Arca Ganesha D 86n berada di tempat terbuka di tengah pemukiman penduduk Padukuhan Plembon Kidul, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen. Arca tersebut berada di halaman belakang di pekarangan rumah milik Harjosuwarno. Posisi arca berada di dekat wangen atau garis batas halaman Harjosuwarno yang berbatasan dengan halaman rumah tetangga. Lingkungan di sekitar tempat tersebut merupakan halaman terbuka yang kering di musim panas, namun menjadi tempat yang tergenang air di musim hujan (menjadi comberan), karena elevasi tanah di tempat arca berada sedikit lebih rendah dari tanah sekelilingnya.
Arca Ganesha D 86n saat berada dalam keadaan miring dengan posisi arah hadap ke timur. Menurut penjelasan Santosa (51 tahun), Arca Ganesha D 86n berada di tempat tersebut sejak lama. Menurut penjelasan Santosa yang mengulang keterangan orang tuanya yang bernama Harjosuwarno (almarhum), arca tersebut ditemukan pada masa Kakek Buyut Harjosuwarno masih hidup. Dan sejak saat itu arca tersebut tidak pernah berpindah tempat. Ketika TACB Gunungkidul meninjau ke lokasi, Arca Ganesha D 86n kondisinya cukup memprihatinkan. Arca Ganesha D 86n berada dalam keadaan yang tidak lengkap dengan material batu arca yang aus. Permukaan batu putih arca tersebut banyak tumbuh lumut dan jamur. Menurut keterangan Santosa, arca tersebut menjadi tempat tinggal siput dan bekicot di musim hujan.
Berdasarkan peninjauan di lokasi, Arca Ganesha D 86n memiliki deskripsi sebagai berikut :
- Arca digambarkan duduk bersila di atas asana yang polos, berperut buncit, dan bagian punggung arca terdapat sandaran atau stella,
- Arca terbuat dari material batu putih yang sudah aus dan ditumbuhi mikroorganisme, terutama lumut,
- Saat ini arca menghadap ke arah timur dan dalam posisi miring,
- Arca berada dalam keadaan tidak lengkap karena kepala dan belalai arca sudah hilang,
- Arca digambarkan memiliki empat buah tangan, namun dua buah tangan yang seharusnya berada di sebelah kiri badan hilang, yang tampak hanya sedikit lengan di bagian atas,
- Bagian kaki arca digambarkan bertemu pada kedua telapak kaki. Pada bagian kaki tersebut terdapat ukiran gelang,
- Tangan kanan bagian atas menggenggam kapak dengan bilah kapak yang sudah hilang. Pada bagian tangan tersebut tampak ukiran gelang kaki,
- Tangan kanan bawah relatif masih utuh namun telapak tangan aus, sehingga mudranya tidak terlihat jelas. Lengan tangan terdapat ukiran gelang bahu,
- Ukiran tasbih masih sedikit terlihat di sisi kiri atas, pada posisi tangan sebelah kiri,
- Sisa lengan kiri sisi depan terdapat gelang bahu yang terlihat samar-samar, dan
- Lutut kaki kanan kondisinya pecah atau gempil.
Berdasarkan deskripsi yang tersebut di atas, maka dapat dianalisa ikonografi arca sebagai berikut :
- Telapak tangan kanan yang sudah aus, diduga memiliki bentuk menggenggam. Bentuk tersebut merupakan salah satu ciri dari tangan kanan depan Ganesha yang biasanya digambarkan menggenggam salah satu gadingnya yang patah atau danta. Ikonografi dalam bentuk tersebut menjelaskan Ganesha sebagai Ekadanta atau memiliki satu gading.
- Sikap duduk utkutikasana. Sikap duduk tersebut digambarkan dengan cara kedua tumit kaki ditempatkan di atas asana sedemikian rupa, sehingga tungkai kiri dan kanan setengah berdiri. Sikap duduk demikian umum ditemukan pada Arca Ganesha periode Klasik Jawa Tengah.
- Kedua tangan kanan bagian belakang digambarkan membawa kapak perang atau parasu dan tasbih atau aksamala. Dalam ikonografi Hindu, aksamala merupakan tanda bahwa Ganesha adalah keluarga Dewa Siwa. Sementara itu penggambaran atribut kapak atau parasu memiliki arti perlindungan.
- Perut buncit. Dalam mitologi Agama Hindu, pengarcaan Ganesha selalu digambarkan sebagai tokoh yang berperut buncit atau tundilla.
- Pada stella atau sandaran arca masih terdapat sebagian ukiran prabha atau lingkaran cahaya yang terdapat di belakang kepala arca. Hal tersebut menunjukkan Ganesha sebagai tokoh dewa.
