22 m, tinggi 1,22 m dengan ketebalan kayu 10 cm. Penemuan besi baja tuang atau iron cast dan penemuan kunci gembok berkualitas tinggi oleh Chubb bersaudara, menjadi faktor utama lahirnya brankas di dunia. Sebelum diperkenalkan sebagai brankas, jenis lemari besi pertama di Inggris diperkenalkan dengan bentuk peti besi cor. Peti-peti tersebut ini dicetak dalam satu bagian, dengan ketebalan sekitar 1,25 cm, dengan pintu yang dibentuk dalam satu cetakan dengan ketebalan rata-rata yang sama. Salah satu tokoh Revolusi Industri Inggris yang memiliki andil dalam penemuan metode cor besi dan baja adalah John Wilkinson (1728 –1808). John Wilkinson kemudian mematenkan metode tersebut, dan beliau dikenal sebagai Bapak Cast Iron Dunia. Sementara itu di Amerika Serikat, lemari besi yang pertama kali diperkenalkan dalam bentuk lembaran besi yang diisi dengan kayu yang telah dijenuhkan dengan air asin. Bentuk lemari besi berupa peti besi yang seluruh permukaannya diliputi oleh kenop-kenop atau kepala besi tuang yang menonjol. Lemari besi tersebut masih dibuat hingga awal abad ke-19. Sampai dengan tahun 1820, peti besi model seperti ini dibuat hanya untuk mencegah benda berharga terlindung dari pencuri, tetapi tidak bisa diselamatkan terhadap bahaya kebakaran.Pada masa selanjutnya, bentuk lemari besi berkembang dengan sangat pesat. Berbagai penemuan baru baik di Eropa dan Amerika Serikat telah menciptakan lemari besi model baru yang tahan pencuri, sekaligus tahan api. Perbaikan tersebut diantaranya :- Jesse Delano (New York). Pada tahun 1827 Jesse Delano mematenkan produk brankas pertamanya di Amerika Serikat. Model brankas tahan api buatan Delano, membuat lemari besi biasa mulai ditinggalkan.- Thomas Milner (Liverpool). Pada tahun 1830 Thomas Milner memperkenalkan brankas dengan lapisan ruang ganda. Brankas buatan Milner terkenal sebagai brankas yang kuat dan tahan api yang pertama.- CJ Gayler (New York). Pada tahun 1933 CJ Gayler menciptakan brankas besi ruang ganda dengan nama Salamander, yang teruji tahan api.- Edward Tann and Sons (London). Pada tahun 1843 Edward Tann mematenkan brankas dengan dua tuas kunci pelindung dan alat anti tekan. Model kunci untuk brankas buatan Tann, digunakan oleh hampir semua brankas yang diciptakan pada masa berikutnya.- John E. Wilder (Boston). Pada tahun 1850 John Wilder memamerkan kembali brankas Salamander ciptaannya setelah memenangkan gugatan di pengadilan melawan CJ Gayler.- Silas C. Herring (New York). Pada tahun 1951, Herring yang mendapatkan lisensi penjualan brankas ciptaan Wilder, memamerkan brankas Salamander di Crystal Pallace London. Pada tahun 1867 Herring mengaku bahwa sejak tahun 1841 ia telah memproduksi 30.000 brankas. Pada tahun 1970 Herring juga mengembangkan brankas anti ledakan yang menggunakan perpaduan teknologi iron cast dalam berbagai komposisi.Pada periode selanjutnya adalah perkembangan dan produksi brankas di seluruh Eropa hingga akhirnya tersebar di seluruh dunia. Perkembangan tersebut didukung oleh penguasaan teknologi iron cast ciptaan John Wilkinson yang dibawa dari negara Inggris ke Perancis, kemudian berkembang pesat hingga ke seluruh Eropa dan Amerika. Pada periode masa akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, negara produksi brankas dunia selain Inggris dan Amerika