Pasren sering juga disebut sebagai Petanen maupun Krobongan.
Pasren berasal dari kata sri, dengan tambahan awalan pa- dan akhiran –en, yang dalam tata bahasa Jawa berarti tempat yang diperuntukan untuk Sri, Dewi Padi yang dihormati oleh para petani. Petanen berasal dari kata tani, mendapatkan awalan pe-dan akhiran –en yang berarti tempat para petani berhubungan dengan dewinya, memohon hasil panen yang baik. Krobongan berasal dari kata krobong yang berarti tutup dan kelambu.
Pasren merupakan sebuah ruang yang menjadi wujud penghormatan kepada Dewi Sri (dewi padi atau dewi kesuburan). Pada jaman dahulu, para petani Jawa percaya bahwa kemakmuran hidup dan keberhasilan panen mereka sangat tergantung pada kemurahan Dewi Sri sehingga mereka menyediakan tempat khusus di dalam rumah mereka yang diperuntukkan sebagai tempat bersemayam Dewi Sri. Di depan pasren digunakan untuk kegiatan upacara-upacara adat, seperti khitanan dan perkawinan (prosesi beduduk dan midodareni).
Pasren dapat ditemukan di rumah tradisional Jawa di bagian ruang senthong tengah. Bagian dalam pasren diletakkan sebuah tempat tidur dan dia tapi dengan robyong atau hiasan kain lipat. Tempat tidur ini dilengkapi dengan kasur, bantal dan guling yang bermotif cinde. Di depan Pasren terdapat patung loro blonyo (Dewi Sri dan Dewa Sadono) yang menggambarkan kesuburan dan kemakmuran. Selain itu terdapat juga clupak, kendi, klemuk, bokor dan sepasang kecohan.
Pasren koleksi Museum Negeri Sonobudoyo terdiri dari tempat tidur (dipan/amben) berbahan kayu, bercat dan berukir. Pada bagian atap terdapat kain cinde yang dipasang sebagai rumbai-rumbai. Pada bagian tebeng belakang terdapat ukiran burung dengan bunga dan sulur-suluran yang merupakan s?ngkalan m?m?t ‘sarining s?kar sin?s?p p?ksi’ yang menunjukan angka tahun Jawa 1691.
Pada bagian depan terdapat patung loro blonyo berbahan kayu, lampu robyong yang berbahan bakar minyak, clupak (lampu minyak kelapa), dua kendi gerabah, kl?muk (wadah bulat tertutup), bokor (bejana kuningan), k?cohan (bejana tinggi dengan mulut lebar untuk meludah)
Keterawatan | : | / |
Dimensi Benda | : |
Panjang - Lebar - Tinggi - Tebal - Diameter - Berat - |
Peristiwa Sejarah | : | Pasren di Museum Sonobudoyo merupakan koleksi dari Sultan HB I dan dihibahkan pada masa Sultan HB VIII. Pada papan belakang pasren tersebut terukir sěngkalan měmět ‘sarining sěkar siněsěp pěksi’ yang menunjukkan angka 1-9-6-1. Pembacaannya terbalik sehingga artinya pasren tersebut dibuat di tahun Jawa 1691 (atau tahun 1765 Masehi). |
Nama Pemilik Terakhir | : | Museum Negeri Sonobudoyo |
Nama Pengelola | : | Museum Negeri Sonobudoyo |