- Hiasan yang lain yang terlihat pada Arca Ganesha D 86n adalah kelat bahu di kedua lengan dan gelang di semua pergelangan kaki dan tangan.
Berdasarkan kajian ciri-ciri ikonografi di atas, tampak jelas bahwa arca D 86n di halaman belakang di pekarangan rumah milik Harjosuwarno adalah Arca Ganesha yang memiliki ciri-ciri bentuk yang umum ditemukan pada Ganesha periode Klasik Jawa Tengah Abad IX – XI Masehi.
Bahan Utama | : | Batu Batu Putih |
Keterawatan | : | Utuh dan Terawat,Tidak Utuh / |
Dimensi Benda | : |
Panjang 27 Lebar 34 Tinggi 65 Tebal 34 Diameter - Berat - |
Warna | : | Warna putih kapur |
Cara Pembuatan | : | Teknik pembuatannya dengan cara pahat |
Ragam Hias | : | Arca ini membawa tasbih (Aksamala), kapak (Parasu), perut buncit (Tundila), kaki gajah, memiliki 4 buah tangan, dan gelang bahu yang terdapat pada lengan kanan dan kiri arca ini. Kepala dan belalainya hilang. |
Warna | : | Warna putih kapur |
Cara Pembuatan | : | Teknik pembuatannya dengan cara pahat |
Ragam Hias | : | Arca ini membawa tasbih (Aksamala), kapak (Parasu), perut buncit (Tundila), kaki gajah, memiliki 4 buah tangan, dan gelang bahu yang terdapat pada lengan kanan dan kiri arca ini. Kepala dan belalainya hilang. |
Fungsi Dulu | : | Media ibadah |
Fungsi Sekarang | : | tidak difungsikan lagi |
Ragam Hias | : | Arca ini membawa tasbih (Aksamala), kapak (Parasu), perut buncit (Tundila), kaki gajah, memiliki 4 buah tangan, dan gelang bahu yang terdapat pada lengan kanan dan kiri arca ini. Kepala dan belalainya hilang. |
Peristiwa Sejarah | : | A. Mitologi GaneshaDalam Kamus Arkeologi disebutkan bahwa Ganesha adalah Dewa ilmu pengetahuan dan penyingkir rintangan dalam Agama Hindu. Bagi para pemujanya, Ganesha merupakan dewa pemberi kesejahteraan dan kebijaksanaan. Tokoh tersebut digambarkan berbadan manusia dan kepala gajah, bertangan dua atau empat dengan laksana berupa tasbih, kapak, sangkha, dan jerat. Pada kepala terdapat ardha candrakapala dengan mata ketiga di dahinya. Upawita terdiri dari ular dan ragkaian tengkorak. Tangan depan memegang mangkuk dan patahan gading. Ke dalam mangkuk itu dimasukkan belalainya sebagai lambang bahwa ia tidak puas-puas mencari ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.Ganesha merupakan putra dari Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Ganesha merupakan tokoh dewa yang memiliki perwujudan istimewa dengan kepala gajah berbadan manusia yang berperut buncit. Dalam mitologi Agama Hindu, Ganesha merupakan Dewa yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan transedental serta menjadi penghalang marabahaya. Karena sifatnya tersebut maka Ganesha merupakan dewa yang banyak dipuja masyarakat. Dalam kebudayaan Hindu Jawa, Ganesha menjadi dewa yang banyak dipuja. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan arca Dewa Ganesha di seluruh Jawa. Dalam bangunan Candi Siwa, Ganesha biasanya menuduki posisi timur atau barat.B. Sejarah Arca Ganesha D 86nSejarah asal mula Arca Ganesha dengan nomor inventaris D 86n tidak diketahui dengan pasti. Namun berdasarkan keterangan yang dihimpun dari dua orang narasumber yang bernama Suhardi dan Santosa, kedua arca merupakan penemuan kakek buyut dari orang tua mereka. Menurut penjelasan narasumber, Arca D 86n ditemukan dibawah pohon bambu secara tidak sengaja. Dan sejak pertama kali ditemukan, arca tersebut dibiarkan berada di tempat tersebut hingga sekarang. Keluarga Harjosuwarno dan pewarisnya yang memiliki lahan tersebut menganggap benda tersebut sebagai arca yang sakral dan merasa keberatan jika benda tersebut dipindah ke tempat lain. C. Sejarah Pelestarian Arca Ganesha D 86nKegiatan penyelamatan benda cagar budaya di Kapanewon Playen sudah dilaksanakan secara intensif oleh Pemerintah. Terbukti hingga saat ini terdapat lima buah laporan kegiatan yang berlangsung dari tahun 1984 