Pasar Gatak paling ramai digunakan oleh masyarakat pada hari pasaran Jawa Legi dan hari Minggu. Selain kedua hari tersebut, pasar tetap difungsikan oleh masyarakat dari pukul 05.00 hingga pukul 09.00.
Pasar Gatak telah banyak direnovasi. Bangunan yang masih menunjukkan keaslian pasar terletak di sebelah timur pasar. Bangunan pasar kuno terdiri dari dua bangunan tanpa dinding dengan tiang besi di bagian tengah dan bersebelahan. Dua bangunan tersebut masing-masing berukuran 3 m x 25,3 m. Jarak antara dua bangunan 2 m. Umpak berukuran 36 cm x 55 cm di bagian atasnya dan 54 x 66 cm di bagian bawahnya. Tinggi umpak 86 cm. Tinggi tiang 2,8 m (di atas umpak).Dimensi Benda | : |
Panjang Lebar Tinggi Tebal Diameter Berat |
Fungsi Bangunan | : | Niaga |
Komponen Pelengkap | : |
|
Fungsi Situs | : | Niaga |
Fungsi | : | Niaga |
Tokoh | : | N.V. Braat |
Peristiwa Sejarah | : | Pasar Gatak merupakan bangunan peninggalan Belanda yang masih digunakan sampai sekarang. Saat itu telah dibangun los-los baru di sekitar bangunan pasar. Pasar Gatak diperkirakan dibangun oleh N.V. Braat pada tahun 1926-1930. Konstruksi kerangka bangunan Pasar Gatak dibuat dari besi baja dipasok oleh perusahaan “N.V. Machinefabriek Braat†yang berpusat di Surabaya. Perusahaan N.V. Machinefabriek Braat adalah perusahaan yang bergerak dalam industri mesin dan pengecoran logam. Perusahaan tersebut didirikan tahun 1901 di Boomstraat, kawasan industri Gatotan, Surabaya. Tahun 1903 pabrik pindah ke Westerkade Krembangan. Pada tahun 1909 kantor didirikan di Rotterdam dan tahun 1910 perusahaan tersebut berubah menjadi perusahaan terbatas publik. Perusahaan ini mempunyai cabang yang tersebar dibeberapa tempat, antara lain di Rotterdam, New York, Surabaya, Tegal, Medan dan Yogyakarta. Pendirinya, B. Braat Jzn., Meninggal pada Januari 1925. Pada tahun 1925 terjadi pemogokan di Braat setelah salah satu karyawan dipecat. Pada tahun 1926, peringatan 25 tahun perusahaan dirayakan. Sementara itu, masa-masa sulit telah tiba bagi perusahaan dan ada desas-desus di surat kabar bahwa perusahaan akan ditutup. Pada tahun 1934 Machinefabriek Braat menerima pesanan penting dari Nederlandsche Handel Maatschappij: pesanan untuk pengiriman hampir semua mesin teh untuk pabrik teh Redelong yang baru yang akan dibangun di Sumatera Utara. Perusahaan Braat jatuh ketangan Jepang pada tahun 1943. |
Nama Pemilik Terakhir | : | Pemerintah Desa Sumbermulyo |
Nama Pengelola | : | Pemerintah Desa Sumbermulyo |