Loading

Wayang Cina-Jawa (Wacinwa) Koleksi Museum Sonobudoyo

Status : Benda Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Wayang Cina Jawa yang kemudian disebut dengan WACINWA dibuat oleh Gan Thwan Sing (seorang keturunan Cina yang lahir di Jatinom, Klaten) sebanyak dua set, satu set lakon pewayangan saat ini tersimpan di Museum Sonobudoyo sedangkan satu set lainnya menjadi koleksi pribadi Dr. Walter Angst (Alm) di Jerman. WACINWA yang tersimpan di Museum Sonobudoyo berjumlah 412 buah yang terdiri dari 283 boneka wayang dan 139 kepala wayang.
WACINWA merupakan hasil dari percampuran budaya Cina dan Jawa. Wayang ini dimainkan dengan tata cara permainan wayang kulit Jawa (pola pagelaran wayang Purwa), sedangkan cerita yang dilakonkan adalah Legenda Tiongkok Klasik. Percampuran budaya Cina dan Jawa juga terlihat pada tokoh yang dimainkan serta aksesoris dan baju yang dikenakan. Tokoh- tokoh wayang dibuat seperti wayang kulit Cina yaitu kepala dan badan dibuat terpisah, hal ini membuat setiap tokoh berubah namanya jika badan dan kepalanya diganti. Lakon cerita perwayangan ditulis sendiri oleh Gan Thwan Sing menggunakan aksara Jawa dan Bahasa Jawa. Bahasa yang digunakan untuk menuturkan cerita lakon yaitu bahasa Jawa ‘lumrah’ yang biasa digunakan oleh komunitas peranakan di Jawa. Tema cerita WACINWA memunculkan nilai kepahlawanan seperti halnya wayang kulit Purwa.
WACINWA terbuat dari kulit binatang, dengan pegangan (campurit/ gapit) berbahan tanduk dan bambu. Tokoh dalam WACINWA digambarkan dalam sosok manusia (pria/wanita), binatang, senjata, rumah, kendaraan, tanaman, makanan, dan perkakas. Secara keseluruhan sosok WACINWA digambarkan dalam karakter budaya Cina baik busana, ornament/ ragam hias dan ikonografinya. Tokoh-tokoh dalam WACINWA dibedakan berdasarkan hierarki kedudukan, status sosial, profesi menurut atribut yang dipakainya. Berdasarkan hasil kajian ikonografi yang dilakukan, tokoh dalam WACINWA dapat dibedakan menjadi dewa, raja, rakyat biasa, dan pegawai pemerintahan.
Secara dimensi bentuk, ukuran WACINWA relatif lebih kecil dibandingkan dengan wayang kulit Jawa pada umumnya. Ukuran WACINWA paling tinggi 68 cm. Ukuran wayang ini mendekati ukuran wayang kidang kencana.


Kondisi Saat Ini : WACINWA saat ini disimpan dalam kotak wayang di storage Museum Sonobudoyo Unit 2. Kondisi wayang cukup terawat, namun beberapa wayang warna catnya memudardan mengelupas sertater dapat beberapa bagian wayang rusak.

Status : Benda Cagar Budaya
Alamat : Jalan Pangurakan No. 6 Yogyakarta , Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

SK Walikota/Bupati : KepWal Yogyakarta Nomor 383 Th2021


Keterawatan : /
Dimensi Benda : Panjang -
Lebar -
Tinggi -
Tebal -
Diameter -
Berat -
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : WACINWA di ciptakan oleh Gan Twan Sing pada tahun 1925. Selain membuat WACINWA, beliau juga membuat cerita lakon, memainkannya, dan menciptakan gending pengiringnya. Gan Thwan Sing merupakan keturunan etnis Cina yang dilahirkan di Jatinom, Klaten yang kemudian tinggal di Yogyakarta.Pada tahun 1933-1934 Java Instituut (sekarang Museum Sonobudoyo) membeli WACINWA dari pemiliknya waktu itu yaitu Liem Kie Tjwan, seorang Kapiten Cina di Yogyakarta bersama dengan kotak wayang, satu naskah ‘Serat Kandha’ berisi lakon Tig Jing.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Museum Negeri Sonobudoyo
Pengelolaan
Nama Pengelola : Museum Negeri Sonobudoyo