Loading

Gledheg atau Lumbung Padi Milik Lurah Sumardi Wignyoatmojo

Status : Benda Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Lumbung padi Lurah Sumardi Wignyoatmojo merupakan peninggalan leluhur yang berupa lemari kayu besar dengan model pintu geser yang adapat dibuka dari dua sisi yakni sisi kiri dan kanan. Lumbung padi ini pernah digunakan sebagai tempat menyimpan padi atau bahan makanan pokok lainnya. Tempat penyimpanan semacam ini memiliki istilah lokal godhak atau gledheg.


Ukuran : a. Keseluruhan gledheg (lumbung padi) :
- Panjang : 240 cm
- Lebar : 180 cm
- Tinggi : 194 cm
b. Pintu :
- Tinggi : 107 cm
- Lebar : 80 cm

Kondisi Saat Ini : Terawat dan masih berfungsi.

Status : Benda Cagar Budaya
Alamat : Dusun Mengger RT 03 RW 10, Karangasem, Paliyan, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.9972222222222° S, 110.52972222222° E

SK Walikota/Bupati : R0114/TACBGK/10/2020


Lokasi Gledheg atau Lumbung Padi Milik Lurah Sumardi Wignyoatmojo di Peta

Keterawatan : /
Dimensi Benda : Panjang 240
Lebar 180
Tinggi 194
Tebal -
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : A. Sejarah Lumbung PadiKasta Brahmana yang berkuasa atas ilmu pengetahuan antara lain membawa metode penanaman padi dengan pengairan. Kaum Brahmana memperkenalkan sejumlah teknologi sejumlah teknologi yang memungkinkan padi meningkat.Setelah itu, nenek moyang kita mulai menanam padi dengan cara pengairan atau yang sekarang dikenal dengan sawah. Sejumlah kakawin dan kidung berbahasa Jawa Kuno (abad 4-14) yang diteliti oleh Prof Zoetmulder di dalam Buku Kalangwan, Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang (1983) telah menyebut keberadaan sawah. Di dalam kakawin itu dikisahkan, raja mendatangi kawasan pedesaan dan melihat sejumlah orang menanam padi.Dalam sejumlah kakawin juga disebutkan bahwa ada beberapa Biarawan yang terlihat menanam padi. Ada juga penyebutan lumbung padi. Sayang sekali jumlah informasi mengenai budidaya padi memang sangat minim di dalam kakawin ataupun kidung karena karya sastra ini lebih banyak berbicara dalam tataran keraton.Lumbung pangan merupakan lembaga cadangan pangan di daerah perdesaan, berperan dalam mengatasi kerawanan pangan masyarakat. Lumbung pangan telah ada sejalan dengan budaya padi dan menjadi bagian dari sistem cadangan pangan masyarakat terutama di pedesaan. Sistem lumbung padi ini saat ini hampir punah di masyarakat Jawa. Dari tahun ke tahun lumbung padi mengalami penurunan baik jumlah dan penggunaannya.B. Sejarah Lemari Lumbung Padi Lurah Sumardi WignyoatmojoBerdasarkan penjelasan keluarga, lemari gledheg atau pada umumnya disebut dengan lumbung padi ini merupakan warisan leluhur dari Bapak Sumardi yang dibuat lebih dari tiga generasi, yang dahulu digunakan untuk menyimpan hasil panen padi keluarga dan juga bahan makanan pokok lainnya. Lemari ini merupakan satu kesatuan dengan bangunan Rumah Tradisional Lurah Sumardi Wignyoatmojo yang memiliki nilai penting bagi keluarga.Kondisi lemari masih utuh dan sangat terawat, hanya saja sudah mengalami perubahan fungsi, yang semula digunakan untuk menyimpan hasil panen, namun sekarang digunakan untuk meletakkan sekaligus menyimpan peralatan rumah tangga, seperti peralatan makan minum, peralatan dapur dan lain sebagainya. Posisi lemari sejak semula berada di dapur dan sekarang pun tetap masih berada ditempat tersebut. Lemari terbuat dari kayu jati dan berkaki sehingga tampak lebih tinggi. Lumbung padi yang terbuat dari kayu yang terdapat di Gunungkidul bahwasanya hanya dimiliki oleh masyarakat dalam jumlah yang terbatas saja. Umumnya hanya dibuat dan dimiliki oleh keluarga dengan status sosial yang lebih tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa leluhur dan Sumardi itu sendiri merupakan lurah ketika itu. Dengan jabatan yang ada sekaligus menandakan status sosial yang lebih tinggi dari masyarakat umumnya. Sehingga mampu membuat lumbung padi atau gledheg ketika itu dengan bahan dan biaya yang cukup banyak.
Nilai Sejarah : Gledheg (Lumbung Padi) Milik Lurah Sumardi Wignyoatmojo menjadi bagian dari sejarah pertanian yang berlangsung di Kapanewon Paliyan.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Memiliki nilai penting tentang pengetahuan pengelolaan hasil panen pada waktu itu yaitu dengan menggunakan lumbung padi atau istilah lokal yakni gledheg.
Nilai Pendidikan : Lemari ini sebagai sumber pembelajaran tentang ketahanan pangan pada waktu itu. Dan sekaligus sebagai pembelajaran tentang budaya mengelola hasil panen untuk menghadapi masa kurang pangan.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Milik perseorangan
Pengelolaan
Nama Pengelola : Milik perseorangan