Loading

Situs Rumah Sakit Grhasia

Status : Situs Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan kompleks yang terdiri atas beberapa bangunan yang sampai saat ini masih berfungsi sebagai rumah sakit. Berdasarkan data yang ada pada Rumah Sakit Jiwa Grhasia terdapat 63 buah bangunan, terdiri atas bangunan baru dan bangunan lama. Bangunan lama yang masih ada, yaitu Tower Air Lama, Bangunan Pendhapa yang disebut sebagai Pendhapa Keasistenan, Bangsal Nakula, Bangsal Sadewa, Bangunan untuk Genset Lama, Doorlop di selatan Kantor Jaminan Kesehatan dan Pelayanan TB, dan Doorlop di timur Instalasi Pemulasaraan Jenazah.
a. Pendhapa Keasistenan
Pendhapa ini dilihat dari bentuk atapnya merupakan bangunan tipe Kampung Dara Gepak, yaitu kampung yang mempunyai atap emper pada keempat sisinya. Karena memiliki lebih dari 4 (empat) pengeret maka disebut Srontongan dan merupakan kampung panjang. Kampung Srontongan mempunyai 2 (dua) emper pada kedua sisi panjangnya.
Dari ciri yang ada maka Pendhapa Keasistenan merupakan Kampung Dara Gepak, yaitu bangunan kampung yang mempunyai atap emper pada keempat sisinya, sedangkan Srontongan tidak mempunyai emper pada sisi yang pendek. Di bagian tengah terdapat bilik atau kamar dengan dinding dari bata berplester, pada bagian bawah dinding terdapat pola hias berupa susunan batu alam, demikian pula dengan bagian bawah tiang kayu berupa pasangan dengan pola susunan batu alam. Pola ini menjadi ciri khas bangunan lama di Kompleks Rumah Sakit Jiwa Grhasia.
b. Bangsal Nakula.
Bangsal Nakula merupakan bangunan Indis dengan atap Limasan, teras di depan (selatan) dengan atap separuh limas yang menempel pada limas utama. Bangunan ini mempunyai hiasan dinding sisi luar bagian bawah dengan pola susunan batu alam, pola susunan batu alam ini menjadi ciri dari bangunan lama di Kompleks Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Jendela dengan daun jendela bagian atas berupa krepyak (terdiri dari papan-papan yang disusun untuk ventilasi). Jendela memakai teralis dari besi dengan pola yang khas, namun ada beberapa yang sudah diganti dengan teralis baru. Di sisi belakang (utara) terdapat tambahan ruangan dengan atap panggang pe yang menyatu dengan atap bangunan utama.
c. Bangsal Bangsal Sadewa
Bangsal Sadewa merupakan bangunan Indis dengan atap Limasan dengan teras di depan pada sisi yang panjang dengan atap separuh limas yang menempel pada limas utama. Bangunan ini mempunyai hiasan dinding sisi luar bagian bawah dengan pola susunan batu alam, pola susunan batu alam ini menjadi ciri dari bangunan lama di Komplek Rumah Sakit Jiwa Grhasia. Jendela dengan daun jendela bagian atas berupa krepyak (terdiri dari papan-papan yang disusun untuk ventilasi). Jendela memakai teralis dari besi dengan pola yang khas, namun ada beberapa yang sudah diganti dengan teralis baru. Secara keseluruhan bangunan ini sama/mirip dengan bangunan Sadewa di atas, hanya lokasinya berbeda.

d. Bangunan untuk Genset Lama
Bangunan untuk Genset Lama saat ini tidak difungsikan sehingga terkesan kurang terawat. Di sisi Utara, Timur, dan Selatan sudah digunakan untuk bangunan baru, sedangkan di sisi Barat terdapat sumur lama dan Tower Air Lama dan Baru.
e. Tower Air Lama.
Merupaan Tower yang dimungkinan dibangun sejak awal Kompleks Rumah Sait Jiwa berfungsi, sehingga keberadaannya mempunyai nilai historis.
f. Doolop
Doorlop ini terletak di sebelah selatan Kantor Jaminan Kesehatan dan Pelayanan TB, dan di timur Instalasi Pemulasaraan Jenazah. Kedua bagian doorlop ini merupakan bukti arkeologis bangunan doorlop sejak awal Rumah Sakit Jiwa dibangun, sebagian besar doorlop sudah diganti dengan bangunan doorlop baru dengan tiang dari cor beton, sehingga dua bagian doorlop lama dengan atap dan kerangka dari kayu ini mempunyai nilai sebagai cagar budaya.

Status : Situs Cagar Budaya
Alamat :

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Sleman No 5.9/Kep.KDH/A/2018


Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Jumlah WBCB : -
Peristiwa Sejarah : Rumah Sakit Jiwa Grhasia awalnya adalah Koloni Orang Sakit Jiwa (KOSJ) Lalijiwo berdiri pada tahun 1938 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada awal pendiriannya dipimpin oleh Raden Wedono Soedjani Saronohardjosoenoto (R.W. Soedjani). Saat itu hanya merawat pasien dari orang Indonesia dan Tionghoa, sedangkan pasien orang Belanda dirawat di Rumah Sakit Jiwa Kramat di Magelang. Rumah Sakit Jiwa Grhasia mengembangkan infrastruktur dengan beberapa bangunan dengan ciri dinding berpilaster (tanpa kolom perkuatan), atap seperti bangunan Jawa tipe limasan dan Kampung Srontong, jendela dan pintu memakai krepyak. Dinding mempunyai hiasan berupa tempelan batu pada dinding tembok. Ciri ini menjadi penanda antara bangunan lama dan bangunan baru yang dibangun pada periode tahun 1990 sampai sekarang.
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
Pengelolaan
Nama Pengelola : Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta