Loading

Masjid Pathok Negara Babadan

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Masjid Pathok Negara Babadan terletak di tengah Kampung Kauman Babadan, Dusun Plumbon, Kelurahan Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul. Masjid Babadan memiliki sejarah yang khusus pada masa penjajahan Jepang. Daerah Babadan pernah mengalami bedol desa menurut penuturan dari Y. Mashudi (66 tahun) dan pindah ke Babadan Baru, Sleman. Perpindahan ini terjadi secara besar-besaran sehingga tidak hanya penduduknya yang pindah, namun juga bangunan masjid yang berstatus pathok negara. Hal ini yang menyebabkan tidak adanya unsur bangunan asli pada masjid. Saat ini yang tersisa hanyalah mustaka masjid yang terbuat dari gerabah. Mustaka masjid sekarang tersimpan dengan kondisi baik di masjid. Mustaka gerabah berukuran 60 cm x 58 cm x 72 cm.

Masjid Pathok Negara Babadan yang saat ini bernama Masjid Ad-Darojat merupakan bangunan berdenah persegi panjang dengan ukuran 12,5 m x 14 m. Atap masjid berbentuk atap tumpang gasal dan mustaka terbuat dari kuningan berbentuk gada bersulur. Masjid mempunyai tembok keliling dibangun pada masa Hamengku Buwana I tahun 1774 dengan pintu gerbang berbentuk bentar. Di sebelah barat masjid terdapat kompleks makam tua. Pada salah satu nisan terdapat tulisan angka tahun 1871.

Menurut Y. Mashudi, Masjid Babadan yang saat ini berdiri merupakan bangunan baru meniru bangunan lama yang dipindah ke Kentungan pada tahun 1942. Pada tahun 1964, bangunan masjid masih semi permanen. Baru tahun 1988 dibangun kembali serambi tengah dengan sumber dana dari pemerintah dan swadaya masyarakat.

Daerah Kauman Babadan saat ini telah menjadi permukiman yang padat. Masyarakat Kauman Babadan dahulunya dikenal kuat dalam menjalankan agama. Selain itu juga maju dalam bidang kesenian. Hal ini menjadikan Kauman Babadan sebagai salah satu daerah yang melestarikan kesenian terbangan dan salawatan. Meskipun kegiatan keagamaan di Kauman Babadan cukup ramai, namun tidak membuat daerah tersebut menjadi pusat keagamaan.

Abdi dalem yang bertugas di Masjid Pathok Negara Babadan pada tahun 1994 adalah Mas Muhammad Mutohar sebagai ketib. Mas Muhammad Suwita sebagai jajar berjamaah, Mas Muhammad Nagsir sebagai jajar moadin, Mas Kartadiharja sebagai jajar berjamaah dan Mas Dartadiharja sebagai jajar berjamaah. Saat ini pengelolaan Masjid Pathok Negara Babadan berada di bawah pengurus takmir yang diketuai oleh Drs. H. Harsoyo, M.Si dan wakil ketua Hari.


Status : Bangunan Cagar Budaya
Alamat : Kampung Kauman Babadan, Dusun Plumbon, Banguntapan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.7986543263108° S, 110.39926282122° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Bantul


Lokasi Masjid Pathok Negara Babadan di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Tradisional
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Tradisional
Fungsi Bangunan : Religi/Keagamaan
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Fungsi Situs : Religi/Keagamaan
Fungsi : Religi/Keagamaan
Peristiwa Sejarah : Masjid Pathok Negara merupakan masjid Kagungan Dalem, secara struktural berada di bawah kepemilikan Kasultanan Yogyakarta. Masjid pathok negara berkedudukan di bawah pengawasan masjid agung kerajaan. Akan tetapi, dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa istilah pathok negara tidak hanya digunakan untuk menyebut bangunan masjid, tetapi juga sebuah jabatan dan status sebuah desa.Masjid Ad-Darojat Babadan merupakan salah satu masjid pathok negara. Masjid tersebut merupakan bangunan baru yang didirikan pada tahun 1964 di atas situs masjid pathok negara lama. Pada awalnya bangunan baru tersebut dibangun semi permanen. Pada tahun 1990-an masjid dibuat permanen yang diprakarsai oleh Kyai Haji Slamet Mutohar. Pembangunannya meliputi perubahan konstruksi, luas, dan unsur-unsur yang ada dalam masjid. Tahun 2001 dilakukan pembangunan untuk kelengkapan masjid seperti serambi depan, gerbang masuk, tempat wudhu, dan toilet. Tahun 2003 atas kesepakatan para tokoh setempat mustaka lama yang terbuat dari gerabah disimpan dan diganti dengan mustaka baru yang terbuat dari kuningan. Beberapa unsur bangunan lama yang masih tersisa adalah bedug, kentongan dan mimbar yang dijadikan gantungan bedug.
Nilai Sejarah : Menunjukkan salah satu tempat peninggalan Masa Mataram Islam yang berkaitan dengan sejarah perkembangan Islam di Yogyakarta khususnya di Kabupaten Bantul
Nilai Ilmu Pengetahuan : Memberikan informasi tentang perkembangan agama Islam di Kabupaten BantulTempat belajar baca tulis bahasa Arab serta ilmu-ilmu agamaMenjadi obyek penelitian di bidang arkeologi, sejarah dan arsitekturMenjadi obyek konservasi masjid kuno
Nilai Agama : Masjid Pathok Negara Babadan berperan sebagai ujung tombak syiar agama Islam bagi Kasultanan Yogyakarta,  pusat penyebaran agama Islam, dan pusat aktivitas keagamaan bagi desa-desa di sekitar Babadan.
Nilai Budaya : Pendirian bangunan masjid pathok negara menggunakan konsep tradisional Jawa yakni: mancapat mancalima di masjid desa, dan penghulu pathok negara, yang terdapat pada bagian: Masjid pathok negara berjumlah empat buah sesuai dengan arah mata angin dengan pusatnya yakni masjid Agung Yogyakarta yang membentuk satu lingkaran konsentris.Penghulu pathok negara dan penghulu hakim yang merupakan bagian dari satu kesatuan di bidang hukum dan peradilan Kasultanan Yogyakarta.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Keraton Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Takmir Masjid
Catatan Khusus : Masjid Pathok Negara Babadan merupakan salah satu bukti perkembangan agama Islam. Masjid dibangun atas perintah Sultan Hamengku Buwana I dan berperan sebagai pusat penyebaran agama Islam dan pusat aktivitas keagamaan bagi masyarakat di Desa Babadan dan desa-desa sekitarnya.