Loading

Paviliun C kompleks Panti Asih Pakem

Status : Bangunan Cagar Budaya

Deskripsi Singkat

Bangunan paviliun C berada pada kompleks bangunan Panti Asih atau yang sekarang bernama Taman Lansia Ceria. Bangunan ini akan digunakan sebagai tempat untuk merawat lansia. Bangunan paviliun C berarsitektur Kolonial/Indis dimana bangunan ini terbagi menjadi 2 sisi yang berorientasi utara dan selatan. Antar bangunan paviliun C terhubung dengan lorong. Secara keseluruhan bangunan paviliun C masih asli. Pada bangunan tersebut banyak terdapat pintu, jendela, dan ventilasi dengan berbagai model dan ukuran. Bangunan paviliun C secara keseluruhan di dominasi oleh warna putih dan abu-abu. Terdapat toren warna oren di sisi timur bangunan, toren sudah dipakai untuk penampungan air. 

Status : Bangunan Cagar Budaya
Periodesasi : Kolonial (Belanda/Cina)
Tahun : 1935
Alamat : Jalan Kaliurang Km. 21 Panggeran, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Koordinat:
7.6301189707032° S, 110.42613503457° E

SK Walikota/Bupati : SK Bupati Sleman No 5.1/Kep.KDH/A/2021


Lokasi Paviliun C kompleks Panti Asih Pakem di Peta

Dimensi Benda : Panjang
Lebar
Tinggi
Tebal
Diameter
Berat
Ciri Fisik Benda
Ciri Fisik Benda
Fungsi Benda
Jenis Struktur : Kolonial
Dimensi Struktur
Jenis Bangunan : Kolonial
Komponen Pelengkap :
Gambaran Umum Bentuk Bangunan
Deskripsi Fasad : Bagian fasad bangunan paviliun c masih asli. Orientasi bangunan menghadap utara dan selatan. Hal ini dikarenakan paviliun C terbagi menjadi 2 bagian/sisi. Bila dilihat dari depan, bangunan paviliun C memiliki banyak pintu, jendela, dan ventilasi. Bangunan paviliun C diberi cat berwarna putih. Pada bagian luar dinding bangunan paviliun c terdapat hiasan berupa batu/kerikil berwarna hitam dari permukaan tanah sampai dengan ambang bawah jendela. 
Deskripsi Konsol : Konsol bangunan paviliun c masih asli, terbuat dari kayu, cat berwarna abu-abu. Terdapat 2 konsol pada bangunan paviliun c yang berada pada bagian tengah masing-masing ujung lorong.Tidak terdapat hiasan pada bagian konsol (lihat gambar no.9) 
Deskripsi Jendela : Jendela pada paviliun C terbuat dari kayu dan kaca.  Pada bangunan paviliun C yang berorientasi utara terdapat 11 jendela 1 jendela berdaun ganda model kupu tarung yang terbuat dari full kayu. Ukuran t : 133 cm, l : 120 cm (60 : 60) (lihat gambar nomor 11a)1 jendela berdaun ganda model kupu tarung dengan bagian atasnya terdapat kaca. Ukuran t : 130 dan l : 120 ( 60 : 60 ) (lihat gambar nomor 11b)2 jendela kaca mati. Ukuran t : 125 cm, l : 75 cm (lihat gambar nomor 11c)3 jendela berdaun ganda model kupu tarung dengan enam kaca/tiga kaca per bagian. (lihat gambar nomor 11e)4 jendela berdaun tunggal yang tergabung menjadi 3. Jendela yang ditengah tidak bisa dibuka. Sedangkan, jendela bagian sisi kanan dan kiri bisa terbuka. (lihat gambar nomor 11d)  Untuk bangunan paviliun C yang berorientasi selatan,Terdapat 1 jendela full kayu. (lihat gambar nomor 11a) Tedapat 1 jendela berdaun ganda dari kayu model kupu tarung dengan empat kaca. Ukuran t : 133 cm, l : 60 cm (lihat gambar nomor 11f)Terdapat 11 jendela berdaun ganda model kupu tarung dengan bagian atasnya terdapat kaca. Ukuran t : 130 dan l : 120 (60 : 60) (lihat gambar nomor 11b)Terdapat 11 jendela (tiga jendela berdaun tunggal , bisa terbuka semua) Terdapat 14 jendela full kaca berdaun ganda model kupu tarungTerdapat 2 jendela berdaun ganda model kupu tarung Pada bagian dalam terdapat 7 jendela berdaun ganda model kupu tarung dengan bagian atasnya terdapat kaca. Pada kamar 1 - 3 terdapat 2 jendela. Pada kamar 4 terdapat 1 jendela.
