Loading

Joglo Lurah Dongkol Girirejo

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Bangunan bertipe joglo, terdiri atas pendopo, dalem, gandok kiwadan gandok tengen serta dapur. Atap bangunan menggunakan genteng vlaam serta tumpangsari. Dinding berupa gebyog kayu dan plesteran. Lantai berupa tegel pc 20 cm x 20 cm.

Menurut narasumber beberapa rusuk kayu dan struktur saat rehabilitasi
tahun 2015 saat ini telah mengalami kerusakan akibat material yang tidak
kuat, serta kayu yang berbeda dari ketentuan pelestarian.
Beberapa kayu yang memiliki ukiran atau motif hias telah dicuri, dan
menurut ahli waris (cucu dari pemilik) pencurian justru dilakukan oleh oknum
yang merehabilitasi pendopo tersebut.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Alamat : RT 5 RW 13, Dukuh Pajimatan, Girirejo, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.9249594444444° S, 110.39028° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Bantul No. 458 Tahun 2016


Lokasi Joglo Lurah Dongkol Girirejo di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Tradisional
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Tradisional
Fungsi Bangunan : Rumah/Permukiman
Komponen Pelengkap :
  1. Pintu,Asli
  2. Ventilasi,Asli
  3. Jendela,Asli
  4. Kolom/Tiang,Diganti
  5. Lantai,Diganti
  6. Plafon,Diganti
  7. Atap,Diganti
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tata Letak Dalam Ruang Kawasan : Bangunan Joglo Lurah Dongkol Girirejo di desain dengan konsep rumah tradisional jawa. Pembagian ruang pada bangunan ini meliputi pendopo, pringgitan, ndalem, senthong kiwa, senthong tengah, senthong tengen, gandhok kiwa, gandhok tengen, toilet dan dapur.
Deskripsi Fasad : Fasad bangunan Joglo Lurah Dongkol Girirejo menghadap ke arah utara, Tampak fasad bangunan ditunjukkan oleh komponen  masa bangunan yaitu pendopo, gandhok kiwa dan tengen. Bangunan pendopo memiliki atap joglo dengan model sinom. Yaitu konstruksi atap yang terdiri atas satu atap utama (brunjung), atap pananggap pada keempat sisinya, dan panitih yang menaungi emper. Pada bagian brunjung tepatnya baguan bubungan terdapat hiasan berupa makutha dengan bentuk menyerupai lambang Keraton Kesultanan Yogyakarta. Di bagian kiri dan kanan dari lambang tersebut terdapat ragam hias berupa bongkak dengan bentuk seperti tanduk. Hiasan bongkak yang menyerupai tanduk ini kemudian dipasang selaras dengan konstruksi atap bagian wuwungan tepatnya pada titik perpindahan atap brunjung dengan atap panitih, antara atap pananggap dengan atap panitih, dan pada ujung tritisan. Tampak dari fasad bangunan joglo tersebut konstruksi atap pananggap ditopang oleh empat saka rawa, di kiri dan kanannya masing – masing terdapat satu saka emper yang menopang atap panitih. Pendopo pada bangunan ini merupakan bangunan terbuka sehingga tidak ada dinding atau sekat penutupnya. Bangunan pendopo didirikan diatas pondasi berbahan cor semen. sehingga terdapat dua anak tangga untuk menaikinnya. Diatas struktur pondasi terdapat dua tingkatan lantai. Tingatan bawah merupakan lantai yang dinaungi atap panitih. Sementara itu, lantai yang ditinggikan berada pada bagian tengah  bangunan yang dinaungi oleh atap pananggap dan brunjung. Di bagian kiri dan kanan pendopo tampak fasad dari bangunan gandhok kiwa dan tengen. Gandhok tengen (timur pendopo) memiliki atap jenis kampung dengan model pacul gowang. Atap model ini dicirikan dengan keberadaan atap pananggap yang berada di satu sisi saja (kiri/kanan bangunan). Di bagian bawahnya terdapat hiasan berupa rete – rete berbahan kayu. Bangunan gandhok tengen memiliki tutup keyong berbahan kayu dengan model krepyak. Dinding gandhok kiwa memiliki warna putih dengan sebuah ventilasi berupa celah dinding sebanyak tiga buah, pintu model kupu tarung berbahan kayu yang diatasnya terdapat tritisan berbahan asbes yang ditopang oleh 2 konsol kayu. Sementara itu, fasad dari gandhok kiwa hampir menyerupai dengan gandhok tengen. Fasad yang ditunjukan bangunan gandhok tengen adalah atap jenis kampung dengan model pacul gowang, tutup keyong berupa anyaman bambu, dinding dengan ventilasi berupa celah dinding, sepasang pintu dengan model kupu tarung berbahan kayu. Di bagian depan pintu terdapat struktur anak tangga dan jalan naik untuk menuju kedalam gandhok.
