Gua Selarong Putri secara administratif berada di Padukuhan Kembangputihan, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul. Gua tersebut berada di tebing bukit Selarong.
Posisi gua memanjang dari barat ke timur. Mulut gua menghadap ke arah selatan, berukuran panjang 9,85 m dan tinggi 1,4 m. Kedalaman gua 7,54 m dan ketinggian gua bagian dalam 2,52 m. Keadaan di dalam Gua Selarong Putri berupa runtuhan batuan kapur yang terkikis oleh air dan akar pohon yang menjalar hingga ke dalam gua. Gua Selarong Putri terbentuk secara alamiah.
Pada saat sekarang di depan mulut gua terdapat pagar tembok dan lantai dari tatanan batu andesit yang dibentuk seperti ubin. Tebing di atas mulut gua ditumbuhi pohon-pohon yang akarnya menjalar hingga ke dalam gua. Di sebelah barat Gua Selarong Putri terdapat gua lainnya yang disebut Gua Selarong Kakung. Jarak antara Gua Selarong Putri dan Kakung 50 m.
Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Bahan Utama | : | Batu, Tanah, Lain-lain |
Materi Spesifik (Bahan presentase terbesar) | : | - |
Pola | : | - |
Panjang | : | - |
Lebar | : | - |
Tebal | : | - |
Tinggi | : | - |
Diameter | : | - |
Tokoh | : | Pada bulan Juli 1812 Raden Ontowiryo diangkat sebagai pangeran oleh ayahnya, Sultan Hamengku Buwana III (yang memerintah pada kurun waktu 1812-1814) dengan gelar Bendoro Pangeran Ario Diponegoro atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Diponegoro. Sebagai pangeran, ia diberikan tanah lungguh atau tanah jabatan sejumlah 500 cacah. Ukuran satu cacah sering dipersamakan dengan satu bahu= 7096,5 m2. Salah satu tanah lungguh tersebut berada di Selarong yang saat ini secara administratif berada di wilayah Padukuhan Kembangputihan, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul |
Peristiwa Sejarah | : | Selarong di sebelah barat Kali Bedog kemudian menjadi tempat yang sering dikunjungi Pangeran Diponegoro. Setiap Kamis dan Jumat, ia rutin datang ke Selarong. Ia berada di Selarong selama sebulan penuh saat bulan Ramadhan dan melakukan berbagai kegiatan antara lain bercocok tanam, beternak ikan wader, dan belajar mengaji dengan para Kyai. Peter Carey dalam bukunya yang berjudul Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855), hlm.16-17 menyebutkan bahwa Pangeran Diponegoro juga rela bersusah payah menata kebun buah, kebun sayur, dan semak belukar di tanahnya di Selarong, dekat Gua Secang, Kabupaten Bantul di selatan Yogyakarta. Ia juga menggunakan tempat ini sebagai tempat semadi selama bulan puasa dan kemudian memperluas fasilitasnya secara besar-besaran. Menurut laporan Belanda kebunnya di Selarong dikelilingi tembok setinggi manusia |
Nama Pemilik Terakhir | : | - |
Nama Pengelola | : | Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul |
Alamat Pengelola | : | Jl. Lingkar Timur, Bantul, Manding, Area Sawah, Trirenggo, Kec. Bantul |