Deskripsi Pintu : Pintu pada bangunan paviliun C berbentuk persegi panjang dan terbuat dari kayu secara keseluruhan dan kaca pada bagian atasnya. Pintu bangunan yang pada bagian atasnya terdapat kaca memiliki ukuran tinggi 2 m dan lebar 86 cm. Pada bangunan paviliun C yang berorientasi utara Terdapat 1 pintu kayu yang digunakan untuk bagian dapur.Terdapat 6 pintu full kayu berdaun tunggal yang merupakan pintu toilet Terdapat 1 pintu berdaun ganda model kupu tarung dengan kaca pada bagian atasnyaTerdapat 2 pintu kayu berdaun tunggal dengan kaca pada bagian atasnya.Terdapat 2 pintu kaca berdaun ganda model kupu tarung Pada bangunan paviliun C yang berorientasi selatanTerdapat 1 pintu berdaun ganda model kupu tarung dengan kaca pada bagian atasnyaTerdapat 8 pintu berdaun tunggal dengan kaca pada bagian atasnya.Terdapat 8 pintu kaca dengan pinggiran kayu berdaun ganda model kupu tarung Pada bagian dalam paviliun C dari kamar nomor 1- 7 terdapat 7 pintu kayu berdaun ganda model kupu tarung dengan kaca pada bagian atasnya.
Deskripsi Atap : Atap bangunan paviliun C masih asli. Pada bagian kayu penyangga/rang dan genteng juga masih asli.Atap bangunan memiliki model limasan dengan genting kripik yang terbuat dari tanah liat. Pada bagian atap terdapat panel surya.
Deskripsi Lantai : Lantai pada bagian dalam bangunan masih asli. Lantai bagunan berupa tegel polos berwarna abu kehitaman dengan ukuran tiap tegel 20 cm x 20 cm.Pada lantai teras bangunan paviliun C yang berorientasi selatan juga masih asli dengan motif batu. Sedangkan lantai teras, lorong dan bangunan paviliun C yang berorientasi utara menggunakan tegel polos persegi berwarna abu kehitaman.Pada toilet bangunan menggunakan keramik modern motif geometris berwarna biru.Pada bagian dapur menggunakan keramik berwarna putih 
Deskripsi Kolom/Tiang : Kolom/Tiang paviliun C masih asli.Terdapat 16 tiang dengan tinggi 2 meter.Tiang terbuat dari kayu dan mengalami pengecatan ulang berwarna abu-abu.Kondisi tiang masih terawat dan layak digunakanPada tiang no 2,5, dan 8 (terhitung dari pintu masuk lorong menuju paviliun C) merupakan dua buah tiang yang digabung menjadi satu.
Deskripsi Ventilasi : Ventilasi bangunan paviliun C masih asliVentilasi pada bangunan paviliun c menyatu dengan pintu bangunan. Namun, beberapa ada juga yang tidakPada bangunan orientasi selatan Sisi barat 1 ventilasi Sisi selatan 19 ventilasi Pada orientasi utaraTerdapat ventilasi dengan 3 model berbeda Pertama, ventilasi berbentuk persegi panjang dengan bagian tengah berupa kaca. Ukuran lebar 80 cm dan tinggi 38 cm.  Kedua, ventilasi berbentuk persegi panjang dengan bagian tengah berupa kayu dengan ukuran tinggi 52 cm dan lebar 85 cm.  Ketiga, ukuran sekitar tinggi 50-60 cm dan lebar 85 cm Terdapat 3 ventilasi atas kamar mandi 1 diatas pintu dapur.
Deskripsi Plafon : Plafon bangunan paviliun berbentuk segi empat, berwarna putih dengan pinggiran hitam.Terdapat satu plafon yang berlubang di area dapur.
Arsitek : Raden Sindoe Oetomo
Desain : Bangunan paviliun C memiliki perpaduan khas kolonial
Interior : Sebagian ruangan pada bangunan paviliun C telah terisi peralatan penunjang untuk kegiatan Taman Lansia Ceria.
Tokoh : Cornel Simanjuntak dan Jenderal Soedirman 
Peristiwa Sejarah : dari kompleks sanatorium Pakem. Keberadaan kompleks tersebut berkaitan dengan sejarah pemberantasan penyakit tuberculosis di masa lalu, dimana pada saat itu obat dan vaksin untuk menyembuhkan penyakit pernapasan yang menular tersebut belum ditemukan. Oleh karena itu, supaya penularan tidak meluas, maka penderita tuberculosis dikarantina di rumah sakit khusus yang disebut sanatorium. Kehadiran sanatorium di Hindia Belanda baru muncul pada tahun 1900an karena adanya pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Pembangunan kompleks Sanatorium Pakem dilatari oleh melonjaknya pasien tuberculosis yang ditampung di rumah sakit zending di Solo, Klaten, Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Wonosobo, Purbalingga, dan Purwokerto. Para pasien tuberculosis umumnya dirujuk ke rumah sakit di Wonosobo, namun rumah sakit tersebut tidak mampu lagi menampung pasien tuberculosis. Oleh karena itu, salah satu rumah sakit zending di Yogyakarta, Petronella Hospitaal (kini RS Bethesda), memutuskan untuk membuka rumah sakit khusus penderita tuberculosis di Pakem yang berada 19 kilometer ke utara dari kota Yogyakarta. Lokasi tersebut dipilih karena tempatnya jauh dari pusat keramaian sehingga mengurangi resiko penularan penyakit. Di samping itu, keadaan udara di sini dinilai dapat membantu pemulihan pasien. Sejak bulan Oktober tahun 1935, pembangunan sanatorium Pakem mulai dipersiapkan supaya sanatorium siap dipakai pada bulan Mei tahun 1936. Kantor arsitektur Sindoetomo ditunjuk untuk merancang bangunan kompleks sanatorium. Proses pembangunan sanatorium sudah termasuk dengan pemasangan listrik dan pipa air.Sanatorium Pakem diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23 Juni 1936. Peresmian dihadiri oleh residen Yogyakarta, J. Bijleveld, dan direktur Petronella Hospitaal, Dr. K.P Groot. Untuk menghidupi sanatorium ini, S.C.V.T (Stichting Centrale Vereeniging tot bestrijding der Tuberculose/Asosiasi Pusat untuk Pemberantasan Tuberculosis) memberi bantuan keuangan sebesar 1.200 gulden per tahun. Sementara dari pihak Kesultanan Yogyakarta memberi bantuan sebanyak 1.500 gulden per tahun. Sanatorium Pakem dibangun dalam beberapa tahap karena pada saat itu manajemen rumah sakit sedang mengalami kesulitan ekonomi akibat terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1930an. Salah satu bangunan yang dibangun pada tahap pertama adalah  bangunan administrasi. Bangunan ini dahulu digunakan untuk keperluan administrasi dan pemeriksaan pasien.Penemuan antibiotik dan vaksin ini menyebabkan banyak sanatorium yang ditutup atau diubah menjadi rumah sakit umum sejak dasawarsa 1950an, termasuk di antaranya adalah sanatorium Pakem. Kendati setelah kemerdekaan sempat menjadi rumah sakit paru-paru, namun sanatorium Pakem akhirnya ditutup pada tahun 1967. Pada 15 Desember 1967, kompleks Sanatorium Pakem