Deskripsi Konsol : Konsol bangunan terbuat dari bahan kayu yang dibentuk menjadi segitiga siku – siku. Pada bangunan ini terdapat 8 konsol. Masing masing digunakan untuk menyangga tritisan pada pintu gandok tengen sebanyak 2 buah dan tritisan pada jendela gandok tengen sebanyak 6 buah.
Deskripsi Jendela : Bangunan memiliki 3 jenis jendela yaitu:Jendela model kupu tarung yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan luar merupakan jendela kupu tarung dengan bahan penyusun utamanya adalah kayu. Lapisan kedua terdiri atas kisi – kisi berbahan kayu. Jumlah jendela model ini sebanyak 1 buah dan dipasang pada dinding utara gandok tengen.Jendela dengan model 3 daun pintu yang menggabungkan sistem bukaan kupu tarung pada dua daun jendela dan single swing pada satu daun jendela. Model jendela ini dipasang pada dinding sisi timur gandhok tengen dan berjumlah 3 pasang. Pada bagian dalam jendela terdapat teralis yang dibuat dari bahan besi.Jendela dengan model awning yang diletakkan pada dinding sisi timur gandhok tengen. Jendela ini merupakan tambahan baru yang dibuat dari rangka kayu dengan panil pengisi berupa kaca. Jendela ini berjumlah 1 buah.
Deskripsi Pintu : Pintu – pintu yang terdapat pada bangunan ini dapat dikelompokkan berdasarkan pembagian ruangnya: Pada bangunan ndalem dan pringgitan terdapat pintu berupa: 1 pasang pintu dengan model kupu tarung berbahan kayu. Pintu ini diletakkan pada bagian dinding pringgitan sisi timur; 3 pasang pintu dengan model kupu tarung berbahan kayu. Ketiganya merupakan pintu utama yang meghubungkan antara pendopo dengan bagian ndalem; 4 pasang pintu kayu dengan model kupu tarung. 2 pasang pintu memiliki model krepyak dan 2 lainnya  menggunakan kayu untuk pennutup panil pintunua. Masing – masing pintu dipasang pada dinding sisi timur 2 pasang dan barat 2 pasang dari ruang ndalem yang menghubungkannya dengan gandhok kiwa dan tengen. Pada bagian senthong terdapat pintu berupa:  2 pasang pintu model kupu tarung berbahan kayu. Masing – masing diletakkan pada senthong kiwa dan tengen; Untuk ruang senthong tengah tidak terdapat pintu dan hanya menggunakan penutup berupa tirai berwarna biru; 1 buah pintu dengan model single swing berbahan kayu. Pintu ini diletakkan di bagian senthong tengen dan menghubungkan antara dalam senthong dengan gandhok tengen. Pada bagian gandhok kiwa tampak terdapat pintu berupa: Pintu model kupu tarung berbahan kayu sebanyak 2 pasang. Kedua pintu ini dipasang pada dinding sisi utara dan selatan gandhok. Pada bagian gandhok tengen tampak terdapat pintu berupa: · Pintu model kupu tarung berbahan kayu sebanyak 2 pasang. Kedua pintu ini dipasang  pada dinding sisi utara dan selatan gandhok; Pintu dengan model single swing yang dipasangkan pada dinding kamar.