adalah : Perancis, Jerman, Austria, dan Belanda. Brankas menjadi salah satu benda paling penting yang mengisi kantor-kantor di seluruh dunia pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.Brankas yang terbuat dari bahan iron cast di Indonesia, sejauh ini merupakan benda-benda peninggalan kolonial Belanda. Pemerintah Belanda pada masa penjajahan, membawa brankas-brankas tersebut dan menempatkannya di sejumlah tempat penting seperti : kantor keuangan pemerintah, pabrik, bank, hotel, keraton kerajaan, museum, pegadaian, dan gereja. Brankas bisa ditemukan di berbagai bangunan buatan Belanda di seluruh Indonesia. Brankas A di Bangsal Sewokoprojo memiliki arti penting dari sisi ekonomi, mengingat pada masa sebelum kemerdekaan, Kabupaten Gunungkidul menjadi bagian dari wilayah Vorstenlanden yaitu Kasultanan Yogyakarta. Sejak tahun 1831, Kasultanan Yogyakarta memiliki dua wilayah negaramanca yaitu Kulonprogo dan Gunungkidul. Berdasarkan tulisan sejarah yang dirangkum dalam buku Putra Widya, di daerah Kulonprogo dan Gunungkidul terdapat tanah pemajekan. Daerah pemajekan Kulonprogo berada di Pengasih di bawah Bupati Wedana Distrik Pemajekan Dalem, sedangkan di Sentolo dan Gunungkidul pejabatnya bergelar Riya. Walaupun bukan merupakan daerah otonom, kemungkinan mulai tahun 1831, Gunungkidul menjadi daerah wilayah (yang bersifat administratif) di bawah Kasultanan Yogyakarta, sebagai kabupaten yang berada di luar wilayah perkotaan.B. Sejarah Pemanfaatan Brankas A Di Bangsal SewokoprojoBrankas A di Bangsal Sewokoprojo merupakan brankas yang pernah digunakan untuk menyimpan uang dan benda-benda berharga lain milik Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Tidak diketahui secara pasti waktu pertama kali brankas tersebut didatangkan, namun berdasarkan penelusuran data sejarah yang didapatkan melalui wawancara dengan para narasumber dan buku sejarah, Brankas A di Bangsal Sewokoprojo pernah dipakai untuk mengumpulkan uang petugas Mantri Tanda Pamicis (MTP) kabupaten pada masa sebelum kemerdekaan. MTP adalah petugas penarik pajak yang namanya muncul pertama kali dalam catatan sejarah pada tahun 1925. Disebutkan dalam Buku Sejarah Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, bahwa Raja Paku Alam VII membuat kebijakan dengan mengangkat pegawai pajak yaitu Mantri Tanda Pamicis dengan sistem gaji. Tugas utama MTP adalah menarik pajak pamong desa maupun kepala kampung. Gaji yang diperoleh seorang MTP sebesar 2% dari hasil pajak yang dipungutnya. Selanjutnya para MTP mengumpulkan hasil pemungutan pajak kepada seorang kolektor di tingkat kabupaten. Berdasarkan wawancara dengan tiga orang narasumber yang pernah bekerja di Kantor Kas Daerah Kabupaten Gunungkidul pada tahun 1969, Brankas A di Bangsal Sewokoprojo merupakan brankas kolektor yang digunakan untuk menyimpan hasil pajak MTP se-Gunungkidul.Suharto (78 tahun) adalah mantan Kepala Pembukuan Dinas Pendapatan Daerah Gunungkidul yang bekerja sejak tahun 1969-2002. Beliau memberi kesaksian bahwa Brankas A di Bangsal Sewokoprojo semula berada di bangunan yang pernah digunakan oleh Kantor Kas Daerah Gunungkidul. Sri Kamarsitin (74 tahun) adalah mantan bendahara Kantor Kas Daerah Gunungkidul yang mulai bekerja dari tahun 1969–2002. Beliau memberi penjelasan bahwa Brankas A diletakkan