secara resmi dialihfungsikan menjadi tempat perawatan, pelatihan, dan pendidikan untuk tuna grahita yang dikelola oleh Yayasan Kristen Panti Asih Pakem. Bangunan administrasi lalu dialihfungsikan sebagai kantor Yayasan yang menempati lantai satu dan asrama yang menempati lantai dua.Cornel Simanjuntak merupakan seorang tokoh yang menciptakan lagu Maju Tak Gentar. Semasa hidupnya beliau pernah dirawat di Panti Asih/Taman Lansia Ceria yang pada saat itu merupakan rumah sakit paru bernama Sanatorium PakemSetelah perjanjian Roem-Royen, Jenderal Soedirman dipanggil ke Jogja oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Pada saat itu, beliau dalam keadaan sakit. Jenderal Soedirman kemudian sempat beristirahat di Sanatorium Pakem sebelum berpindah ke Magelang dikarenakan tidak cocok dengan udara di wilayah Pakem. 
Konteks : Pada tahun 1936 Sanatorium Pakem diresmikan sebagai tempat untuk merawat pasien TBC.Pada 1967 dialihfungsikan sebagai tempat untuk merawat, melatih, dan mendidik tunagrahita dibawah Yayasan kristen Panti Asih Pakem.Tahun 2022 digunakan sebagai tempat untuk merawat lansia Taman Lansia Ceria dengan program care dan living
Riwayat Pelestarian : Untuk rehabilitasi secara keseluruhan belum pernah dilakukan 
Riwayat Pemanfaatan : Pada tahun 1936 Sanatorium Pakem diresmikan sebagai tempat untuk merawat pasien TBCPada 1967 dialihfungsikan sebagai tempat untuk merawat, melatih, dan mendidik tuna grahita dibawah Yayasan kristen Panti Asih PakemTahun 2022 digunakan sebagai tempat untuk merawat lansia Taman Lansia Ceria dengan program care dan living 
Riwayat Penelitian : M.Dante Aleigheiri A. Strategi Pelestarian Kompleks Bangunan Eks Sanatorium Pakem Sleman D.I. Yogyakarta. 2023. Skripsi. UGM
Riwayat Rehabilitasi : Untuk rehabilitasi secara keseluruhan belum pernah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan berupa pembersihan bangunan, pengecatan pada dinding, pintu, jendela, ventilasi dan tiang. Kemudian juga dilakukan coating pada jendela, ventilasi, dan pintu yang terbuat dari kayu
Pemilik
Nama Pemilik Terakhir : YAKKUM (Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum)
Alamat Pemilik : Jalan Adi Sumarmo 51 Tohudan, Colomadu, Karanganyar, Solo
Nomer Kontak : 0271-784600
Pengelolaan
Nama Pengelola : YAKKUM (Yayasan Kristen untuk Kesejahteraan Umum)
Alamat Pengelola : Jalan Adi Sumarmo 51 Tohudan, Colomadu, Karanganyar, Solo
Nomer Kontak : 0271-784600
Persepsi Masyarakat : Masyarakat telah mempunyai kesadaran bahwa bangunan adalah warisan budaya, maka dari itu masyarakat ingin bangunan dipertahankan keasliannya dan dikelola secara positif untuk kepentingan umum. Bangunan kokoh, areanya hijau dan luas, kontruksi dan bahan bangunannya sangat bagus. Arsitekturnya unik sehingga harus  
Catatan Khusus : Bangunan paviliun C direncanakan untuk tempat merawat pasien Taman Lansia Ceria dengan contoh program Ceria Care Living dan Ceria Lansia Living. Program Ceria Care Living merupakan program layanan kesehatan Taman Lansia Ceria yang berfokus pada lansia yang membutuhkan perawatan dan pengawasan 24 jam. Sedangkan, program Ceria Lansia Living merupakan program layanan kesehatan Taman Lansia Ceria yang berfokus pada pada lansia yang masih bisa beraktivitas.