Loading

Eks Kantor Bupati Sleman

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Bangunan Eks-Kantor Bupati Sleman ini terdiri atas sekelompok bangunan yang menghadap ke ruang terbuka yang berperan sebagaimana Alun-alun di pusat pemerintahan tradisional Jawa.

Kelompok bangunan Pemerintahan ini terdiri atas tiga bangunan pertemuan yang terletak berjajar menghadap ke arah selatan, dengan masing masing gedung pertemuan dikelilingi oleh halaman dan deretan ruang perkantoran sehingga membentuk susunan tiga sub-kelompok bangunan. Bangunan pertemuan di tengah semula adalah ruang sidang Bupati dengan bangunan kecil di belakangnya yang diperuntukkan bagi Ruang Kerja Bupati.

Bangunan eks kantor bupati Sleman pada masa sekarang difungsikan sebagai kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah. Terdapat tiga kelompok bangunan, yakni bangunan A, B, dan C. Kelompok bangunan A terdiri dari tujuh bangunan, kelompok bangunan B terdiri dari lima bangunan, dan kelompok bangunan C terdiri dari enam bangunan (lihat gambar 2).

Bangunan A.1 merupakan aula yang menghadap ke selatan. Bangunan ini memiliki tambahan dua pintu yang menghadap ke barat dan dua pintu yang menghadap ke timur.

Bangunan A.2 terletak di sebelah barat bangunan A.1 dan menghadap ke arah utara. Bangunan ini terdiri dari ruang penanggulangan logistik, ruang seksi kedaruratan, rupus dalop, ruang kabid. Rehabilitasi dan rekonstruksi, ruang kepala bidang kedaruratan dan logistik.

Bangunan A.3 terletak di bagian paling barat dan menghadap ke timur. Bangunan terdiri dari ruang gudang, ruang rapat, ruang kepala seksi wawasan kebangsaan, ruang kepala seksi kewaspadaan, ruang kepala kantor kesatuan bangsa, dan ruang TU.

Bangunan A.4 terletak di sebelah utara bangunan A.7 dan menghadap ke arah selatan. Bangunan A.4 terdiri dari terdiri dari ruang piket pemadam, gudang pemadam, gudang umum, ruang sound system, gudang, dan ruang jaga. Semula bangunan ini adalah garasi sebagaimana dikenali dari pintu pintunya yang besar.

Bangunan A.5 terletak di sebelah timur bangunan A.4 dan memiliki menghadap ke arah barat. Bangunan ini terdiri dari ruang sub bag. Keuangan, ruang sub.bag perencanaan dan evaluasi, ruang kepala bidang pencegahan dan kesiapsiagaan, ruang seksi kesiapsiagaan bencana, ruang seksi mitigasi bencana, ruang kepala UPT pemadam kebakaran, ruang TU pemadam, dan dapur pemadam.

Bangunan A.6 terletak di sebelah timur bangunan A.1 dan menghadap ke arah utara. Bangunan A.6 terdiri dari ruang seksi rehabilitas, ruang seksi rekonstruksi, ruang kepala pelaksana, dan ruang kepala sekretariat.

Bangunan A.7 adalah bangunan baru yang terletak di sebelah utara bangunan A.1 dan difungsikan sebagai garasi mobil.

Bangunan B.1 merupakan bangunan ruang bupati lama dan ruang pelayanan. Bangunan B.1 menghadap ke arah selatan dan memiliki tambahan satu pintu yang menghadap ke barat dan satu pintu yang menghadap ke timur.

Bangunan B.2 terletak di sebelah utara bangunan B.1 dan menghadap ke arah selatan. Bangunan ini terdiri sebuah ruang dan di dalamnya terdapat dua ruang kecil. Bangunan B.2 dahulu kemungkinan digunakan sebagai Kantor Bupati yang ruang kerja bupati, kamar mandi dan ruang rapat bupati.