di sebuah ruangan di sisi barat Ruang Kantor Kas Daerah, dan tidak pernah berpindah tempat selama beliau bekerja di tempat tersebut. Ruangan tempat menyimpan Brankas A ditutup dengan sebuah pintu ganda. Pintu yang pertama berada di sisi dalam yang terbuat dari kayu dan pintu kedua berada di sisi luar terbuat dari besi berteralis. Sri Rusmiyati (70 tahun), adalah mantan pegawai kantor pajak daerah yang bertugas sejak tahun 1969 –2006. Beliau bekerja di kantor yang berada di sisi sebelah utara kantor kas daerah. Beliau tidak pernah menyaksikan Brankas A, tetapi beliau mengetahui adanya benda tersebut dari teman-teman yang lain. Menurut Sri Rusmiyati, bangunan Kantor Kas Daerah berada di lokasi yang saat ini digunakan untuk Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Sri Rusmiyati juga mengenal seorang kolektor MTP yang bernama Ngatijo. Sejak Kantor Dinas Pendapatan Daerah pindah ke lokasi kantor yang baru, yaitu pada tahun 2002, Brankas A tidak dipergunakan lagi untuk tempat penyimpanan uang dan benda berharga yang lain.C. Sejarah Rehabilitasi Brankas A Di Bangsal SewokoprojoBangunan yang terdapat di Bangsal Sewokoprojo merupakan bangunan rumah kabupaten lama yang digunakan sebagai tempat bupati bekerja atau berdinas menjalankan kegiatan pemerintahan di Gunungkidul. Bangunan yang berada di Padukuhan Purbosari, Kalurahan Wonosari, Kapanewon Wonosari ini merupakan bangunan kabupaten lama, yang paling tidak pernah dibangun kembali pada tahun 1908. Disebut sebagai bangunan kabupaten yang lama karena pada tahun 1976 didirikan bangunan kabupaten yang baru. Bangunan kabupaten lama saat ini akrab disebut sebagai Bangsal Sewokoprojo. Bangunan pokok dari Bangsal Sewokoprojo terdiri dari kuncungan, pendopo, pringgitan, ndalem, gadri, dan gandok.Brankas A Bangsal Sewokoprojo saat ini berada di sebuah ruang tamu, di sebelah timur ruang ndalem. Brankas tersebut berasal dari bangunan sayap timur Bangsal Sewokoprojo yang pada masa lalu menjadi rumah kabupaten lama. Sesuai dengan fungsinya sebagai rumah kabupaten, bangunan yang berada di Bangsal Sewokoprojo merupakan bangunan yang digunakan oleh bupati bekerja atau berdinas menjalankan pemerintahan. Bangunan sayap barat, tempat ditemukannya Brankas A, semula merupakan bagian dari bangunan perkantoran Pemerintahan Gunungkidul sebelum dipindah ke tempat yang baru pada tahun 2002. Menurut S. Ilmi Albidaliyah, bangunan sayap barat pada tahun 2001 (dari selatan ke utara) digunakan untuk Kantor Mawil Hansip 1004, Kantor Dinas Pendapatan Daerah dan Kantor BP7.Keterangan yang dihimpun dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyebutkan bahwa pada tahun 2000 terjadi perpindahan kantor-kantor Dinas ke Gedung Terpadu Pemerintah Daerah Gunungkidul, di sebelah Alun-Alun Utara Wonosari. Salah satu diantaranya adalah Kantor Dinas Pendapatan Daerah. Menurut penjelasan Wartana (45 tahun), staf rumah tangga Bangsal Sewokoprojo, bangunan bekas Kantor Dinas Pendapatan Daerah pernah mengalami kekosongan selama tahun 2000 – 2007. Berdasarkan kesaksian Wartana, dua buah brankas milik Kantor Dinas Pendapatan Daerah tetap ditinggal dan mangkrak. Pada tahun 2007, Pemerintah Daerah Gunungkidul mengadakan kegiatan pembangunan pasca bencana gempa bumi di Yogya. Tepat pada tanggal 24 Agustus 2007, bangunan sayap