Deskripsi Atap : Konstruksi atap yang digunakan pada bangunan ini terdiri atas 2 jenis yaitu:Atap model joglo digunakan pada bangunan pendopo dan ndalem. Rangka yang digunakan berbahan kayu dengan penutup atap genteng tanah liat. Pada atap bagian ndalem terdapat kerusakan yaitu bocor. Kerusakan ini berada pada atap pananggap sisi timur laut. Kerusakan ini disebabkan karena ketidak sesuaian jenis dan ukuran genteng yang dipakai. Alhasil pemasangan genteng menjadi tidak beraturan sehingga saling mendongkrak satu sama lain dan menimbulkan adanya celah.Atap model kampung digunakan pada bangunan gandhok kiwa dan tengen. Rangka yang digunakan berbahan kayu dengan penutup atap genteng tanah liat.
Deskripsi Lantai : Lantai bangunan ini terdiri atas dua jenis yaitu: Lantai dengan tegel berukuran 20 cm x 20 cm berwarna abu – abu. Lantai dengan model ini diletakkan pada bangunan pendopo dan ndalem.Lantai plester semen digunakan pada bangunan gandhok kiwa dan tengen.
Deskripsi Kolom/Tiang : Berdasarkan pembagian ruangnya tiang pada bangunan ini terdiri dari beberapa jenis yaitu: 1. Pada bangunan pendopo terdapat: 4 tiang saka guru berbahan kayu yang berdiri di atas umpak batu, 12 tiang saka rawa berbahan kayu, dan 6 tiang saka emper. Pada bangunan ndalem sekaligus senthong terdapat: 4 tiang saka guru berbahan kayu yang berdiri di atas umpak, 8 tiang saka rawa berbahan kayu.Pada gandhok kiwa dan tengen masing – masing terdapat: 4 tiang kayu  sebagai penyangga tiang atap kampung dari bangunan gandhok., 4 tiang kayu (saka emper) yang berfungsi untuk menyangga terusan perpanjangan dari atap joglo bagian ndalem dan juga atap kampung bangunan gandhok.
Deskripsi Ventilasi : Ventilasi bangunan terdiri dari tiga model yaitu:Model celah dinding. Model ini ditempatkan pada bangunan gandhok kiwa dan tengen.Model celah dinidng dengan kisi – kisi besi yang ditempatkan pada gandhok tengen.Model tebeng dengan ragam hias flora dan geometris. Ragam hias flora dapat ditemukan pada tebeng yang ada di atas pintu bangunan dalem yang menghubungkannya dengan pendopo. Kemudian ventilasi dengan ragam hias ini juga ada di bagian atas pintu ruang senthong (kiwa, tengah, tengen). Total jumlah ventilasi model ini sebanyak 6 buah. Sementara  itu, model ventilasi tebeng dengan ragam geometris berjumlah 1 buah, berada di atas pintu pringgitan sisi timur.
Deskripsi Plafon : Plafon bangunan dibuat dari bahan anyaman bambu. Letaknya berada di bagian uleng dari saka guru bangunan pendopo dan ndalem.
Jenis Ragam Hias : Ragam hias pada bangunan ini diantaranya: · Ragam hias flora pada ventilasi tebeng pintu bangunan ndalem dan senthong masing – masing berjumlah 3 buah. Pada tebeng pintu ndalem bagian tengah terdapat inskripsi angka yang ditulis dengan aksara jawa bila diterjemahkan akan menunjuk angka 1876.Makutha dengan bentuk menyerupai praja cihna (lambang Keraton Yogyakarta) di bagian atas atap joglo pendopo.Umpak dengan motif seperti padma.
Desain : Tradisional jawa (joglo)
Interior : pendopo, pringgitan, ndalem, senthong (kiwa, tengah, tengen), gandhok (kiwa, tengen), toilet dan dapur.
Fungsi Situs : Rumah/Permukiman
Fungsi : Rumah/Permukiman
Tokoh : Merupakan tempat tinggal lurah pertama di Imogiri, yakni bapak Dharmo Sukarto.