Bangunan B.3 terletak di bagian barat B.1 dan menghadap ke utara. Bangunan ini hanya terdiri dari satu ruang saja, yakni ruang sub.bagian umum dan kepegawaian.

Bangunan B.4 terletak di sebelah timur bangunan B.1 dan menghadap ke arah utara. Bangunan A.6 terdiri dari dan ruang rapat, ruang sekretariat, dan ruang kepala dinas.

Bangunan B.5 terletak di sebelah utara bangunan B.2 dan menghadap ke arah utara. Bangunan ini terdiri dari tiga ruang yang digunakan untuk ORARI dan satu ruang untuk KP3KS.

Bangunan C.1 merupakan bangunan depo arsip dan menghadap ke arah selatan. Bangunan ini memiliki tambahan satu pintu yang menghadap ke barat dan satu pintu yang menghadap ke timur.

Bangunan C.2 terletak di sebelah barat bangunan C.1 dan menghadap ke arah utara. Bangunan ini terdiri ruang keuangan dan ruang sekretariat.

Bangunan C.3 terletak di sebelah timur bangunan C.1 dan menghadap ke utara. Bangunan ini terdiri dari rruang rapat, ruang astaris, dan ruang bendahara.

Bangunan C.4 terletak di sebelah timur bangunan C.1 dan menghadap ke arah barat. Bangunan A.6 terdiri dari ruang kepala kantor, ruang TU, ruang arsiparis, ruang arsip dinamis, depo kantor arsip, dan dapur.

Bangunan C.5 terletak di sebelah utara bangunan C.1 dan menghadap ke arah utara. Bangunan ini terdiri dari ruang gudang dan ruang perpustakaan.

Bangunan C.6 terletak di sebelah barat bangunan C.1 dan menghadap ke arah timur. Bangunan ini terdiri dari ruang bidang dafda, ruang bidang penagihan, ruang cetak, musholla, dan pantri.

Kompleks ini dikelilingi oleh pagar dan di selatannya terdapat Lapangan Pemerintah Kabupaten Sleman serta memiliki ukuran 174 m x 54 m. Lapangan Pemerintah Kabupaten Sleman dibatasi oleh selokan dan trotoar. Eks kantor Bupati Sleman pemerintah Kabupaten Sleman memiliki ciri tata letak kota tradisional Jawa, yaitu di bagian depan terdapat lapangan, namun di tengah lapangan tidak ada pohon beringin kembar dan di sebelah barat tidak ada masjid.

Bangunan ini menunjukkan langgam Arsitektur Tropis Modern Indonesia (Passchier, 2016) yang dicirikan dengan:
a) Atap miring terutama dengan penutup atap genteng
b) Teritis lebar untuk melindungi jendela dan bukaan lainnya dari curah hujan
c) Jendela lebar dan banyak untuk ventilasi dan pencahayaan
d) Elemen elemen geometris dominan
e) Bahan bangunan Industrial (beton, baja dan kaca) tampil menonjol
Ciri-ciri tersebut dijumpai pada kompleks eks-kantor Bupati sebagai berikut:
a) Atap miring terutama dengan penutup atap genteng terdapat pada keseluruhan bangunan di kompleks tersebut dengan bentuk atap limasan dengan sudut kemiringan yang hampir sama tapi ketinggian yang berbeda-beda, sebagaimana dijumpai pada seluruh bangunan di kompleks ini.
b) Teritis lebar untuk melindungi jendela dan bukaan lainnya dari curah hujan terdapat pada keseluruhan bangunan di kompleks tersebut dengan tambahan kanopi beton pelindung pintu masuk, serta plat beton luifel untuk melindungi jendela dan bukaan lainnya sebagaimana dijumpai pada sisi depan Bangunan A2, A6, B3, B4, C2 dan C3.
c) Jendela lebar dan banyak untuk ventilasi dan pencahayaan hujan terdapat pada keseluruhan bangunan di kompleks tersebut dengan proporsi melebar, panil jendela berupa bidang kaca bening dengan bingkai kayu sebagaimana dijumpai pada sebagian besar bangunan di kompleks ini.
d) Elemen elemen geometris dominan berupa bidang-bidang beton, roster, pintu, jendela dan bukaan lainnya sebagaimana dijumpai pada sebagian besar bangunan di kompleks ini.
e) Bahan bangunan Industrial (beton, baja dan kaca) tampil menonjol:
• kaca sebagai panil jendela, pintu dan bukaan lainnya,
• beton untuk pelat luifel yang membingkai jendela dan kanopi pelindung pintu masuk (khususnya kanopi ruang pertemuan utama yang berupa beton struktur lipat kantilever yang sangat menonjol)
sebagaimana terlihat pada Bangunan B1.