barat Bangsal Sewokoprojo direhabilitasi menjadi bangunan perkantoran baru. Pada waktu kegiatan pembangunan berlangsung, dua buah brankas hanya dipindah ke sebuah lorong, dan dibiarkan begitu saja. Suharto–Bupati Gunungkidul masa itu, yang melihat kedua brankas tersebut, memerintahkan Wartana, untuk mengecat kedua brankas dan memasukkannya ke ruang tamu Bangsal Sewokoprojo. Semula brankas berada dalam keadaan berkarat dengan warna cokelat kusam.Berdasarkan penjelasan Wartana, karena berat Brankas A yang hampir mencapai 4 kwintal, dibutuhkan 10 orang untuk memindahkannya. Sebelum dipindahkan ke ruang tamu Bangsal Sewokoprojo, kedua brankas dibersihkan dengan cara di ampelas pada permukaannya, kemudian di cat dengan cara disemprot. Tukang cat yang melakukan pengecatan ulang Brankas A pada waktu itu bernama Kasdi. Wartana menambahkan bahwa semula kunci Brankas A dan B masih ada ketika di pindah ke tempat yang baru, namun kunci tersebut hilang pada saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bangsal Sewokoprojo. Menurut Wartana, ketika itu sejumlah petugas keamanan yang melakukan pengamanan Bangsal, meminjam semua kunci yang ada namun tidak dikembalikan. Sejak tahun 2007, Brankas A digunakan sebagai hiasan ruang tamu Bangsal Sewokoprojo hingga sekarang ini.
Riwayat Rehabilitasi : 24 Agustus 2007, bangunan sayap barat Bangsal Sewokoprojo direhabilitasi menjadi bangunan perkantoran baru. Pada waktu kegiatan pembangunan berlangsung, dua buah brankas hanya dipindah ke sebuah lorong, dan dibiarkan begitu saja. Suharto–Bupati Gunungkidul masa itu, yang melihat kedua brankas tersebut, memerintahkan Wartana, untuk mengecat kedua brankas dan memasukkannya ke ruang tamu Bangsal Sewokoprojo. Semula brankas berada dalam keadaan berkarat dengan warna cokelat kusam.Berdasarkan penjelasan Wartana, karena berat Brankas A yang hampir mencapai 4 kwintal, dibutuhkan 10 orang untuk memindahkannya. Sebelum dipindahkan ke ruang tamu Bangsal Sewokoprojo, kedua brankas dibersihkan dengan cara di ampelas pada permukaannya, kemudian di cat dengan cara disemprot. Tukang cat yang melakukan pengecatan ulang Brankas A pada waktu itu bernama Kasdi
Nilai Sejarah : Menjadi bukti bahwa brankas ini merupakan benda import yang dibawa oleh pemerintah kolonial sebagai alat menyimpan benda berharga dan dokumen penting lainnya.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Menunjukkan bahwa pada masa itu pemerintahan di wilayah Gunungkidul sudah menggunakan brankas yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang berharga atau arsip penting pemerintahan. Brankas tersebut menyimpan sejumlah hasil pengembangan teknologi modern pada abad ke-19. Melalui Brankas A, dapat dipelajari berbagai ilmu diantaranya : teknologi iron cast, ilmu kunci pengaman ciptaan Chubb & Sons, ilmu pajak, ilmu ekonomi, ilmu pemerintahan dan perdagangan.
Nilai Pendidikan : Dengan adanya brankas peninggalan Kolonial yang bersejarah maka dapat memberikan wawasan generasi masa kini untuk mengenal produk brankas masa lalu yang akhirnya berkembang hingga sekarang dan lebih bervariasi dalam bentuk dan ukurannya.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Milik Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
Pengelolaan
Nama Pengelola : Milik Pemerintah Kabupaten Gunungkidul