Loading

Jagang Cepuri Keraton Kotagede

Status : Struktur Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Jagang Cepuri Keraton Kotagede merupakan parit luar yang mengelilingi Cepuri Keraton Kotagede.  Jagang terdapat di sisi barat, selatan, dan timur cepuri. Jagang termasuk dalam salah satu komponen perkotaan tradisional Jawa. Jagang Cepuri Keraton Kotagede dibangun sebagai strategi pertahanan dan keamanan untuk melindungi keraton dari serangan musuh, serta sebagai pembatas bagi rakyat yang tinggal di luar cepuri (jaba beteng) dengan kerabat raja yang tinggal di dalam cepuri (jeron beteng). Jagang Cepuri Keraton Kotagede yang dapat ditemukan hingga saat ini terdapat di sisi timur, selatan, dan barat cepuri. Ukuran jagang yakni lebar 20 meter sampai dengan 30 meter dan kedalamannya 4 meter. 

Dahulu Jagang terisi air dan oleh masyarakat disebutkan bahwa di dalamnya terdapat buaya. Saat ini sebagian besar jagang menjadi lahan kering dan dipergunakan sebagai jalan, lapangan, dan ladang. Di beberapa bagian jagang mengalir saluran drainase yang kemungkinan merupakan sisa terdalam dari jagang. Kedalaman saluran tersebut 4 meter dan lebarnya 2 meter. 

Status : Struktur Cagar Budaya
Periodesasi : Tradisional Jawa
Tahun : 1594
Bagian dari : Benteng Kraton Mataram Kotagede
Kawasan : Kawasan Cagar Budaya Kotagede
Alamat : Dukuh Singosaren, Jagalan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.833452° S, 110.40002° E

SK Walikota/Bupati : SK BUP Bantul 534/2019


Lokasi Jagang Cepuri Keraton Kotagede di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Bahan Utama : Batu Bata
Jenis Struktur : Talud
Bentuk : Memanjang
Dimensi Struktur
Lebar : 20 - 30 m
Tinggi : kedalaman 4 m
Jenis Bangunan : Talud
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Tokoh : Panembahan Senopati
Konteks : Jagang dibangun sebagai strategi pertahanan Cepuri Keraton Kotagede. Diperkirakan pembangunannya dilakukan setelah cepuri selesai dibangun yakni 1516 Jw (1594 M). Informasi tahun pembangunan cepuri tersebut terdapat dalam Babad Momana dan Babad Tanah Jawi. Di dalam Babad Tanah Jawi disebutkan bahwa jagang serta cepuri yang dibangun oleh Danang Sutawijaya/Senopati (anak Sultan Pajang) merupakan indikasi potensi pemberontakan yang hendak dilancarkan kepada Sultan Pajang. Keterangan tersebut terdapat pada kutipan Babad Tanah Jawi berikut ini: “Kacariyos Kangjeng Sultan Pajang miyos sinewaka ... Para Bupati sami matur: "Putra Dalem Senapati ing Alaga, saestu mirong badhe mengsah ...  sampun damel benteng sarta lelaren wiyar". (Olthof, 1941 di dalam Adrisijanti: 2000) Artinya: ... Diceritakan Kangjeng Sultan Pajang sedang duduk di atas singgasana (di hadapan para bupati). Para Bupati melaporkan: "Ananda Senapati ing Alaga, benar-benar akan melakukan pemberontakan ... (Senapati Ing Alaga), telah membangun benteng yang dikelilingi oleh parit (jagang) yang cukup lebar" (Olthof, 1941 di dalam Adrisijanti: 2000).
Nilai Sejarah : Jagang Cepuri Keraton Kotagede memberikan informasi bukti jejak keberadaan Keraton Mataram Islam di Bantul.Jagang Cepuri Keraton Kotagede menunjukkan strategi pertahanan dan keamanan yang dibangun oleh Panembahan Senopati.
Nilai Ilmu Pengetahuan : Jagang Cepuri Keraton Kotagede bermanfaat untuk dijadikan objek penelitian arkeologi, antropologi, geologi, geografi, ilmu tanah, dan sejarah.
Nilai Pendidikan : Jagang Cepuri Keraton Kotagede merupakan sarana pembelajaran masyarakat umum dan peserta didik tentang sistem pertahanan dan keamanan keraton.
Nilai Budaya : Jagang Cepuri Keraton Kotagede menunjukkan konsepsi mengenai pembagian ruang tempat tinggal bagi rakyat di luar cepuri (jaba beteng) dan kerabat raja (jeron beteng).Jagang Cepuri Keraton Kotagede dapat menguatkan kepribadian bangsa dan masyarakat Bantul.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Kesultanan Yogyakarta (Sultan Ground)
Pengelolaan
Nama Pengelola : Kesultanan Yogyakarta (Sultan Ground)
Catatan Khusus : Koordinat pada NR: 49- X: 433855 Y: 9134067Luas sampel Jagang: 5236 m2