Status : Bangunan Cagar Budaya
Alamat : Jalan Candi Boko , Tridadi, Sleman, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.5982195178422° S, 110.42434779872° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Sleman No 3.15/Kep.KDH/A/2020


Lokasi Eks Kantor Bupati Sleman di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Dimensi Struktur
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Peristiwa Sejarah : Pada tahun 1916, Sultan Hamengkubuwono VII melakukan reorganisasi pemerintah Yogyakarta melalui Rijksblad Kasultanan no 11. Rijksblad yang berisi tentang pembagian administratif di wilayah Kasultanan Yogyakarta menjadi tiga kabupaten. Ketiga kabupaten tersebut yaitu Kabupaten Kalasan, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman terdiri atas empat Kepanjen atau distrik, yakni Mlati, Klegung, Godean, dan Jumeneng. Ketika Sleman dinyatakan sebagai Kabupaten sejak 1916, tidak ada sumber yang menyebut nama bupati yang menjabat di kabupaten, hanya disebutkan jenis jabatan dan gajinya. Tahun 1927, Kabupaten Kalasan dan Kabupaten Sleman dihapus dan diturunkan statusnya menjadi distrik. Pada 8 April 1945, distrik Sleman ditingkatkan kembali statusnya menjadi Kabupaten yang terdiri dari tujuh belas kapanewon.Ketika menjadi Kabupaten pada saat sebelum Jepang masuk, ibukota Kabupaten Sleman berada di Desa Triharjo, Sleman utara (sebelah selatan Pasar Sleman). Infrasturktur yang dimiliki ibukota lama masih sederhana, dimana ibukota Sleman lama hanya memiliki gedung pusat pemerintahan, pasar, masjid, dan stasiun kereta api. Sedang infrastruktur lain sebagai syarat ibukota tidak dimiliki seperti alun-alun, tempat pengadilan, penjara, dan tempat pendidikan. Pada zaman Revolusi, para pejabat meninggalkan ibukota untuk ikut bergerilya. Karena dalam keadaan kosong, maka ibukota lama dijarah. Ibukota kemudian dipindah ke Pesanggrahan Ambarukmo pada tahun 1947. Walau demikian, peran Pesanggrahan Ambarukmo tidak lebih dari pusat perkantoran pemerintah daerah, bukan sebagai ibukota. Baru pada masa KRT Moerdodiningrat (tepatnya bulan Mei tahun 1964), atas ijin dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, ibukota dipindah ke bekas Pabrik Gula Beran di Desa Tridadi. Beberapa gedung perkantoran ada yang memanfaatkan bekas bangunan pabrik gula, namun ada juga yang dibangun baru seperti kantor bupati Sleman. Bangunan kantor terakhir digunakan sebagai kantor bupati pada tahun......
Nilai Sejarah : Sebagai penanda dipindahkannya pusat pemerintahan kabupaten Sleman dari Pesanggrahan Ambarukmo ke Beran pada tahun 1964
Nilai Budaya : Bangunan yang mencerminkan jatidiri daerah, yaitu daerah Kabupaten Sleman
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : Pemerintah Daerah Sleman.
Pengelolaan
Nama Pengelola : Pemerintah Daerah Sleman.