Istilah song berarti ceruk, lubang, liang, atau gua. Song digunakan sebagai tempat berteduh karena bentuknya yang menyerupai payung. Ceruk tersebut diberi nama Song Kamal karena di depan ceruk tersebut tumbuh pohon asam (kamal).
Song Kamal merupakan sebuah ceruk yang terletak di tebing kaki bukit. Mulut ceruk menghadap arah timur laut. Ceruk memanjang dari arah barat ke timur. Kedalaman ceruk bervariasi, lebih kurang sekitar 2-3 m. Lebar ceruk sekitar 31 m. Tinggi ceruk diukur pada mulutnya 4, 18 m. Di bagian mulut ceruk terdapat balok-balok batu andesit sebanyak tiga susun yang digunakan sebagai tangga.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Materi Spesifik (Bahan presentase terbesar) | : | - |
Pola | : | - |
Panjang | : | - |
Lebar | : | - |
Tebal | : | - |
Tinggi | : | - |
Diameter | : | - |
Tokoh | : | Kyai dan Nyai Resmi |
Peristiwa Sejarah | : | Keberadaan Song Kamal telah ada sejak zaman dahulu. Juru kunci Song Kamal yang bernama Ranto Diharjo menyebutkan bahwa Song Kamal telah ada ketika kakek dan nenek buyutnya masih hidup. Song Kamal pernah digunakan sebagai tempat persembunyian serta tempat tinggal oleh Kyai dan Nyai Resmi ketika menjadi pelarian dari Kerajaan Majapahit yang runtuh. Disebutkan bahwa Kyai dan Nyai Resmi membangun bilik-bilik di Song Kamal tanpa bantuan siapapun atau menggunakan kesaktian. Menurut Ranto Diharjo, balok-balok batu putih tersebut dibawa ke Song Kamal secara estafet dari Imogiri kemudian disusun menjadi bilik sebagaimana ditemukan saat ini. Diceritakan bahwa Pangeran Diponegoro pertama kali memperoleh “penglihatan†Sunan Kalijaga di Song Kamal yang pada waktu tersebut termasuk dalam Distrik Jejeran. Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari sembilan wali penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa yang dihormati sebagai penasihat para raja dan menjadi pelindung spiritual Mataram Islam. Sunan Kalijaga menunjukkan diri sebagai sosok laki-laki yang “wajahnya bersinar bagai bulan purnamaâ€. Oleh Sunan Kalijaga disampaikan bahwa Pangeran Diponegoro telah ditunjuk Tuhan untuk menjadi raja di masa depan. Sosok Sunan Kalijaga menghilang setelah menyampaikan hal tersebut. Ketika Perang Diponegoro meletus (1825-1830), Song Kamal digunakan sebagai tempat persembunyian Pangeran Diponegoro. Disebutkan bahwa Pangeran Diponegoro dan pengikutnya menginap di ceruk untuk semalam. Pada saat perang kemerdekaan Song Kamal juga digunakan sebagai tempat persembunyian oleh warga. Hal ini disebabkan medan untuk mencapai ceruk tidak mudah, serta letaknya yang tersembunyi. Ketika insiden G 30 S/ PKI terjadi, warga kembali menggunakan Song Kamal sebagai tempat persembunyian untuk mengamankan diri. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Sultan Ground |
Nama Pengelola | : | juru kunci bernama Ranto Diharjo |
Catatan Khusus | : | Song Kamal di Padukuhan Ngelosari, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul merupakan ceruk yang dimanfaatkan sebagai tempat semedi dan persembunyian Pangeran Diponegoro, serta menjadi tempat persembunyian warga pada masa perang kemerdekaan dan terjadinya G 30 S/ PKI sehingga memiliki nilai penting sejarah.Luas struktur: 2 m x 3,1 m.Luas tanah kurang lebih 400 m2. |