Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Benda Tradisional Jawa 200 M 1900 M

Nama Lainnya : Nomor Inventaris C.18 a.1

Batu Balok ditemukan di sebelah utara pagar Masjid Agung Plered. Batu balok andesit diperkirakan sebagai ambang pintu pagar masjid (doorpel) sisi utara.

Informasi Cagar Budaya

Lokasi Penyimpanan Benda : Kauman Kel. Pleret Kec. Pleret Kab. Bantul Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat -7.864937210221239 ; 110.40566271038657

Lokasi Batu Balok Masjid Agung Plered


Koordinat Penemuan : -; -
Bahan Utama : Batu Andesit
Keterawatan : Utuh dan Terawat,Utuh /
Dimensi Benda : Panjang 163
Lebar 57
Tinggi -
Tebal 26
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Sunan Amangkurat I atau Sunan Amangkurat Agung
Peristiwa Sejarah : Masjid Agung Plered merupakan masjid kerajaan Keraton Mataram Islam. Masjid ini didirikan oleh Sunan Amangkurat I atau Sunan Amangkurat Agung yang memerintah Kerajaan Mataram tahun 1646-1677 Masehi. Keraton Plered dibangun dengan berbagai fasilitas sebagai pusat pemerintahan, salah satunya adalah pembangunan sarana keagamaan, yaitu Masjid Agung Plered. Dua sumber sejarah yang menyebutkan informasi mengenai waktu pembangunan Masjid Agung Plered adalah Serat Babad Momana dan Babad Ing Sengkala. Dalam Serat Babad Momana (salah satu sumber tertulis yang banyak menyebutkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Kerajaan Mataram Islam), menyebutkan bahwa Masjid Agung Plered didirikan pada tahun 1571 Jawa atau 1649 Masehi atau tiga tahun setelah Sunan Amangkurat I naik tahta (Suryanagara, 1865). Sedangkan Babad ing Sangkala menyatakan bahwa pendirian Masjid Agung Plered terjadi pada bulan Muharram tahun 1571 Jawa (Adrisijanti: 2000). Tidak diketahui secara pasti kapan masjid ini mulai rusak dan tidak digunakan lagi. Pemberontakan Trunojoyo tanggal 28 Juni 1677 berhasil merebut Keraton Plered dan melakukan pembakaran terhadap beberapa bangunan. Menurut Jonge (De Graaf, 1987) diketahui bahwa masjid tidak ikut dihancurkan.  Berikut kutipannya: “…setelah raja yang tua itu mengungsi, para pemberontak memasuki keraton. Dalam 5 hari berikut (28 Juni – 3 Juli 1677) Umbul Astrayuda yang berasal dari Semarang itu melihat hampir semua rumah para pembesar habis terbakar. Yang tidak terbakar hanyalah keraton itu sendiri, masjid besar, istana Pangeran Purbaya, Pangeran Sampang, Pangeran Cirebon, dan Pangeran Aria Panular, putra Sunan yang bungsu”. Dari pernyataan tersebut bisa diketahui bahwa Masjid Agung Plered masih dalam keadaan utuh pada akhir pemerintahan kerajaan Mataram di Pleret pada tahun 1677 M. Informasi mengenai kondisi masjid ini diketahui lagi pada 56 tahun kemudian, yaitu saat kunjungan C. A. Lons pada tahun 1733. Menurut catatan C. A. Lons seperti yang ditulis oleh Leemans (1855) bahwa dalam kunjungannya pada tanggal 13 Agustus 1733, masih dapat dilihatnya bahwa masjid tersebut berukuran besar, berbentuk segi empat, tetapi sudah rusak. Ia juga masih melihat bahwa masjid tersebut mempunyai 3 pintu di sebelah timur, dan mempunyai serambi depan yang besar. Disebutkan bahwa masjid itu dikelilingi tembok tebal dan tinggi (Adrisijanti, 2000). Saat ini yang tersisa di Masjid Agung Plered hanyalah runtuhan struktur bangunan.
Nilai Sejarah : Menjadi salah satu bukti keberadaan Kasultanan Mataram Islam yang terletak di Kabupaten Bantul.Menjadi salah satu bukti penyebaran agama Islam di Kabupaten Bantul.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Memberikan informasi tentang teknologi rancang bangun masjid pada masa Kasultanan Mataram Islam.Memberikan informasi tentang pemilihan jenis batu yang digunakan untuk pembangunan masjid abad ke- 17.Bermanfaat untuk dijadikan objek penelitian arkeologi, sejarah, dan seni pahat batu.Merupakan objek konservasi.
Nilai Pendidikan : Sebagai pembelajaran masyarakat umum dan peserta didik tentang arsitektur masjid keraton di Jawa.Memberikan inspirasi bagi pendidikan lokal sebagai landasan bagi penguatan karakter bangsa.
Nama Pemilik Terakhir : -
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : Dinas Kebudayaan DIY
Catatan Khusus : Kondisi batu balok terawat