Peristiwa Sejarah : Bangunan dibangun pada tahun 1876 dan merupakan pindahan dari Temuwuh. Pada tahun 1949 pada saat clash II pernah digunakan sebagai markas Batalyon SWK I Mayor Sarjono yang beroperasi di Bantul dan sekitarnya. Setelah kemerdekaan digunakan seebagai kantor Kelurahan Girirejo (Surakarta) sampai tahun 1952, sekaligus sebagai rumah tinggal Lurah Darmo Sukarto dan sekarang terkenal sebagai Lurah Dongkol. Selain itu bangunan ini pernah menjadi tempat pembuatan tenun secara tradisional. Bangunan bertipe joglo, terdiri atas pendopo, dalem, gandok kiwa dan gandok tengen serta dapur. Atap bangunan menggunakan genteng vlaam serta tumpangsari. Dinding berupa gebyog kayu dan plesteran. Lantai berupa tegel pc 20 cm x 20 cm. Rumah ini menjadi tempat tinggal lurah pertama di Imogiri.Bangunan menjadi pusat kegiatan sentra pembuatan batik ketika pada saat presiden Soekarno mencanangkan program IndonesiaBerdikari. Bangunan pernah menjadi basecamp dari tentara pada saat Serangan Umum.
Konteks : Bangunan ini memiliki kesejarahan yang panjangbagi kawasan Imogiri, ditinjau dari bangunanarsitekturalnya bangunan ini memiliki kompleksbangunan yang paling lengkap diantara rumahtradisional lainnya. terdapat pendopo, bangunandalem, dan senthong yang masih terawat.Bagian lantai bangunan yang lebih tinggi dari tanahsekitar mengindikasikan bahwa bangunanmerupakan bangunan yang pemiliknya memilikistatus social yang tinggi di kawasan Imogiri.
Riwayat Penemuan : Dibangun oleh Lurah Darmo Sukarto (lurah pertama Girirejo)
Riwayat Pengelolaan : Saat ini bangunan dikelola oleh Bapak Bangun yang merupakan keturunan (cucu) dari lurah Darmo Sukarto 
Riwayat Pemugaran : -
Riwayat Rehabilitasi : Akibat Gempa 2006 rumah mengalami kerusakan sehingga direhabilitasioleh PUPL pada tembok depan tahun 2008.Rehabilitasi tahun 2015 : 1. pada pendopo depan meliputi atap, lantai, struktur, tiang.2. tembok depan dicor3. Rusuk bangunan joglo diganti (Dinas Kebudayaan tahun 2015)
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Bapak Darmo Sukarto
Alamat Pemilik : Rt 05 RW 13 Dsn. Pajimatan, Kelurahan Girirejo, Kec. Imogiri, Bantul
Nomer Kontak : 08121588408
Pengelolaan
Nama Pengelola : Bapak Bangun (ahli waris, cucu dari pemilik)
Alamat Pengelola : Rt 05 RW 13 Dsn. Pajimatan, Kelurahan Girirejo, Kec. Imogiri, Bantul
Nomer Kontak : 08121588408
Persepsi Masyarakat : Masyarakat masih menghargai keberadaan bangunan Joglo Lurah Dongkol Girirejo sebagai bangunan bersejarah. Terlebih semenjak dilakukan pemugaran tahun 2015 dan penambahan plang cagar budaya membuat masyarakat semakin tahu status bangunan tersebut dilindungi.
Catatan Khusus : Bahan utama penyusun bangunan adalah kayu dan bata merah. Hampirseluruh bahan bangunan terbuat dari kayu, seperti tiang dan balok sertabahan rangka atap yang terdiri dari usuk dan reng kayu. Sedangkan batamerah sebagai pengusi dinding pemikul dan kolom. Bahan pelengkap berupa kaca, seng, dan besi.Menerima Penghargaan Pelestari dan Penggiat Warisan Budaya/ Cagar Budaya Tahun 1999