Loading

Masuk Jogjacagar


Deskripsi Singkat

Benda (2022)

Nama Lainnya : Belum Ada

Yoni berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya kandungan atau Rahim atau sebagai lambang wanita. Yoni merupakan simbol dari Dewi Parwati, yakni pasangan/sakti dari Dewa Siwa yang merupakan dewa tertinggi dalam agama Hindu. Keberadaan yoni pada umumnya disertai dengan lingga yang merupakan lambang Dewa Siwa. Lingga yang ditempatkan di atas yoni merupakan lambang penyatuan antara Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Yoni bersama dengan lingga yang melambangkan atau  menggambarkan penyatuan antara mikrokosmos dan makrokosmos, serta penciptaan dan regenerasi alam semesta. Meskipun demikian konsep ini terdapat pula pengecualiannya walau jarang terjadi, yakni yoni yang tidak dipasangkan dengan lingga tetapi dijadikan lapik arca. Lingga terdiri dari 3 (tiga) bagian bulat di atas disebur siwabhanga, segi 8 (delapan) di tengah disebut wisnubhaga dan segi 4 (empat) di bawah disebut brahmabhanga. Dikenal pula lingga semu yang tanpa bagian segi 8 (delapan) atau wisnubangha, lingga semu biasa dipakai untuk pembatas sehingga disebut lingga patok.

Yoni Nomor Inventaris C.93a di Padukuhan Kembangputihan, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul terletak di sebelah timur sungai yang mengalir dari air terjun yang berada di sebelah barat Gua Selarong. Yoni ditempatkan dengan posisi tegak/tidak terjungkir sehingga lubang yang ada di tengah yoni kelihatan. Pada sisi-sisi yoni terdapat hiasan berupa lis berjumlah tiga buah. Saat ini yoni ditempatkan di sebuah alas yang diperkuat dengan plesteran semen.

Informasi Warisan Budaya

Lokasi Penyimpanan Benda : Belum Ada Kel. Guwosari Kec. Pajangan Kab. Bantul Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
Koordinat 424443 ; 9130870

Lokasi Yoni Gua Selarong No C.93a


Koordinat Penemuan : -; -
Bahan Utama : Batu Andesit
Keterawatan : Utuh dan Terawat,Utuh / Rusak Ringan,
Dimensi Benda : Panjang 65
Lebar 65
Tinggi 58
Tebal -
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Pemujaan Siwa berkembang di Jawa pada abad ke-7. Hal ini diketahui melalui Prasasti Dakawu/Tukmas yang ditemukan di Grabag, Magelang. Di dalam prasasti disebutkan tentang mata air suci yang mengalirkan air layaknya Sungai Gangga. Pada abad ke-8, seorang raja bernama Sanjaya disebutkan telah mendirikan lingga di atas Gunung Wukir sebagai bentuk baktinya pada Siwa. Keterangan yang diperoleh melalui Prasasti Canggal (732 M) ini memberikan gambaran mengenai agama kerajaan Mataram kala itu adalah agama Hindu yang memuja Dewa Siwa.  Selanjutnya pemujaan atas Siwa juga tergambar melalui pendirian Candi Prambanan pada abad ke-9. Melalui Prasasti tentang Candi Prambanan (856 M) disebutkan tokoh-tokoh yang berjasa dalam pembangunan Candi Prambanan yang juga disebut dengan nama Siwagrha, atau rumah Siwa. Nama Siwagrha sesuai dengan konsep candi sebagai rumah dewa, yakni tempat bertemunya dewa dengan pemujanya melalui perwujudan arca.  Dalam pemujaan Siwa, yoni memiliki arti penting sebagai perwujudan dari Parwati, yakni pasangan dari Siwa. Lingga bersama dengan yoni menggambarkan penyatuan alam semesta dan melambangkan perputaran siklus kehidupan. Oleh karena itu pada umumnya yoni ditemukan berpasangan dengan lingga. Meskipun demikian Yoni Nomor Inventaris C.93a di Padukuhan Kembangputihan, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul tidak ditemukan bersama lingga. Yoni Nomor Inventaris C.93a ditemukan di sungai yang mengalir di sebelah barat Gua Selarong. Yoni kemudian ditempatkan di pinggir aliran sungai. Hal ini sesuai dengan deskripsi yoni yang disebutkan dalam laporan yang dibuat oleh Residen Yogyakarta, A.H. Smissaert pada 1823 dan dikutip oleh Peter Carey dalam bukunya yang berjudul “Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855”. Dalam laporan Smissaert, disebutkan bahwa yoni dulunya ditempatkan oleh Pangeran Diponegoro di dasar air terjun yang berada di sebelah barat gua. Dalam Laporan Herinventarisasi Cagar Budaya di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul Tahun 2008, yoni memperoleh nomor inventaris C.93a. Kemudian ketika TACB Bantul melakukan survei pada tanggal 3 Februari 2021, Yoni Nomor Inventaris C.93a di Padukuhan Kembangputihan, Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul masih berada di tempatnya sebagaimana tercatat dalam herinventarisasi, yakni di pinggir aliran sungai. Dengan adanya temuan Yoni Nomor Inventaris C. 93a, dapat diketahui bahwa di Desa Guwosari, Pajangan, Bantul pernah berkembang agama Hindu. Yoni Nomor Inventaris C. 93a memperkuat temuan bercorak Hindu berupa arca Durga yang ditemukan dan dilaporkan pada ROD tahun 1915 di Distrik Balong dengan Nomor Inventaris 1245.
Nama Pemilik Terakhir : -
Riwayat Pengelolaan
Nama Pengelola : Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Alamat Pengelola : Jl. Raya Solo - Yogyakarta No.15, Keniten, Tamanmartani, Kec. Kalasan,
Nomer Kontak : (0274) 496019