hingga tahun 2007. Berdasarkan catatan yang diperoleh dari Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY (BPCB DIY), kegiatan penyelamatan benda cagar budaya sudah dilakukan sejak tahun 1984. Diawali dengan kegiatan sosialisasi kepurbakalaan di Kapanewon Playen pada tahun 1984, pada tahun berikutnya dilakukan inventarisasi berdasarkan laporan masyarakat. Hasil temuan yang terdapat di Kalurahan Logandeng merupakan penemuan yang cukup sedikit, karena hanya terdapat tiga buah temuan beda cagar budaya. Pata tahun 1988 BPCB DIY melakukan kegiatan Herinventarisasi kembali di Kapanewon Playen yang dilanjutkan dengan kegiatan pengamanan. Dalam kegiatan ini, data-data penemuan benda cagar budaya di wilayah Kapanewon Playen didata ulang, kemudian sebagian dilakukan kegiatan pengamanan benda cagar budaya ke Situs Penampungan Bleberan. Pada tahun 2007 dilakukan kembali kegiatan Herinventarisasi dan penyelamatan benda cagar budaya di Kapanewon Playen. Dalam kegiatan yang berlangsung di tahun 2007, Arca Ganesha D 86n hendak diselamatkan oleh pemerintah namun terkendala dengan keinginan pemilik lahan yang tidak mau menyerahkan benda tersebut. Akhirnya Arca Ganesha D 86n tidak jadi diselamatkan.Dalam kegiatan Herinventarisasi 2007, Arca Ganesha D 86n juga mengalami kendala registrasi. Dalam kegiatan inventarisasi 1998 Arca Ganesha D 86n disebut sebagai Fragmen Menhir yang diselamatkan di Situs Penampungan Bleberan. Namun pada Herinventarisasi tahun 2007, nomor registrasi tersebut juga muncul menjadi Arca Ganesha yang ditemukan di Kalurahan Logandeng. |
Riwayat Penemuan | : | Semenjak kakek nenek Bapak Santoso masih hidup, arca tersebut sudah ada disana dan tidak pernah berpindah-pindah. |
Riwayat Pengelolaan | : | Awal mulanya ditemukan oleh kakek buyutnya bapak Harjo Suwarno, kemudian diwariskan ke kakeknya, kemudian ke bapaknya yang bernama Harjo Suwarno, kemudian ke Bapak Santoso. |
Riwayat Penelitian | : | Tim TACB Kabupaten Gunung Kidul pernah meneliti arca ini |
Riwayat Perlindungan | : | Belum dilindungi oleh pemerintah setempat, melainkan selalu dilindungi oleh keluarga Bapak Harjo Suwarno |
Nilai Sejarah | : | Arca Ganesha D 86n di Plembon Kidul, Logandeng, Playen merupakan bukti konkrit perkembangan kebudayaan Hindu di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Arca Ganesha D 86n merupakan bukti dari sisa-sisa peninggalan Kebudayaan Hindu periode Klasik Abad IX-I Masehi. |
Nilai Ilmu Pengetahuan | : | Arca Ganesha mempunyai nilai penting bagi ilmu pengetahuan khususnya arkeologi, sejarah, dan kebudayaan, serta dapat digunakan sebagai kajian tentang rekonstruksi sejarah budaya masa klasik yang berkembang di wilayah Kabupaten Gunungkidul. |
Nilai Pendidikan | : | Arca Ganesha merupakan bukti konkrit hasil budaya masa klasik yang bisa digunakan sebagai obyek pembelajaran bagi masyarakat. Eksistensi Arca Ganesha D 86n di Kapanewon Playen menunjukkan bahwa di Kabupaten Gunungkidul memiliki peninggalan dari kebudayaan masa Klasik Jawa Tengah yang berlangsung pada abad IX-X, sehingga memperkaya khasanah budayanya. |
Nilai Budaya | : | Arca Ganesha merupakan bukti fisik atau tangible dari pengaruh Kebudayaan Hindu yang berkembang di daerah tersebut. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Harjo swarno |
Nama Pengelola | : | Santoso |
Nomer Kontak | : | 08772940282 |
Persepsi Masyarakat | : | Masyarakat sekitar tidak tahu menahu terkait adanya arca ini baik lokasi dan bentuknya seperti apa |
Catatan Khusus | : | Arca Ganesa ini berada di tempat yang terbuka di tengah permukiman penduduk Padukuhan Plembon Kidul. Posisi arca berada di dekat garis batas halaman rumah tetangga Bapak Harjo Suwarno. Tempat meletakkan arca tersebut sangat memprihatinkan. Jika musim hujan tempat tersebut akan tergenang air. Pernah menjuarai lomba story telling, dan fotografi |